Kesempatan Kedua: Sang Putri

Malam telah larut, namun paviliun kecil milik Li Mei masih diterangi cahaya lentera. Di dalamnya, Li Mei tengah memeriksa perlengkapannya untuk kembali ke akademi. Tangannya dengan cekatan melipat beberapa helai pakaian sederhana yang akan dibawanya. Xiao Lan, seperti biasa, setia membantunya.

Tiba-tiba, sebuah suara dingin dan mekanis terdengar di dalam kepalanya.

[Sistem telah memperbarui misi.]

Di depan Li Mei, layar transparan muncul, memancarkan cahaya samar. Dua baris misi tertulis jelas di sana:

[1. Menolak perjodohan dengan Putra Mahkota Qian Feng.]

[Hadiah: Kekayaan, ketajaman intuisi, dan peningkatan kecepatan.]

[2. Melawan hewan roh berelemen petir.]

[Hadiah: Elemen petir dan bahan obat-obatan yang berkhasiat.]

Li Mei menatap layar itu dalam diam. Hatinya bergetar samar ketika melihat misi pertama.

Tiga hari lagi...

Li Mei mengingat jika tiga hari lagi sebelum dirinya masuk ke akademi, pengumuman perjodohannya dengan Putra Mahkota Qian Feng akan diumumkan.

Di kehidupan pertamanya, momen itu adalah kebanggaan terbesar dalam hidupnya. Saat itu, dia dengan penuh semangat menerima perjodohan tersebut, tidak peduli bahwa Putra Mahkota menolaknya mentah-mentah.

Li Mei buta karena cinta, tidak peduli bahwa seluruh ibu kota mencemoohnya, menyebutnya gadis tak tahu diri yang merebut Qian Feng dari Li Zhu.

Namun kini, segalanya telah berbeda.

Li Mei tersenyum tipis, penuh kebencian terhadap masa lalunya yang bodoh.

Kali ini, aku akan menolak perjodohan itu.

Lagi pula Li Mei juga membutuhkan kekayaan agar bisa bebas dari kediaman Jenderal Li. Ketajaman intuisi dan kecepatan juga akan sangat berguna untuk masa depannya. Tidak ada alasan untuk mempertahankan hubungan konyol itu.

“Nona? Ada apa?"

Suara lembut Xiao Lan menyadarkan Li Mei dari lamunannya. Gadis pelayannya itu menatapnya dengan penuh kekhawatiran.

Li Mei tersentak kecil, lalu mengembuskan napas panjang. “Tidak ada apa-apa,” katanya singkat.

Xiao Lan mengernyit, tapi tidak bertanya lebih lanjut. Dia hanya melanjutkan pekerjaannya, membantu Li Mei mempersiapkan perlengkapan untuk akademi.

Sementara itu, di dalam hatinya, Li Mei sudah membuat keputusan.

Tiga hari lagi, di hadapan semua orang, dia akan menolak perjodohan itu dengan tegas.

*****

Di dalam istana kekaisaran Qianlong, suasana yang semula tenang mendadak berubah tegang. Di meja makan utama, Kaisar Qian Du duduk dengan wibawa yang tak tergoyahkan, mengenakan jubah naga emasnya.

Di sampingnya, Permaisuri Dao duduk dengan anggun, sementara di seberangnya, Putra Mahkota Qian Feng tampak berang.

Begitu mendengar kabar perjodohannya dengan Li Mei, Qian Feng langsung berdiri dari tempat duduknya, menatap tajam ke arah kedua orang tuanya.

"Ayahanda, ibunda, aku tidak bisa menerima ini!" suaranya lantang, penuh penolakan. "Aku tidak mau dijodohkan dengan gadis bodoh, buruk rupa, dan tidak memiliki bakat seperti Li Mei! Bagaimana bisa dia menjadi permaisuriku di masa depan?"

Permaisuri Dao mengangguk setuju, menatap Kaisar dengan tatapan memohon. "Baginda, bukankah sudah jelas bahwa Li Mei tidak pantas? Dia bahkan tidak memiliki reputasi yang baik di ibu kota. Aku lebih menyukai Li Zhu sebagai menantu. Gadis itu lembut, berbudi luhur, dan memiliki bakat yang luar biasa."

Mendengar ibunya membelanya, Qian Feng semakin bersemangat. "Benar, ayahanda! Li Zhu jauh lebih pantas menjadi pendampingku. Dia cerdas, berbakat, dan semua orang menyukainya!"

Namun, Kaisar Qian Du tetap tenang. Dia menyesap tehnya dengan santai sebelum meletakkan cangkirnya. Tatapannya tajam saat menatap putranya.

"Keputusan ini bukan sesuatu yang bisa dibantah, Qian Feng."

Qian Feng mengepalkan tangannya. "Mengapa, Ayahanda?!"

