BASIS 69

BASIS 69

RAKYAT JELATA

rintik-rintik air hujan masih terlihat dari luar jendela sebuah kamar yang terlihat sangat luas dan megah.

Ini adalah sebuah kejadian langka, sebuah anomali musim.

Di bulan Agustus yang seharusnya musim kemarau, tiba-tiba sejak kemarin hujan turun dengan lebatnya.

Badan Meteorologi dan Geofisika pun sangat sibuk sejak kemarin karena tidak ada tanda-tanda awan mendung tapi hujan tiba-tiba turun.

Di dalam kamar dan di atas ranjang seorang pemuda menggeliat malas dengan kedua matanya yang masih terpejam.

Tangan kirinya menggapai selimut tebal untuk menutupi tubuhnya dan tidak lama suara dengkuran halus terdengar di seluruh ruangan.

Tidak berselang lama suara pintu terbuka terdengar dan masuk seorang wanita dengan paras cantik nan elegan, melangkah dengan kedua kakinya yang panjang.

Wanita itu tampak tersenyum melihat pemuda yang tertutup selimut dan mendengkur di atas ranjang.

Dia melangkah menghampiri pemuda yang masih berkelana di alam mimpi itu.

Nama wanita itu adalah Shinta Wiratama dan pemuda yang masih tidur itu adalah sang putra yang bernama Abimana Pramono.

Shinta Wiratama adalah istri dari Rama putra Pramono pemilik perusahaan multi internasional yang bernama Pramono grup.

Perusahan terbesar di Indonesia dan Asia dengan segala jenis usahanya yang tersebar di seluruh dunia, dari batu bara, minyak bumi, gas alam, perhotelan, restoran, supermarket, mall, rumah sakit, teknologi dan masih banyak lagi.

Tidak salah jika Rama putra Pramono di tempatkan oleh majalah-majalah keuangan dunia sebagai orang terkaya ke tiga di dunia, pertama di Asia dan Indonesia.

Shinta Wiratama juga bukan ibu rumah tangga biasa, dia adalah seorang designer memilik butik fashion yang tersebar di seluruh Asia dengan kualitas pakaian dan desain terbaik membuatnya bersanding dengan para designer papan atas dunia dan tidak lama bisnisnya akan melakukan ekspansi ke Eropa dan amerika.

Bisa dibilang Rama putra Pramono dan Shinta Wiratama adalah pasangan super power dan sangat dihormati, punya kekuatan untuk mengguncang sebuah negara jika mereka marah.

"Bimo sayang bangun sayang." dengan suara lembut dan halus Shinta berucap sambil menyentuh pundak sang putra untuk membangunkan nya.

Jika pemuda lain pasti akan terbangun saat ini tapi tidak dengan pemuda itu, dia malah membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut seperti kepompong dan kembali mendengkur.

Melihat tindakan sang putra, Shinta bukannya marah tapi malah terlihat tersenyum, senyum penuh kasih sayang.

"Bimo sayang? Bangun sayang." Shinta kembali mencoba membangun kan sang putra tapi masih tidak ada jawaban.

"Sayang bangun, ini hari pertama kamu di sekolah yang baru". Ucap Shinta agar sang putra bangun tapi itu masih sia-sia saja.

Shinta sudah kehabisan akal untuk membangunkan sang putra karena hanya cara halus yang dia bisa dan tidak akan melakukan dengan kasar.

Abimana Pramono adalah putra satu-satunya dan Shinta sangat memanjakannya, Shinta mencintai suami dan putra nya lebih dari apapun yang ada di dunia ini.

Dari luar kamar terdengar kembali suara langkah kaki berjalan memasuki ruangan.

Langkah kaki tegap dan mantap dari seorang pria tinggi dan tampan, pria dengan aura kuat dan berkharisma.

"Sayang?". panggil Shinta saat melihat pria yang berjalan menghampirinya dan tidak lain tidak bukan pria itu adalah Rama putra Pramono.

"Bagaimana apa dia belum bangun?". Tanya Rama kepada sang istri.

Shinta berdiri dan menunjuk ke atas ranjang, menunjuk pemuda yang mendengkur dan cosplay jadi kepompong.

