Sejak berusia enam tahun, Zakia Angelina Axeline tidak pernah merasakan bahagia Sejak sang ibu pergi untuk selamanya. Tak pernah di anggap ada oleh ayah dan ketiga kakak laki-lakinya. Di tuduh sebagai pembunuh dan pembawa sial.
Selain itu, Karena sebuah kesalahpahaman. Zakia harus menikah dengan Maxime Roberto, Pria yang ia kira sebagai pelindung justru menjadi penambah luka.
Namun siapa sangka, Tekatnya untuk pergi mempertemukan Zakia dengan Akbar RafasyaMaulana, Cucu seorang kyai besar.
Perbedaan agama sempat menjadi penghalang. Lalu? Akankah Zakia bisa hidup bahagia bersama Gus Rafa? Atau justru sebaliknya??
"Aku mencintaimu sejak pada pandangan pertama, Sejak delapan tahun yang lalu. Aku ingin kamu menjadi milikku. Maka dari itu, Bolehkah aku egois? Izinkan aku merebutmu dari Tuhanmu, Zakia..."Akbar Rafasya Maulana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Pernah Di Anggap
"Byuuurr!!...
Zakia gelagapan begitu merasakan air tiba-tiba mengguyur wajahnya. Zakia yang semula tidur dengan pulas itu langsung terbangun begitu saja.
Zakia mengusap wajahnya, Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Max yang sekarang menatapnya tajam. Tatapan yang selalu ia lihat hampir empat tahun ini.
"Ini sudah jam berapa? Enak sekali kau tidurnya hah!" Zakia memejamkan matanya begitu pria yang ia cintai itunmembentaknya.
"Bangun! Jangan malas.."Max menarik tangan Zakia dengan kasar membuat wanita itu kelimpungan. Zakia memejamkan matanya, Oh ayolah.. Zakia sudah sangat lelah sekarang.
"Harusnya kau bangun sejak tadi Bicth! Dan sekarang kau harus mendapatkan hukumannya.."Zakia menggelengkan kepalanya. Ia tahu hukuman apa yang di maksud Max.
"Kenapa hm?" Max mendorong dan membenturkan tubuh Zakia ke dinding. Wanita itu meringis kesakitan, Tanpa perasaan Max mencengkram rahang Zakia dengan kuat.
Kuku-kuku pria itu menancap tajam. Zakia meringis, Sampai kapan semua ini berakhir. Zakia sudah tidak kuat lagi. Mata Max menatap nakal Zakia, Pria kejam itu seolah lapar seperti singa yang hendak memakan mangsanya.
Zakia paham dengan tatapan mata lapar itu, Lagi-lagi Zakia menggelengkan kepalanya. Semalam Max kembali menye-tubuhinya. Sama seperti biasanya, Max melakukan nya dengan kasar. Sekarang pun kondisi Zakia masih belum mengenakan pakaian apapun. Karena sebelum Max menyelesaikan semuanya Zakia sudah jatuh tak sadarkan diri.
Max mencium bibir Zakia dengan begitu kasarnya, Pria itu sudah di liputi ga-irah yang besar. Entah mengapa, Setiap melihat kondisi Zakia yang seperti ini Max selalu ingin menyentuhnya dan merasa ketagihan dengan tubuh istrinya yang selalu membuatnya candu.
"Kenapa kau hanya diam saja.. Ayolah balas ciumanku ini.. Lakukan lah layaknya seorang ja-llang.."Zakia menatap tajam Max. Pria ini, Adalah pria yang dulu menjadi teman dekatnya. Pria ini, Adalah pria yang dulu selalu ia temani di saat pria itu merasa putus asa dengan kelumpuhannya. Pria ini juga yang telah berjanji akan menjaganya andai pria ini sembuh dari sakit lumpuh yang di deritanya. Tapi lihatlah sekarang? Max menjadi monster yang menyeramkan. Pria yang dulu selalu menatapnya dengan tulus kini menatapnya dengan tatapan benci.
"Jangan menangis sayang.. ayo kita lanjutkan lagi.."Max memboyong tubuh Zakia ke kamar mandi.
Tangis Zakia semakin pecah saat pria itu mulai bekerja dari belakang. Di depan cermin wastafel, Tubuh Zakia sedikit membungkuk, Di bawah sana wanita itu merasakan sakit yang luar biasa ketika Max menghujamnya dengan kuat.