Kaisar Qian Du menghela napas dalam. "Perjodohan ini sudah ditetapkan sejak lama. Ini adalah amanat dari kakekmu, Kaisar terdahulu, yang memiliki janji dengan kakek dari Li Mei. Sebagai penerus takhta, kau harus menghormati janji leluhur kita."

Perkataan Kaisar membuat seluruh ruangan menjadi sunyi.

Qian Feng merasa darahnya mendidih. Dia tidak bisa menerima ini! Bagaimana mungkin seorang wanita seperti Li Mei menjadi permaisurinya?

Di sisi lain, Selir Rong, selir Kaisar, tetap diam, hanya menyesap tehnya tanpa ekspresi. Sementara itu, Pangeran Kedua Qian Ting juga tidak banyak berbicara. Tatapannya sedikit redup, tapi dia memilih untuk tidak ikut campur.

Permaisuri Dao masih mencoba membujuk. "Baginda, bukankah masih bisa dipertimbangkan kembali? Jika ini tentang kehormatan keluarga Li, kita bisa mencari cara lain. Lagipula, Li Zhu juga bagian dari keluarga Li. Dia lebih pantas menjadi permaisuri di masa depan."

Namun, Kaisar Qian Du tetap kukuh. "Tidak ada yang bisa diubah. Jika Li Mei menolak, maka biarkan itu menjadi keputusannya. Namun, selama dia menerima, perjodohan ini tetap berlangsung."

Qian Feng mengepalkan tinjunya, rahangnya mengeras. "Aku tidak akan menerima perjodohan ini begitu saja."

Dia lalu membungkuk hormat kepada Kaisar dan Permaisuri sebelum berbalik dan pergi dari ruangan, wajahnya penuh dengan amarah yang tertahan.

Di belakangnya, Kaisar Qian Du tetap duduk tenang, sementara Permaisuri Dao menatap kepergian putranya dengan penuh kekhawatiran.

Sementara itu, Selir Rong dan Pangeran Kedua Qian Ting saling bertukar pandang. Lalu menggeleng pelan, mereka berdua sama sekali tidak tertarik dengan intrik kekaisaran.

Keesokan paginya, suasana di ibu kota Kekaisaran Qianlong begitu meriah. Para pedagang memenuhi jalanan, menawarkan berbagai barang dengan suara lantang, sementara para pelayan bangsawan sibuk berlari ke sana kemari, membawa kantong perak untuk membeli pakaian terbaik.

Pengumuman resmi dari istana telah menyebar luas—pesta penyambutan untuk Jenderal Li Zhen akan diadakan dalam beberapa hari ke depan. Namun, yang lebih mengejutkan adalah tambahan dari pengumuman tersebut: Kaisar akan mengumumkan sesuatu yang bersifat rahasia.

Para pejabat tinggi, bangsawan, hingga rakyat biasa menunjukkan antusiasme mereka.

"Pasti ini berita penting!"

"Mungkinkah Kaisar akan memberikan gelar baru untuk Jenderal Li?"

"Atau mungkin, ini tentang perjodohan Putra Mahkota?"

Bisikan spekulasi memenuhi jalanan ibu kota.

Di berbagai toko pakaian, para nona bangsawan berbondong-bondong mencari hanfu terbaik. Mereka berharap bisa menarik perhatian para pangeran atau pejabat muda di pesta nanti.

Sementara itu, di kediaman Jenderal Li, berita itu juga telah sampai.

Li Mei yang tengah duduk di paviliunnya bersama Xiao Lan hanya tersenyum tipis. "Sudah kuduga."

Sejak sistem memberinya misi semalam, Li Mei sudah bisa menebak bahwa pesta itu akan menjadi panggung bagi pengumuman perjodohannya dengan Putra Mahkota Qian Feng.

Xiao Lan yang duduk di sampingnya menatap Li Mei khawatir. "Nona, apa Anda akan pergi ke pesta itu?"

Li Mei mengangguk tanpa ragu. "Tentu saja. Tapi aku tidak akan melakukan hal bodoh lagi."

Xiao Lan mengepalkan tangannya dengan semangat. "Bagus! Aku mendukung Nona."

Sementara itu, di sisi lain kediaman Jenderal Li, Li Zhu mendengar berita itu dengan penuh semangat. Dengan cepat, dia menyuruh pelayan untuk menyiapkan kudanya.

"Aku harus membeli hanfu terbaik!" serunya dengan penuh antusias.

Pelayan-pelayannya segera menyiapkan segalanya. Tak lama, Li Zhu melesat keluar dari kediaman Jenderal Li, didampingi beberapa pelayannya.

Di dalam hatinya, Li Zhu sudah yakin bahwa pengumuman rahasia itu adalah tentang perjodohan Putra Mahkota dengan dirinya. Dia harus tampil sempurna di pesta nanti.

Sementara itu, Li Mei hanya tersenyum dingin saat melihat bayangan Li Zhu pergi dari balik jendela paviliunnya.