Rama bejalan mendekat ke sisi ranjang.

"Sayang jangan kasar bangunin Bimo". Shinta yang sudah tau karakter sang suami bicara dan mewanti-wanti.

Rama hanya mengangguk pelan tersenyum penuh cinta kepada sang istri tercinta tapi saat berpaling memandang pemuda di atas ranjang senyum itu menghilang dengan cepat.

"ABIMANA PRAMONO CEPAT BANGUN..!". Rama dengan lantang berbicara memanggil dengan intonasi suara tinggi.

Sontak di dalam selimut kedua mata Bimo terbuka lebar mendengar suara dari seseorang yang dia takuti.

Segera selimut Bimo dorong ke bawah, berguling ke sisi ranjang turun dan jongkok sambil melihat pria tampan yang menatapnya tajam dari sisi sebrang.

"Sayang?! Udah aku bilang jangan buat Bimo kaget dan takut". Shinta memukul lengan sang suami pelan dan segera berjalan menghampiri sang putra tersayang

'Siapa yang buat dia takut? Aku kan cuma memanggil namanya". Jawab Rama dengan alasannya

"Panggil nama ya jangan keras seperti itu".

"Bimo sayang kamu terkejut ya? Apa mau bunda ambilkan minum?". Dengan sangat perhatian Shinta membantu sang putra untuk berdiri dan membelai rambutnya lembut.

"Tidak bunda terima kasih, Bimo baik-baik saja". Ucap Bimo pelan dan masih tidak berani menatap sang ayah

"Sayang itu karena kamu terlalu memanjakan dia sehingga Bimo sering memberontak dan nakal". Rama melihat sang istri yang khawatir kepada sang putra hanya karena takut terkejut, terkadang sang istri terlalu berlebih-lebihan memanjakan anak mereka

"Bimo kan masih remaja jadi wajar dong sayang, nakalnya juga tidak keterlaluan". Bela Shinta langsung.

"Wajar? sayang lupa udah berapa banyak surat dari wali kelas SMP nya datang ke rumah kita? Tidak hanya minum di ruang kelas, putra kita juga sering bertengkar". Rama mengingatkan.

"Namanya remaja biasa kalau bertengkar dengan teman-temannya". bela Shinta lagi.

"Bagian mana yang biasa sayang, sudah berapa anak yang dikirim Bimo ke rumah sakit? Dan itu bukan luka biasa, ada yang kepalanya bocor, ada yang kaki dan tangannya patah dan lebih parah ada juga yang trauma dan sekarang dirawat di rumah sakit jiwa, itu semua karena kebrutalan anak kita yang kamu anggap wajar itu". Rama berbicara panjang dengan sekali tarikan nafas

"Jangan semua salah kamu berikan ke Bimo, Bimo kan cuma membela diri dan juga sayang apa kamu lupa?". Shinta memandang sang suami tajam.

"Lupa apa?"

"Saat kamu muda bukannya lebih parah dari Bimo? Wajar dong jika Bimo meniru sifat ayahnya". Kata Shinta yang langsung memberikan pukulan KO kepada sang suami degan kata-katanya

Rama hanya terdiam dan tidak bisa membalas karena Rama sadar saat dia muda memang sangat mirip dengan sang putra.

"Lagian bukannya kita sudah memberi para anak-anak itu uang yang besar dan orang tua mereka juga mau berdamai, kenapa kamu masih mengungkitnya?". Merasa di atas angin Shinta melanjutkan.

"Iya mereka mau berdamai karena takut sama kita". Jawab Rama sambil memijat keningnya

"Bagus dong kalau takut, aku juga gak mau Bimo di gertak dan tugas kita sebagai orang tua kan harus melindungi anaknya".

"Sayang yang jadi masalah itu anak kita ini bukan hanya bertengkar dengan pemuda seusianya, kamu lupa dia pernah pukuli seorang guru hanya karena dia dihukum karena tidak bisa mengerjakan soal matematika?".

"Bagus dong itu, siapa guru itu berani hukum anak kita? Aku saja tidak pernah hukum anakku".

