Hai..
Namaku Ziqiesa. kalian bisa memanggilku dengan sebutan,Zi. Aku seorang gadis cantik yang masih erat kasih sayang dari Ayah dan Ibuku. suatu hari aku tersesat ke dunia yang tidak aku ketahui. dan kasih-sayang itu masih sama adanya, tapi seakan terputus karena jarak kami yang tidak dapat di ketahui.
Aku,ingin mengajak kalian untuk ikut menemani perjalanan ini, sampai kembali pada pangkuan Ayah,dan Ibuku. bagaimana? kalian mau kan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Karlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Lambaian Terakhir
Saat semua energi dan kekuatan sudah masuk ke dalam botol kaca, botol itu kembali menutup. sinar cahaya yang mengelilingi Zi juga perlahan menghilang dan masuk ke dalam dua liontin kristal yang tergantung dengan tenang.
"Akhirnya. Charos, kita berhasil. Eh.. tunggu! Bibi Nil,dan Bibi Lin?" Zi, menyapu seluruh Mysthaven dengan pandangannya. Namun tidak menemukan apapun di sana selain tubuh besar dan panjang milik Charos,dan kegelapan yang berangsur menghilang,di gantikan oleh terangnya dari sinar matahari.
"Charos? Kemana mereka pergi,aku bahkan belum sempat memeluk tubuh mereka untuk yang terakhir kalinya." Zi, terduduk lemas, wajahnya memerah karena menangis tersedu-sedu.
Eh... Charos kelimpungan. Mengecilkan tubuhnya dan menghampiri Zi yang bersimpuh,dengan air mata mengalir deras.
"Kami disini,nak." Suara lembut dan menenangkan muncul dari balik punggung Zi. Lantas saja Zi menoleh dan mendapati Fraynilin berdiri menjulang di belakangnya.
"Bibi..?" Lirih Zi menghentikan tangisannya. "Iya, sayang. Kami disini,"sahut Fraynilin melangkah ringan mendekati Zi kemudian mengelus lembut pipinya. "Ayo, berdiri sayang.." Ajak Fraynilin membantu memegang kedua tangan Zi dan membawanya berdiri.
"Bibi.. Maafkan aku karena tidak bisa membantu Bibi Nil saat di lilit oleh sulur,Algeria." Zi, memeluk erat tubuh Fraynilin dan membenamkan wajahnya di dadanya. Fraynilin membalas pelukan Zi dengan hangat. Mengusap surai panjangnya yang berantakan. "Kita kembali yuk? Sekarang kita ke Istana,bukan ke Menara ." Zi, menganggukkan kepalanya,masih dalam pelukan hangat Fraynilin.
Fraynilin, tersenyum manis menatap Charos yang berdiri di pundak Zi, sebagai burung merpati putih. "Charos. Terima kasih sudah menjaganya dengan baik?" Ucap Fraynilin mengelus lembut sayap,Charos. "Sudah tigas saya yang mulia Ratu, perintah Anda adalah tanggung jawab bagi Saya." Jawab Charos menganggukkan kepalanya.
"Bibi Nil, dimana Bibi Lin?" Zi menyela di tengah-tengah obrolan Fraynilin dan Charos. Tanpa mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah Fraynilin. Fraynilin, kembali mengusap lembut pucuk kepala Zi. "Bibi Lin,dan para penyihir lainnya sedang menunggu kedatangan kita di Istana, sayang." Tuturnya menjawab dengan begitu lemah lembut, seperti seorang Ibu terhadap putri kecilnya.
"Kalau begitu tunggu apalagi Bibi Nil. Mari kita ke Istana." Zi, melepaskan pelukannya dari Fraynilin, menatap wajah cantik bak Dewi perempuan itu, kemudian tersenyum sangat manis. "Mari.." Jawab Fraynilin dan segera melangkah menuju perbatasan.
Setelah masuk ke perbatasan,dan berada di wilayah Galespire. Mereka menghilang dan mendarat di depan gerbang istana yang sangat megah. Wah.. Zi terpana melihatnya, mengedarkan pandangannya ke arah bangunan yang begitu besar dan berkilauan sepanjang mata memandang.
"Ayo sayang..!" Fraynilin, menggenggam erat tangan mungil Zi dan melangkah masuk ke dalam Istana. Pintu gerbang masuk terbuka lebar mereka di sambut oleh para penyihir yang berbaris rapi di sepanjang perjalanan menuju bangunan luasnya tidak bisa di perhitungkan. Para penyihir mengalunkan suara nyanyian merdu yang Zi sendiri tidak mengerti bahasanya. Mereka juga berteriak terima kasih kepada Zi karena berhasil mengantarkan kembali kedamaian abadi.
Di ujung sana di tangga bangunan Istana megah itu, Efaylin, dan penyihir Agung,dan deretan penyihir utama lainnya berdiri dengan senyuman merekah menanti kehadiran Zi dan Fraynilin, termasuk Charos yang kini bertengger pada bahu Zi.
Fraynilin melepaskan genggamannya pada tangan Zi, setelah sampai di depan para penyihir utama. Mendorong pelan bahu Zi agar menghampiri mereka semua. Zi, yang mengerti langsung berlari dan menerobos masuk ke dalam pelukan Efaylin. Mereka saling menggoyang tubuh ke samping karena merasa begitu rindu.
