Ini hanyalah fiktif belaka.
Surya selalu saja dihina oleh juragan Karya dengan kemiskinannya, dia juga selalu dihina oleh banyak orang di kampungnya karena memiliki wajah yang cacat dan juga sudah berusia tiga puluh tahun tapi belum menikah.
Ada bekas luka sayatan di wajahnya, karena pria itu pernah menolong orang yang hampir dibunuh. Namun, tak ada yang menghargai pengorbanannya. Orang miskin seperti Surya, selalu saja menjadi bahan hinaan.
"Jika kamu ingin kaya, maka kamu harus bersekutu denganku."
"Ta--- tapi, apa apakah aku akan menjadi pria kaya kalau bersekutu dengan Iblis?"
"Bukan hanya kaya, tetapi juga tampan dan memiliki istri yang kamu inginkan."
"Baiklah, aku mau bersekutu dengan kamu, wahai iblis."
Akan seperti apa kehidupan Surya setelah bersekutu dengan Iblis?
Akankah kehidupan yang lebih baik? Atau malah akan kacau?
Yuk kepoin kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saya sih bisa aja, yang penting bisa dekat dengan putri anda.
Setelah menjadi kaya raya tentu saja Surya mencari tahu tentang bagaimana kondisi keadaan Juragan Karya saat ini, setelah dia tahu kalau juragan karya ingin pindah ke kota dan memulai usahanya yang baru, Surya tentunya langsung menyiapkan banyak rencana.
Pria itu bahkan sudah membeli penjagalan sapi, hal itu dia lakukan agar nantinya Juragan Karya bisa berlangganan kepada dirinya untuk membeli bahan frozen food yang akan dibuat.
Surya juga sudah membeli penangkaran ikan, tentunya hal itu dia lakukan untuk menggaet Juragan Karya. Bahkan, Surya sudah bekerja sama dengan beberapa usaha kecil menengah yang ada di ibu kota agar nantinya dia lebih mudah lagi dalam menjalankan misinya.
"Kalau boleh tahu, apa pekerjaan anda?" tanya Juragan Karya.
"Saya hanya pengusaha kecil-kecilan," jawab Surya merendah.
Juragan Karya tentunya tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Surya, karena dilihat dari sisi manapun Surya memakai pakaian bermerek. Terlihat sekali jika pria itu memiliki penghasilan yang besar.
"Masa usaha kecil-kecilan tapi penampilannya kok kayak yang banyak duit banget?"
Juragan Karya kembali memerhatikan penampilan Surya dari atas kepala sampai ujung kaki, saat ini Surya menggunakan baju branded. Barang mahal semua.
Tidak ada yang namanya baju murah, walaupun Juragan Karya tinggal di kampung, tetapi dia tahu barang-barang mahal itu seperti apa. Bahkan, Juragan Karya bisa melihat kalau Surya memakai jam tangan yang sangat mewah.
"Pokoknya saya hanya punya beberapa usaha kecil, tapi kalau misalkan Tuan mau bekerja sama dengan saya, bisa banget."
Surya mulai memasang jaring perangkap, dia tersenyum penuh arti ketika melihat Juragan Karya yang terlihat begitu tertarik dengan apa yang dia katakan.
"Seriusan kita bisa menjalin kerjasama?" tanya Juragan Karya yang mulai begitu tertarik kepada Surya.
Dia bahkan berkali-kali menolehkan wajahnya ke arah putrinya, di dalam hatinya Juragan Karya justru malah ingin menjodohkan Surya dengan putrinya tersebut.
"Serius sekali, bukankah anda ingin membuka usaha frozen food?"
"Ya ya, saya ingin membuka usaha frozen food. Lebih tepatnya sudah buat, baru satu hati. Lalu, apa yang bisa anda bantu untuk usaha saya?" tanya Juragan Karya dengan begitu antusias.
"Saya bisa memasok bahan-bahan yang anda perlukan, dari yang mulai berkualitas tinggi sampai yang kualitas rendah agar untung bisa lebih banyak."
Juragan Karya semakin tertarik mendengar apa yang dikatakan oleh Surya, dia merasa kalau berkenalan dengan Surya justru akan membawa berkah tersendiri untuk dirinya.
"Saya sebenarnya sudah memiliki pemasok, tapi kalau misalkan harga yang kamu tawarkan bisa lebih murah, saya mau."
Surya tersenyum penuh arti mendengar apa yang dikatakan oleh Juragan Karya, dia lalu mendekat ke arah Juragan Karya dan berbisik tepat di telinga pria itu.
"Bisa banget, Om. Yang penting saya bisa Deket sama putri Om," ujar Surya.
"Bisa kita negosiasikan," ujar Juragan Karya.
Keduanya lalu tertawa, tak lama kemudian pesanan Surya datang. Surya tak ingin membuat Sehan cemburu, karena ada hal yang harus dia kerjakan.
