NovelToon NovelToon
Hadiah Jodoh

Hadiah Jodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Slice of Life
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: PERMATABERLIAN

Bagaimana jadinya saat tiba - tiba ibumu menanyakan saat ini berapa umurmu dan menawari hadiah ulang tahunmu yang ke 21 dengan hadiah jodoh?.

"Nis, Nisa sekarang umurmu berapa?." Tanya Dewi tiba-tiba saat masuk kamar putrinya. Nisa yang ditanya sang ibu pun langsung menjawab tanpa menaruh kecurigaan sedikitpun karena memang sang ibu terkadang sangat random. " Dua puluh tahun sebelas bulan ".

" Berarti sudah boleh menikah, hadiah ulang tahunnya jodoh mau? "Jawab sang ibu yang membuat Nisa kaget dan langsung tertawa.
Nisa yang sudah hafal betul tentang kerandoman ibunya pun berniat meladeni pembicaraan ini yang dia kira adalah candaan seperti yang sudah sudah.

" Boleh... Asal syarat dan ketentuan berlaku, yang pertama seiman, yang kedu-".Belum selesai Nisa bicara dia mendengar ibunya sudah tertawa lepas yang membuat Nisa juga ikut tertawa dan langsung pergi dari kamar putrinya.

Tanpa Nisa ketahui bahwa yang ia anggap candaan itu adalah sesuatu yang serius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PERMATABERLIAN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29.

Yuda merasa dirinya seperti baru saja memejamkan matanya sebelum akhirnya terbangun karena mendengar sesuatu yang mengganggu tidurnya dipagi buta ini.

Yuda melihat Ami sudah tidak berada di sampingnya lagi dan dari arah kamar mandi Yuda dapat mendengar jika Ami seperti sedang muntah.

Benar saja, saat Yuda telah sampai didalam kamar mandi ia mendapati Ami masih berusaha memuntahkan isi perutnya. Dengan sendirinya tangan Yuda terulur memijat tengkuk Ami untuk membantunya, dan walaupun Ami telah memuntahkan semua isi perutnya ia tetap tidak beranjak dari tempatnya karena tubuhnya sangat lemas.

"Sudah?" tanya Yuda yang hanya dijawab anggukkan oleh Ami.

Seakan tahu jika Ami sudah tidak mempunyai tenaga untuk sekedar kembali lagi ke kamar tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu dari Ami ia meraih begitu saja tubuh Ami ke dalam gendongannya untuk dibawanya kembali ke kamar dan dibaringkannya tubuh itu di ranjang lagi.

Tidak ada penolakan dari Ami karena rasa mual dan muntah yang ia rasakan saat ini lebih menyiksanya.

Selesai membaringkan Ami di ranjang dan menyelimutinya Yuda lalu meninggalkannya untuk keluar kamar.

Ami tidak begitu peduli saat Yuda meninggalkannya sendirian dikamar karena yang saat ini ia tubuhnya sepertinya hanyalah tidur.

Tanpa Ami ketahui bahwa Yuda keluar kamar itu dengan tujuan untuk membuatkannya teh hangat, jangan tanya bagaimana perasaannya Yuda saat melihat Ami tersiksa dengan kehamilannya karena jawabannya sudah pasti ia merasa semakin bersalah.

Yuda kembali lagi masuk kedalam kamar Ami dengan membawa segelas teh hangat yang asapnya masih lumayan mengebul dan memberikannya kepada Ami yang saat itu masih menghirup minyak angin untuk meredakan mual yang ia rasakan.

Perlahan-lahan Ami meminum teh buatan Yuda itu dan entah memang teh itu yang manjur atau bagaimana tetapi yang pasti rasa mual yang ia rasakan lama-lama mulai mereda.

"Sekuat itu ya ikatan kalian." batin Ami dalam hati yang berbicara kepada anak yang berada didalam kandungannya.

"Mendingan?"

"iya."

Setelah pembicaraan singkat itu hening membelenggu keduanya.

"Kamu mau pindah hari ini atau masih mau disini beberapa hari lagi?"

"Hari ini saja." jawab Ami cepat yang merasa seperti tidak mempunyai muka lagi jika harus berhadapan dengan orangtuanya sendiri apalagi ia tidak mau orang tuanya menjadi malu andai tetangganya sampai tahu ia telah hamil duluan sebelum menikah.

"Kalo begitu kita hari ini akan pindah ke apartemen saya, tidak apa-apakan?"

"Tidak apa-apa, itu sudah lebih dari cukup untuk saya."

"Boleh saya meminta sesuatu?"sambung Ami lagi setelah ia lama berpikir akan apa yang akan ia katakan.

"Apa?"

"Tolong pernikahan siri ini jangan sampai diketahui orang lain bahkan kalo bisa Nisa jangan sampai tahu. "

"Kenapa orang lain dan Nisa tidak boleh tahu?"

"Bapak masih bertanya kenapa? sudah pasti karena Bapak itu statusnya sudah memiliki istri dan jika sampai orang lain tahu kita menikah mereka pasti akan menghakimi saya Pak!"

Mendengar pertanyaan Yuda yang menurutnya sudah pasti tahu jawabannya itu membuat Ami sedikit sebal mendengarnya.

