Genre: Drama, komedi, persahabatan, action brutal, romance.
Sekumpulan pemuda STM yang sedang dalam tahap pencarian jati diri.
Basis 69, basis yang melegenda di ibu kota tapi sedang tertidur lelap karena kejayaannya perlahan-lahan mulai pupus.
Abimana Pramono pemuda dengan segudang rahasia.
Pemuda berdarah panas dan berhati dingin.
pemuda dengan nyali besar dan tak kenal takut.
Pemuda yang punya hobi baku hantam, pemuda yang akan tersenyum lebar saat berdiri di atas genangan darah musuh.
Abimana Pramono anggota baru basis 69 yang akan membuat sejarah baru.
Pemuda yang akan membangunkan basis 69 dari tidur lelapnya.
Parang..! sudah di acungkan ke udara.
pedang..! sudah ditarik dari sarungnya.
celurit..! sudah di pegang erat di kedua tangan.
Tidak ada kata untuk mundur sebelum kejayaan tercipta.
Tidak ada ada kata menyerah sebelum semua musuh di taklukkan!
Ini adalah kisah para pemuda STM berdarah panas.
-Original story by Penulis amatir-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penulis amatir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEMELUK CINDY
Cindy tampak semakin terkejut dan reflek dia mundur saat orang yang mengintipnya dari dalam loker tiba-tiba keluar dan langsung berlutut di depannya sambil menundukkan kepala
"Kamu! kamu kelas berapa? berani-beraninya kamu sembunyi di dalam loker khusus guru wanita! Dan mengintip, perbuatan kamu ini sudah termasuk tindak kejatahan dan bisa saya laporkan ke polisi". Cindy tampak sangat marah saat ini
Bimo hanya bisa menunduk dan tidak berani angkat wajahnya, bukan karena dia takut dengan ancaman sang guru cantik tapi dia sedang berfikir saat ini
Berfikir alasan apa yang harus dia gunakan agar bisa keluar dari masalah dengan aman dan tidak menimbulkan kegaduhan
"Angkat kepala kamu dan jangan berpura-pura menyesal! pemuda mesum seperti kamu harus di beri pelajaran yang serius agar jera!". Cindy membentak dan berkacak pinggang, dia udah kesal dan emosi sejak dari lapangan dan saat ini semakin marah saat tau dirinya di intip saat sedang berganti baju
Pelan Bimo mengangkat wajahnya yang tidak seberapa tampan dan memandang Cindy dengan mata sendu serta ekspresi melas yang dia campur dengan sedikit ketakutan dan tidak lupa dia colok kedua matanya sendiri tadi saat menunduk agar air matanya keluar, sakit tapi Bimo tidak punya pilihan lain
Saat ini Bimo harus ber acting secara total dengan segala cara termasuk dengan cara extreme sekalipun untuk menarik simpati dan empati dari sang guru cantik yang Bimo belum tau namanya
Cindy auto bengong saat ini, pemuda di depannya tampak seperti pemuda idiot yang punya kelainan mental, diam dengan air mata berlinang serta bibirnya yang terus bergetar seperti orang ketakutan memandangnya, hidung pun tampak kembang-kempis
Apa benar pemuda ini yang tadi mengintip aku? Cindy tampak tidak percaya sendiri, pemuda yang terlihat sangat miris di depannya ini tampak seperti pemuda yang kekurangan gizi dan terlihat sangat polos
Cindy merasa tidak tega saat ini memandang pemuda yang baru saja mengintipnya tapi segera Cindy sadar, mungkin saja pemuda ini sedang bersandiwara saat ini agar aku tidak laporkan ke polisi tapi..
jika dia memang bersandiwara kenapa sangat natural sekali actingnya dan tampak sangat menyedihkan, Cindy terdiam untuk sesaat karena bingung
"Bu guru maaf, maafkan saya Bu.. Saya tidak sengaja Bu". Dengan suara bergetar Bimo berbicara dengan kedua matanya yang masih perih karena dia colok sendiri
"Kamu! kelas berapa kamu?!". Suara Cindy masih bernada tinggi tapi tidak setinggi sebelumnya
"Maaf Bu saya siswa baru dan baru masuk hari ini, maaf". Bimo terus meminta maaf dan melihat perubahan di wajah sang guru cantik, Bimo sadar actingnya berhasil
"Siswa baru? Kalau kamu siswa baru kenapa malah disini dan tidak ikut MOS di lapangan? Jangan berani berbohong ya kamu!". Cindy masih tampak tidak percaya walau hatinya sudah mulai melunak
"Benar Bu saya siswa baru, kenapa saya di sini itu karena... saya takut dan tidak kuat mengikuti MOS yang sangat kejam dan menyiksa jadi saya kabur karena takut, tapi ketahuan dan di kejar senior jadi saya bersembunyi disini".
"Saya benar-benar minta maaf Bu, saya tidak tau jika ruangan ini adalah loker ruang ganti untuk para guru, maaf.. Jika ibu mau hukum saya, saya akan terima tapi tolong jangan panggil polisi Bu, kasian orang tua saya di rumah, Meraka bekerja keras untuk sekolahkan saya".