Untuk Sehan akan ada bagiannya, dia pastinya akan membuat suatu kejutan untuk pria itu. Kejutan yang pastinya akan menguntungkan dirinya.
"Saya permisi dulu, Om. Ada hal yang harus saya kerjakan, kalau jadi kerja sama, Om bisa langsung telpon saya."
Surya tentunya sudah memberikan nomor teleponnya kepada Juragan Karya, dia sengaja melakukan hal itu sebagai umpan. Dia bahkan sengaja mengobrol dengan manis agar pria itu bisa dengan cepat tergoda akan bualannya.
Setelah pertemuan Surya dengan Juragan Karya hari itu, keduanya terlihat begitu akrab. Surya makan sering bepergian dengan Juragan Karya, alhasil pria itu bisa dengan cepat mengembangkan usahanya.
"Sehan, bisa kita bicara?"
Surya mengirimkan pesan chat kepada Sehan, pria itu awalnya kaget. Namun, mengingat dirinya yang memang mengelola Kafe milik Surya, Sehan merasa kalau pria itu mengajak dirinya untuk bertemu karena ingin membahas masalah Kafe.
"Bisa, kapan?" tanya Sehan.
"Nanti malam, kalau Kafe sudah tutup. Mau ketemu di rumah elu, atau di rumah gue?"
"Di rumah gue aja, gue tunggu jam delapan. Nanti gue minta balik duluan," balas Sehan.
"Oke!"
Malam harinya Surya akhirnya bertemu dengan Sehan, dia di sambut hangat oleh Sehan dan kini mereka sedang duduk di ruang tamu.
"Ada apa, ya? Kenapa tiba-tiba ingin bertemu sama gue?"
"Begini, gue liatin elu udah kerja keras banget. Jadi, gue mutusin kalau Kafe itu bakalan gue kasih buat elu aja."
"Apa?"
Sehan begitu kaget sekali dengan apa yang dikatakan oleh Surya, dia merasa heran karena pria itu mau memberikan Kafe it kepada dirinya.
"Gue mau ngasih Kafe ini buat elu, gak mau?"
Sehan langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat, dia takut kalau Surya akan menarik kembali ucapannya.
"Mau, mau. Tapi, harga Kafe ini gak murah loh. Apa tak mengapa kalau Abang kehilangan Kafe ini?"
"Kehilangan Kafe tak masalah, karena gue bakalan dapetin yang lebih dari ini."
"Oh, Abang maunya sedekah gitu ya? Biar dapet pahala yang banyak?"
"Gak juga, di dunia ini nggak ada yang gratis. Semua yang gue keluarin, itu akan ada timbal baliknya."
"Maksudnya?" tanya Sehan tak paham.
"Santai, tak usah dipikirkan. Yang penting sekarang elu harus bahagia dulu, ini bekal dari gue."
Surya memberikan dua gepok uang berwarna merah kepada Sehan, tentu saja hal itu membuat Sehan semakin kaget saja. Sudah diberi Kafe saja dia masih merasa syok, kini ditambah lagi dengan diberikan uang yang banyak.
"Ini apalagi, Bang?"
"Buat elu, berbahagialah!"
"Bang, elu baik banget sama gue. Bonyok gue aja gak sebaik ini," ujar Sehan yang langsung bersujud dan mencium punggung tangan Surya berkali-kali.
"Gue bilang santai, anggap aja ini jalan rezeky elu." Surya menepuk pundak Sehan. 'Sebelum elu mati,' sambung Surya dalam hati.
"Alhamdulillah, makasih Bang. Kedatang Abang bagi saya benar-benar keberuntungan," ujar Sehan.
Setelah mengobrol cukup lama akhirnya Surya pergi dari kediaman Sehan, Sehan yang melihat kepergian Surya masih terdiam sambil menatap tumpukan uang yang ada di hadapannya.
"Ya Tuhan, apakah ini mimpi?" tanya Sehan.
Melihat dua tumpukan uang di hadapannya, Sehan langsung berpikir untuk melamar Anggi. Dia sudah punya usaha, dia juga punya uang, rasanya ini adalah saatnya untuk dirinya melamar Anggi.
"Tapi, tunggu sebentar deh. Kenapa bang Surya begitu gampang memberikan uang kepada gue? Apa nggak ada niat lain dari dia ya?"
Sehan nampak bertanya-tanya di dalam hatinya, tetapi jika dipikir-pikir kenapa juga Surya ingin memiliki niat jahat. Karena di antara mereka tidak pernah ada dendam atau pun hal yang membuat keduanya saling terluka.
tapi itu Heni terbangun .. dan dia sadar dngn kondisi nya yang ga pake baju ?? apakah gagal ya penumbalan nya.. Heni masih hidup kah ??