Dapat Yuda simpulkan bahwa Ami tidak mau pernikahan antara ia dan dirinya diketahui orang lain terutama oleh Nisa yang notabene adalah sahabatnya sendiri disebabkan karena Ami merasa malu dengan kondisinya saat ini apalagi pernikahan mereka hanyalah pernikahan siri.

Setelah menyanggupi permintaan Ami tanpa bertanya lagi, pagi itu Yuda membantu Ami menyiapkan barang yang akan dibawanya untuk pindah dan disinilah Ami sekarang berada di sebuah apartemen milik Yuda yang mulai saat ini akan ia tempati.

Disana terdapat dua kamar tidur dengan semua fasilitas yang sudah sangat lengkap, bahkan sampai kebutuhan memasak pun Ami merasa lebih dari cukup untuk kebutuhan selama sebulan andai hanya untuk dua orang.

Setelah mengantarkannya sampai apartemen dan memberitahu kode aksesnya Yuda meninggalkannya sendirian karena ada keperluan kantor.

Ami merasa senang saja ditinggal sendirian karena ia sendiri masih merasa kurang nyaman akan kehadiran Yuda disekitarnya.

Berjalan memasuki apartemen itu Ami melihat dua pintu kamar yang bersisian, ia membuka salah satu kamar itu dan melihat didalamnya ada barang-barang Yuda disana. Ami berpikir mungkin Yuda sering menginap di apartemen ini jika sedang malas pulang ke rumahnya sebab jarak apartemen ini dengan kantornya lebih dekat.

Mengetahui jika kamar yang baru saja ia buka adalah kamar Yuda, Ami berinisiatif untuk menempati kamar disebelahnya yang memang masih kosong.

Ia berpikir bahwa pernikahan ini atas dasar tanggungjawab semata jadi menurutnya hubungannya dengan Yuda tidak akan seperti suami-istri pada umumnya jadi ia memilih untuk sadar diri saja.

Karena tadi mereka bangun pagi buta dan pindahannya pun tidak membawa banyak barang, pagi itu Ami masih sempat datang kekantor tepat waktu.

Ya Ami tetap berangkat bekerja walaupun statusnya kini adalah istri Yuda. Ami berpikir ia tetap memiliki kewajiban untuk datang ke kantor karena ia masih terikat oleh kontrak kerja yang ia tanda tangani.

Lagi pula tidak ada pembicaraan antara dirinya dan Yuda terkait hubungan kerja mereka dikantor sehingga Ami bertekad ia akan tetap bekerja selama ia bisa, hitung-hitung sampai masa kontraknya yang tinggal tiga bulan itu selesai.

*

*

Yuda yang baru saja selesai dengan rapat dadakannya pagi itu sedang berjalan menuju ruangannya sebelum akhirnya ia tiba-tiba menghentikan langkahnya saat melihat Ami sudah duduk manis dan sedang sibuk bekerja di mejanya.

Melihat hal itu Yuda menengok kearah Dio yang berada disebelahnya untuk meminta penjelasan.

"Mungkin ibu bos muda tetap ingin bekerja bos, memang Anda bilang kepada ibu bos muda bahwa ia tidak boleh bekerja lagi?"

"Iya juga." dalam hati Yuda membenarkan ucapan asistennya itu yang memang salahnya yang tidak membicarakan hal ini kepada Ami sebelumnya.

Tanpa menjawab pertanyaan Dio, Yuda melanjutkan langkahnya masuk kedalam ruangannya dan melewati begitu saja meja Ami.

Melihat sang atasan masuk ke ruangannya dan bersikap seperti biasanya Ami berpikir bahwa memang hubungan mereka tidak akan pernah berubah walaupun mereka adalah suami istri.

Jujur saja melihat sikap Yuda yang tetap biasa saja kepadanya walaupun ia adalah suaminya hati Ami tetap merasakan perih, karena meskipun ia memiliki seorang suami nyatanya dirinya hanya bagaikan sebuah bayangan semata karena semua orang tahu bahwa Yuda sendiri sudah dimiliki oleh seorang perempuan bernama Rita yang bahkan Ami sendiri tidak berani mengakui jika Yuda adalah miliknya juga.

"Ayo Ami sadar diri kita tidak tahu akan seperti apa kedepannya, jadi jangan terlalu berharap dan terlalu mengandalkan orang lain karena manusia itu dapat berubah kapan saja." batin Ami yang memberi tamparan kepada dirinya sendiri supaya dirinya menjadi wanita yang kuat dan mandiri.

Hai readers mumpung hari senin jangan lupa vote nya ya...

Like dan komen juga jangan lupa jika kalian suka tulisan author ini.

1
Greenindya
iya bnr setelah menikah malah pusing mikirin bayar utang bukan mikirin masa depan rumah tangga apalagi setelah nikah langsung dikasih momongan makin aja pusing mikirin hutang mikirin biaya anak
Greenindya
setuju banget ini
ZUNAYIRA
lumayan seru lanjut baca
ZUNAYIRA
aku suka
ZUNAYIRA
aku suka nopel inih bagus
EelisazasileE
cocok untuk yang suka konflik-konflik ringan
Berlian
cerita dengan konflik-konflik ringan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!