windu pamungkas adalah seorang pria yang menanggung kutukan akibat kesalahan leluhur nya.
dalam perjalan nya, dia akan menghadapi beberapa tokoh hebat di dunia persilatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopugho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal perang
Dirga dan lima puluh ribu pasukan nya yang terdiri dari anggota beberapa perguruan aliran hitam, bergerak menuju arah tebing tinggi, sepengetahuan dirga taka ada yang patut di curigai sepanjang perjalanan menuju kota raja susukan. Setahu nya hanya di depan pintu gerbang kota raja nanti nya akan terjadi pertempuran yang besar.
Sementara itu, rombongan kerajaan jayangkara di bawah pimpinan mahapatih tapak neraka beserta senopati – senopati nya, berjalan menyusul dirga dengan pelan – pelan. Prabu destra arya berharap dengan ilmu kanuragan yang jauh lebih mumpuni yang dimiliki oleh anggota perguruan aliran hitam dapat membuat kurang nya korban dari pihak prajurit.
Sementara itu di salah satu puncak tebing tinggi yang panjangnya sekitar lima ratus meter, berdiri seorang pria dengan pakaian serba hitam serta memakai penutup kepala hitam yang menutupi seluruh wajah nya, Cuma meninggalkan bagian mata yang tidak tertutup.
Rupa nya di bagian belakang pria ini sudah bersembunyi ribuan orang yang memakai pakaian yang sama, tiarap dan tidak bergerak.
Yah, mereka adalah pasukan kerajaan jaya padi yang di perintahkan oleh ki ageng untuk menghambat laju musuh serta setelah itu langsung berangkat menyusul mahapatih gundareksa untuk mendapatkan pelatihan penuh.
“hmmm... mereka sudah bergerak, mereka sangat cerdas, menggunakan anggota aliran hitam untuk menghancurkan seluruh jebakan dengan ilmu kanuragan nya, tapi, kali ini mereka akan terkejut melihat senjata ciptaan mpu pancareksa,” gumam seorang pria yang ternyata pemimpin rombongan tersebut.
Sementara itu, di seberang pria tersebut melihat tanda dari anggota di seberang dengan menggunakan pantulan cahaya matahari.
“dogol, apakah rencana yang sudah di buat maha patih gunda reksa tadi sudah di pahami oleh senopati dudung di seberang ?” tanya pria tersebut, yang ternyata dia belum mengetahui bahwa mahapatih yang ditemui nya pagi tadi adalah ki ageng yang sedang menyamar.
“ sudah senopati darma, senopati dudung sudah memahami pesan tersebut, Cuma agak aneh senopati, kenapa kelihatan nya yang mulia prabu seperti enggan berperang dan kita di suruh menuju ke sebuah lembah setelah menyerang mereka dengan masing – masing prajurit menggunakan dua puluh buah anak panah. Kita tahu, jumlah di depan saja pasukan jayangkara sebanyak lima puluh ribu prajurit” ujar dogol yang merasa bingung dengan situasi sekarang.
“bukan kamu saja yang bingung dogol, kita memiliki 10 senopati dan seratus ribu pasukan, tapi yang saya lihat selain kita di kota raja Cuma tinggal tiga puluh ribu pasukan lagi, saya bingung kemana perginya teman – teman kita yang lain nya “ tutur senopati darma.
“mungkin sang prabu sudah memiliki rencana tersendiri senopati”
“Mungkin juga dogol, kuharap memang demikian ada nya” keluh darma.
“sudah lah, kamu pimpin pasukan yang ada di awal kedatangan pasukan musuh, biar langlang jagat mengurus yang paling ujung, dan tunggu mereka sampai di tengah sesuai dengan rencana dalam pesan yang kita terima tadi pagi” lanjut senopati darma.
“sendiko senopati” hormat dogol dan langsung berangkat menuju posisi nya.
Sementara itu rombongan dirga bergerak dengan pelan dan hampir seluruh pasukan aliran hitam tersebut masuk dalam wilayah tebing tinggi tersebut.