Jika ini adalah sebuah adegan film pasti akan di nominasi kan Bimo, menjadi actor pendatang baru terfavorit dengan actingnya yang terlewat sempurna, Bicara dengan kalimat panjang dengan mempertahankan wajah melas dan sesekali sedot ingus dari hidung
"Kamu siswa baru?". Cindy tampak terkejut lagi dan lagi
"Benar Bu, maaf". Bimo tidak banyak bicara lagi dan menunggu reaksi dari guru cantik di depannya
Ya ampun ternyata aku salah paham, wajar saja dia kabur karena MOS di STM ini lebih seperti latihan militer, dengan tubuh pemuda ini yang kurus dan tampak lemah pasti tidak akan kuat, Fikir Cindy dan dia mulai menyesal telah membentak pemuda yang tampak sangat polos ini
Cindy telah sepenuhnya masuk ke dalam jerat acting sempurna Bimo, ditambah dia juga menyaksikan sendiri MOS di lapangan yang tidak manusiawi tapi juga para siswa baru itu kurang ajar menggodanya
Sepertinya siswa ini berbeda, fikir Cindy
"Saya tidak akan panggil polisi, ayo kamu bangun dulu". Cindy yang sudah melunak mencoba membantu Bimo bangun dengan memegang pundaknya
Bimo terkejut dan langsung ngesot mundur, seumur-umur belum pernah di sentuh wanita lain Bimo selain sang bunda dan mami Susan
Cindy tampak salah paham melihat Bimo yang mundur saat akan dia sentuh, "Kamu jangan takut, saya tidak akan pukul dan sakiti kamu kok". Cindy bicara sangat lembut
Cindy berfikir jika pemuda yang tampak lemah ini pasti sering di bully dan trauma dengan sentuhan, semakin merasa bersalah Cindy saat ini
Bimo tidak tau musti bilang apa dan dia mulai beranjak untuk berdiri, "Apa ibu sudah memaafkan saya dan tidak akan lapor polisi?".
"Kamu tidak salah dan saya juga tidak akan lapor polisi". Jawab Cindy dengan senyum agar pemuda di depannya tidak merasa takut dan terancam lagi
Bimo langsung bersorak di dalam hati
Kagak sia-sia gua colok mata gua sendiri, fikir Bimo
"Saya tau MOS di lapangan memang tidak wajar karena saya adalah guru membimbing MOS tahun ini, wajar jika kamu kabur.. saya juga pergi dari sana karena kelakuan para murid baru yang kurang ajar". Cindy bicara dengan sebal
"Maaf Bu jika saya lari dari MOS, saya akan kembali ke lapangan sekarang juga". Bimo mencari alasan untuk segera pergi
"Tidak perlu! dengan tubuh kamu yang lemah nanti malah kamu dihukum sama senior kamu itu, lebih baik kamu pulang saja dan saya sebagai pembimbing MOS tahun ini akan beri kamu izin untuk tidak mengikuti". Cindy mencoba berbuat baik
Cindy sebenarnya juga wanita yang berhati hangat dan tidak suka melihat orang lemah dan miskin yang ditindas
"Terima kasih Bu, terima kasih". Bimo lanjutkan actingnya dan tampak sangat bersyukur dia
"Oya nama kamu siapa? panggil saya Bu Cindy dan saya adalah guru olahraga". Cindy memperkenalkan dirinya dengan senyum di depan calon ketua basis 69 di masa depan
Memperkenalkan dirinya kepada pemuda yang suatu saat nanti akan mengguncang kota Jogja (Baca preman campus)
Memperkenalkan dirinya kepada calon predator cinta (Baca preman campus)
Pantas saja bentuk badannya sangat menggoda ternyata guru olahraga dia, batin Bimo
"Kenapa diam? kamu masih takut ya?". Cindy tampak tidak sadar jika Bimo sedang melirik tubuhnya
"Na na nama saya Bi bi Bimo Bu". Bimo acting tergagap untuk menutupi matanya yang sempat jelalatan
"Bimo ya". ucap Cindy lebih lembut lagi karena melihat Bimo yang masih tampak ketakutan
"Bimo jangan takut, ayo ibu antar keluar". Cindy udah anggap Bimo seperti anak TK saat ini
Bimo akan menolak tapi belum sempat dia bicara dia di kejutkan dengan pintu masuk yang terbuka dan muncul Buluk dari luar dan berdiri si tengah pintu, dengan tatapan tajamnya memandang Bimo
Buluk yang keliling STM untuk cari Bimo tampak bercucuran keringat dia dan tidak sadar jika ada orang lain di ruangan karena fokusnya kepada sang junior
"Bangsat! Ternyata loe disini!". Buluk mengumpat keras
Bimo terkejut begitu juga dengan Cindy
Bimo auto bingung saat ini takut actingnya terbongkar karena buluk yang tiba-tiba datang
Cepat Bimo berfikir untuk mencari jalan keluar di waktu yang sangat sempit dan munculnya sebuah ide yang sangat beresiko tapi enak
Tanpa fikir panjang Bimo maju dan memeluk Cindy dari samping dengan erat dengan kepala yang bersandar di dada sang guru dan kedua tangan Bimo yang melingkar di pinggang ramping Cindy
Cindy tersentak karena Bimo tiba-tiba memeluk nya
"Bu Cindy tolong Bimo Bu, itu adalah senior yang kejar-kejar dan ingin sakiti saya Bu".
!!! ayo smangat.!!!