"Ouuugh!! Kau sangat nikmat Bicth! Aaaaarrrggg!! " Zakia kembali lemas. Ia jatuh terduduk tanpa ada tenaga.
"Sekarang mandilah, Sebentar lagi kau ikut aku ke acara keluarga.."Zakia medongak menatap nanar suaminya. Acara keluarga? Apa setelah ini ia akan kembali di permalukan dan di hina seperti sebelum-sebelumnya?
Zakia masih terdiam, Pikirannya kemana-mana. Ia tidak mau ikut ke tempat itu, Karena Zakia sudah tahu apa yang akan terjadi setelah ini.
"Aku memintamu agar segera mandi dan bersiap! Bukan melamun bo-doh!!
"Aku tidak mau ikut. Kamu bisa pergi sendiri..
Zakia berbicara dengan bahasa isyaratnya. Tapi Max tetaplah Max, Pria yang sudah menyelesaikan ritual mandinya itu berjongkok di hadapan istrinya.
"Kau tidak ingin ikut sayang?" Zakia menggelengkan kepalanya..
"Jika hanya untuk mempermalukan ku.. Lebih baik kau pergi sendiri saja Max.." Max tersenyum sinis.
"Memang itulah yang tujuanku.. Aku ingin melihat mereka menghinami karena apa? Karena aku belum puas membuatmu menderita.. Tapi kau tidak perlu khawatir, Setelah Daddy sadar, Kau akan bebas dariku..Tapi kau akan mendekam di penjara. Karena selain cctv, Daddy yang sebagai korban harus menjadi saksi nya.."Max dorong tubuh ringkih itu. Air mata Zakia semakin mengalir deras.
Dengan susah payah Zakia bangkit, Ia meraih sebuah benda kecil yang sengaja ia sembunyikan di tempat yang bahkan Max pun tak tahu. Sebuah benda yang selalu menjadi teman Zakia saat seperti ini. Obat penenang Zakia saat hatinya terluka.
"Mommy bolehkah Zakia ikut Mommy sekarang juga?? Zakia sudah tidak kuat Mom...
Matanya semakin terpejam saat rasa sakit itu menjalar. Sungguh ini nikmat bagi Zakia.
Penderitaan ini entah sampai kapan usai. Setelah dua hari di kurung di dalam gudang. Zakia kembali di bebaskan, Begitu sampai di rumah Zakia di sambut oleh Max yang langsung menggempurnya habis-habisan. Dan sekarang Max kembali menyalurkan has-ratnya.
"Tuhan.. Tolong aku..hiks..
****
Siang menjelang, Max turun dari kendaraan roda empatnya saat ini. Tak lama kemudian sebuah mobil sampai, Itu adalah Zakia.
Keduanya menaiki kendaraan yang berbeda. Max mana mau satu mobil dengan Zakia. Dengan langkah ragu, Zakia perlahan berjalan ke arah mansion mewah di hadapannya.
Jantung Zakia berdetak lebih cepat dari biasanya. Wanita itu berada di belakang sang suami yang sudah lebih dulu masuk.
"Selamat siang..maaf aku terlambat.. "Max menyapa para seluruh keluarganya yang hadir disana. Zakia hanya ikut saja dengan kepala menunduk.
"Max sayang.. "Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang tak lagi muda. Wanita yang biasa di sapa Nyonya Bella itu tersenyum sumringah melihat kedatangan sang putra sulung. Ah lebih tepatnya putra sambungnya.
"Hmm.."Bella memeluk Max yang tanpa ekspresi karena sejak dulu pria itu tidak pernah setuju Daddy nya menikah lagi. Bella mengurai pelukannya itu dan menatap sinis Zakia yang berdiri di belakang Max.
"Kau membawanya sayang?
"Hmm, Iya.. Setidaknya kita butuh tambahan pelayan disini.." Ucapan itu mampu membuat jantung Zakia berdetak lebih cepat. Apa katanya? Jadi Max membawanya kesini hanya untuk menjadikannya pelayan? Suami macam apa yang dengan tega menjadikan istrinya seorang pelayan?
Bella melipat kedua lengannya di dada. "Baguslah.. Disini memang sedang butuh pelayan..Dan Mommy rasa pembu-nuh yang bisu ini cocok.."Bella berbalik badan dan menghampiri yang lain.
"Hay pembawa sial? Masih punya nyali ternyata kau datang kemari. Sekarang pergilah ke dapur.. Dan bawa makanan kesini.."Salah satu sepupu Max juga menghina Zakia.