"Kamu, berhasil nak. Apa yang kamu inginkan dari Bibi Lin?" tanya Efaylin di sela-sela pelukannya dengan Zi. "Aku hanya ingin air suci, Bibi Lin. Aku sangat membutuhkannya untuk seseorang yang tidak berada di dunia penyihir,tapi di istana kerajaan Aestherlyn yang jauh... di sana." Ucap Zi menggerakkan tangannya, saat mengatakan jauh di sana!
Efaylin tertawa kecil melihat tingkah Zi, begitu juga dengan Fraynilin yang berdiri beberapa meter dari tempat mereka. "Ayo,nak. kita masuk ke dalam untuk kamu mengambilnya secara langsung!" Ajak Efaylin kepada Ziqiesa.
Zi, tentunya bersemangat,tapi sebelum masuk Zi memeluk semua penyihir utama yang sudah berdiri menunggu kedatangannya sedari beberapa waktu lalu. Tidak melihat jenisnya laki-laki ataupun perempuan, Zi merangsak masuk ke dalam pelukan mereka satu-persatu.
Para penyihir utama tentunya juga sangat senang karena Zi mau memeluk tubuh mereka tanpa pandang bulu. Ucapan-ucapan terima kasih memenuhi hari Zi selama berada di luar Istana. Zi,juga melambaikan tangannya ke arah para penyihir yang kini berbaris seperti kelompok PBB. Sebelum benar-benar masuk ke dalam ruangan dan tubuhnya menghilang dari pandangan mereka sepenuhnya.
Fraynilin,berjalan lebih dulu, kemudian di susul oleh Zi, yang di gandeng oleh Efaylin,dan Charos yang masih setia bertengger tanpa membuang kotoran di bahu Zi.
Mereka berjalan dengan penuh senyuman. Seakan senyuman itu tidak mau luntur dari bibir mereka. Berjalan ratusan langkah, akhirnya mereka sampai di tengah-tengah ruangan yang memiliki kolaman, dengan ukuran tidak terlalu besar ataupun kekecilan, yang dimana Air Suci itu keluar dari dalam permukaan seperti air mancur,dan mata air di sumur.
"Silahkan di minum terlebih dahulu,nak. Setelah itu kamu Bebas mau mengambil sebanyak apapun yang kamu inginkan." Fraynilin, memberikan segelas air suci pada Zi yang berdiri di dekat dinding pembatas air itu.
"Terima kasih, Bibi Nil." Zi, langsung meneguk air itu hingga menyisakan sedikit untuk Charos. "Charos? Minumlah! Kau pasti haus setelah bertarung melawan Nenek sihir jelek itu." Tutur Zi berkata dengan candaan.
"Terima kasih, yang mulia Putri. Saya memang haus." Jawabnya dengan mematuk-matuk kecil gelas kaca.
Fraynilin dan Efaylin yang melihat tingkah keduanya,saling melempar pandangan dengan senyuman manis. Merasa sangat terhibur oleh kedua mahluk berbeda jenis itu.
Zi,mengambil beberapa botol air suci. Kemudian mengisi perutnya yang memang sudah terasa sangat lapar. Meja makan tidak jauh dari kolaman yang menjadi wadah penampungan air suci, jadi Zi,bisa makan sambil menikmati pemandangan air mancur.
Selesai makan, Zi, kembali melihat gelangnya. "Sudah hampir memerah sepenuhnya. Aku tidak bisa berlama-lama lagi,aku harus kembali sekarang!" Zi,pandangi dua wanita cantik dengan balutan gaun indah berwarna putih dan Pink muda itu.
"Bibi Nil, Bibi Lin. Sebelumnya aku mengucapkan terima kasih banyak atas semua bantuan yang kalian berikan kepadaku. Mengingat bagaimana kondisi di Istana kerajaan Aestherlyn saat ini. Aku mungkin tidak bisa berlama-lama disini,dan harus kembali sekarang." Tutur Zi menjelaskan dengan wajah tenang. Meskipun ia masih ingin berlama-lama di Galespire,tapi ada tanggung jawab lain yang harus di selesaikan segera.
Tidak ada penolakan dari Fraynilin dan Efaylin, mereka mengangguk singkat, kemudian tersenyum dengan sangat manis. "Sama-sama sayang. Kami juga mengucapkan terima kasih atas perjuanganmu yang tidak bisa kami balas dengan apapun selain dari pelukan dan kasih sayang." Sahut Fraynilin, yang kini berdiri dari duduknya dan menghampiri Zi yang juga duduk di kursi di depannya.
"Bibi Lin,juga sangat berterima kasih kepadamu,nak. Dengan tekad kuatmu tanpa peduli sebesar apapun rasa sakit yang telah kamu lewati,kamu tetap tersenyum manis untuk menemui kami. Bibi Lin sangat bangga padamu,sayang." Efaylin berseru dengan air mata berkaca-kaca.
Mereka bertiga berpelukan dengan erat. Saling menguatkan satu sama lainnya. Merasakan kehilangan yang besar dari hati ke-tiganya. Mereka melepaskan pelukan,dan mengantarkan Zi dan Charos,ke sebuah ruangan yang bernuansa putih, itu adalah jalan pintas untuk mereka bisa kembali ke Istana kerajaan Aestherlyn.
Zi, melambaikan tangannya pada Fraynilin dan Efaylin, begitu pula dengan sebaliknya. Mereka saling melambaikan tangan dengan air mata berurai.