Mendengar tanggapan sang istri Rama putra Pramono hanya bisa menghela nafas panjang, jika menyangkut sang putra dia tidak bisa menang dari sang istri.

Pemuda yang dari tadi diam tiba-tiba menguap lebar secara tidak sadar dan itu langsung menarik perhatian sang Ayah.

"Masih bisa menguap kamu anak nakal?". Rama menatap putranya tajam

"Sayang hiraukan saja ayah kamu, Bimo sayang mau sarapan apa biar bunda suruh chef di bawah untuk masakin buat kamu?". tanya sang bunda penuh kasih sayang

"Em Bimo mau orek tempe sama sayur kangkung saus tiram bunda". Jawab Bimo dengan senyum.

"Sayang chef itu kan kita perkejaan dari Prancis langsung, serius kamu mau minta dia masak orek tempe dan oseng kangkung saus tiram?". Tanya Shinta dengan senyum, selera sang anak memang unik dan tidak biasa

"Serius bunda Bimo suka karena saat main kerumah teman, Bimo pernah makan itu dan Bimo tidak mengira makanan rakyat jelata ternyata ada yang lezat dan itu pertama kali Bimo makan ternyata enak". Jawab Bimo dengan ekspresi polos

Polos sekali sampai-sampai tidak tampak seperti pemuda 16 tahun yang pernah kirim beberapa orang ke UGD dan rumah sakit jiwa

"Sombong! darimana asal kesombongan kamu itu?". Rama tidak habis fikir dengan ucapan sang putra menyebut keluarga temannya rakyat jelata.

"Maaf ayah Bimo tidak bermaksud seperti itu". Ucap Bimo sambil menunduk takut

"Sayang!". Shinta kembali membentak sang suami

"Kenapa kamu marahi Bimo lagi? Bukankah Bimo sombong itu meniru kamu ayahnya?".

"Kenapa aku lagi yang kena sayang?". Rama langsung mengeluh.

"Memang benar kan? Dan wajar juga Bimo berkata seperti itu, dibandingkan kita semua keluarga lain sama saja dengan rakyat jelata". Shinta berucap sombong demi sang putra.

"Ayah dan bunda sudah jangan berdebat lagi". Bimo melerai karena bukan takut tapi lebih ke kebelet kencing dia dan tidak berani ke kamar mandi saat melihat sang ayah.

"Sayang bunda tidak berdebat kok, ayah kamu saja itu yang sensitif dari tadi malam".

"Sensitif kenapa bunda?".

Wajah Shinta memerah saat mendapat pertanyaan dari sang putra dan dia tidak bisa menjawab itu.

Bimo tampak bingung saat ini.

Apa bunda demam ya? Kenapa tiba-tiba memerah wajahnya.

Bimo mengalihkan pandangan ke sang Ayah tapi Rama putra Pramono langsung berpaling menghindari kontak mata dengan sang anak.

Rama mencoba tenang dan bersiul tapi sayangnya tidak muncul suara dari mulutnya, yang di lihat Bimo hanya sang Ayah yang sendang meniup udara berulang-ulang.

"Bunda ayah sariawan ya? kenapa bibirnya seperti itu?". Bimo bertanya memecah kecanggungan Rama dan Shinta.

"Udah kamu tidak usah pikirkan sayang, ayah kamu sedang olah raga itu, ini hari pertama kamu di sekolah baru kan? Ayo cepat mandi dan siap-siap, bunda tunggu di bawah untuk sarapan".

Shinta tersenyum kepada Bimo dan dengan cepat menarik sang suami keluar kamar, dengan Rama putra Pramono yang masih berusaha untuk bersiul tapi tidak bunyi.

Terpopuler

Comments

Pemulung dolar

Pemulung dolar

dimanapun Bimo gelut disanalah ada aku yang menonton 😂
semangat thor, btw covernya keren

2025-01-07

4

Jhon Zeko

Jhon Zeko

di mna pun pasti seru.. tpi di sini gak bkal ad betina nya he..he.. ni ru omongan bemo.!!

2025-01-08

2

Ling Ye

Ling Ye

gas adu kanuragan dan kesaktian

2025-01-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!