"Hay Bisu..kau cantik sekali ternyata.."Sepupu pria Max mendekat dan meraih dagu Zakia. Namun wanita itu segera menepisnya.
"Waoou..jual mahal sekali.. Max, Boleh kah aku Memakainya?" Max tersenyum
"Pakai saja sesukamu.. Tapi kau harus membayar nya.. Aku tidak mau kau memakainya dengan gratisan.."Tanpa rasa bersalah Max berkata. Zakia meneteskan air matanya tanpa suara, Apa pria itu tidak pernah punya rasa kasihan sedikit pun padanya.
Ia anggap apa dirinya selama ini? Setiap Zakia datang ke rumah ini, Zakia tidak pernah mendapatkan sambutan. Jika dulu Max yang selalu membelanya, Kini pria itu Justru yang mempermalukannya.
Terlebih Nyonya Bella sejak dulu memang tidak menyukai Zakia yang terkenal dengan gadis cacat karena kebisuannya. Padahal jelas-jelas Zakia lah yang telah memberikan semangatnya kepada putra sambungnya Max agar pria itu mulai bangkit. Berkat Zakia juga, Max mau di terapi, Zakia juga yang mengajari Max berjalan sampai benar-benar sembuh. Tapi sepertinya berjuta kebaikan akan tenggelam oleh satu kesalahan yang belum tentu benar atau tidaknya.
Nyatanya, Sejak dulu ia tidak pernah di anggap oleh siapapun. Baik dari segi keluarga sendiri dan sekarang suami dan juga keluarganya..Lalu kenapa dia lahirkan kalau hanya untuk di sakiti?
.
.
.
"Kak.. Jangan.."Seorang gadis dua puluh tahun datang dan melarang Zakia yang hendak meraih sebuah nampan.
Dia adalah Aurora, Adik Max. Putri Nyonya Bella. Seorang gadis yang sama sekali tidak percaya dengan yang semua orang tuduhkan terhadap Zakia.
Disaat semua orang menuduhnya telah mencelakai ayahnya Tuan Hansen Roberto, Tapi tidak dengan Aurora. Ia sama sekali tidak percaya akan hal itu.
"Aku tidak apa-apa...
Zakia menggelengkan kepalanya, Ia tetap meraih tampan itu dan membawanya. Aurora hanya menatap Zakia dari kejauhan.
"Aku yakin, Kakak orang yang baik.."Gumam Aurora yakin.
Zakia keluar dari dapur dan membawa begitu banyak minuman. Di ruang tamu yang luas itu, Zakia melihat banyak keluarga dari Max berkumpul.
Ia menarik nafsu sebelum akhirnya keluar dan menyajikan minuman tersebut hingga..
Sepupu pria Max yang sempat menggodanya tadi kini kembali berbuat kurang ajar dengan tiba-tiba memeluknya dari belakang.
Praankkk..
Sontak Zakia langsung melepas nampannya. Semua gelas itu terjatuh dan pecah. Zakia berontak dan memberikan tamparan..
Plaaak!!
Semua yang ada di sana terkejut bukan main. Begitu beraninya Zakia menampar Mike,Sepupu Max.
Mike memegang pipi kirinya. Pria itu menatap tajam Zakia dan..
Bugh!!!
Hidung Zakia berdarah mendapat bogem mentah dari pria itu. Mike juga menendang Zakia sampai wanita itu jatuh tersungkur. Telapak tangannya menapak ke pecahan gelas hingga mengeluarkan darah.
Bella bangkit, Ibu sambung dari Max itu langsung menginjak telapak tangan itu dengan sekuat tenaga menggunakan high-heelsnya. Zakia diam dan sama sekali tidak meringis, Baginya ini sudah biasa..
"Rasakan ini! sudah berani kau menyerang bagian dari keluarga kami!" Bentak Bella, Tak ada yang menolong bahkan Max sekalipun. Aurora yang melihat itu berlari hendak menolong, Akan tetapi langkahnya terhenti begitu seseorang pria tampan masuk..
"Nona!!" pria itu datang dengan berlari. Pria tersebut mendorong Bella membuat wanita itu mundur sampai jatuh terduduk.
"Alden?
.
.
.
TBC
hrs'y sadar ap penyebab yg mmbuat zakia pergi😡
Selamat Max .......rasakan penyesalanmu sekarang