Pada saat itu terlihat dua kali pantulan cahaya dari seberang oleh senopati dudung, maka baik senopati dudung dan senopati darma segera mengangkat tangan dengan tangan terkepal. Setelah dirasa seluruh pasukan musuh masuk kedalam wilayah jangkauan anak panah, secara serentak senopati dudung dan darma melepaskan kepalan tangannya, perintah tersebut membuat semua pasukan pemanah langsung melepaskan anak panah ke arah rombongan dirga.
Tanpa diketahui oleh pihak jayangkara, bahwa mpu pancareksa selama ini sedang menekuni membuat senjata berupa anak panah yang tak Cuma bisa membakar tapi juga mempunyai daya ledak. Hal itu terlihat dari ribuan luncuran anak panak secara brutal tersebut. Terjadi ledakan besar – besaran di dalam lembah yang di batasi tebing – tebing setinggi dua puluh meter tersebut.
Dirga yang secara ilmu kanuragan di atas dari kepandaian yang dimiliki oleh singgih atau mahapatih tapak nerak juga tidak bisa berbuat apa – apa, dia segera berlindung di bawah tumpukan mayat pasukan nya.
Tak perlu lama bagi pasukan jayangkara untuk menghabiskan jatah masing – masing dua puluh anak panah. Hasilnya, tak satupun pendekar dari aliran hitam yang bersama dirga bisa berdiri hidup, semua nya tewas, bahkan ada yang tewas dengan tubuh yang hancur.
Suasana hening sebentar, senopati darma dan senopati dudung terdiam dan menganga melihat hasil dari senjata yang di persiapkan oleh mpu pancareksa ini. Mereka tak menyangka hasil nya seperti ini, lima puluh ribu pasukan dengan ilmu kanuragan yang tinggi bisa hancur dalam waktu sekejap mata. Setelah tersadar dari keheranan nya senopati darma memberi isyarat kepada senopati dudung untuk segera pergi menyusul mahapatih ke sebuah lembah.
Tak lama dari pergi nya rombongan pasukan jaya dipa, rombongan pasukan kerajaan jayangkara yang di pimpin oleh mahapatih tapak neraka tiba di lokasi tempat terbantai nya pasukan aliran hitam tersebut, hal ini membuat mahapatih tapak neraka terdiam membisu cukup lama...
“kenapa berhenti singgih” ujar destra arya yang bingung kenapa pasukan nya berhenti mendadak.
“eng eng eng “ singgih kelihatan bingung untuk menjawab apa.
“jawab mahapatih “ bentak destra arya gusar.
“mohon ampun yang mulia, di depan kita, seluruh pasukan aliran hitam tewas mengenaskan, saya tidak tau mereka dibantai dengan apa, yang pasti selurh tubuh mereka tercerai berai” jawab singgih hormat.
“apaaa...” destra arya sangat kaget mendengar berita dari singgih tersebut.
“benar yang mulia, saya rasa tidak mungkin ki ageng mampu melakukan ini, mungkin dia bisa seimbang dengan dirga, tapi dengan ada naya lima puluh ribu anggota yang lain mustahil ilmu kanuragan ki ageng setinggi itu” lanjut singgih.
“periksa keadaan di depan singgih” titah destra arya.
“baik yang mulia” jawab singgih.
“prajurit, periksa apakah masih ada yang hidup dan cari tau penyebab kematian mereka “ perintah singgih kepada salah satu prajurit nya.
Setelah beberapa lama prajurit tadi memeriksa keadaan di tempat tersebut, dia datang kembali bersama empat orang teman nya dengan menggotong satu sosok tubuh yang berlumuran darah.
“siapa dia prajurit” tanya prabu destra arya.
“ampun gusti, kami menemukan tetua dirga sekarat dantara tumpukan mayat di sana gusti” jawab prajurit tersebut.
“juga kami menemukan patahan anak panah, seperti nya anak panah ini bisa meledak, tidak tau anak panah jenis apa tapi yang pasti nya, seluruh anggota aliran hitam tewas karena ledakan besar yang kita dengar td gusti” prajurit tadi melanjut kan ucapan nya.
“hmmm.... senjata apa yang mereka gunakan singgih ?” tanya destra arya.