Perjalanan Pendekar Pedang Naga

Perjalanan Pendekar Pedang Naga

Kekacauan

Hari itu, hujan deras mengguyur seluruh bagian kota Kekaisaran Han seolah ingin menutupi bau anyir darah juga bau busuknya mayat. Kekacauan terjadi dimana-mana, seluas mata memandang hanya lautan mayat dan pertarungan.

Senjata saling beradu, membunuh siapa saja yang ditargetnya. Aliran Putih, Netral dan Aliran Hitam saling membantai memperebutkan pusaka penguasa dunia serta kitap tampa tanding Dunia Persilatan. Saling membunuh demi menjadi pemiliknya.

"Apa lagi yang kau tunggu?! Serahkan pedang pusaka itu!"

"Kalian datang di tempat yang salah, tidak ada pusaka yang kalian maksudkan!"

Pedang Pusaka Naga, yang melagenda dan digadang dimiliki oleh Sekte Vila Bambu Giok yang saat ini dilanda kekacaun yang sama di seluruh Dunia Persilatan Kekasairan Han menjadi tempat yang tidak luput dari keserakahan para Pendekar. Pedang Pusaka yang diangungkan.

"Guru!"

Sebuah rombongan tampak memasuki pintu Sekte Vila Bambu Giok terkejut melihat keadaan Sekte mereka yang kacau balau, mayat saudara seperguan mereka tergeletak tak lagi bernyawa di bawah genangan darah dan derasnya hujan.

"Siapa kalian?! Beraninya datang mengacau di Sekte Vila Bambu Giok."

Masing-masing dari rombongan itu menodongkan pedang mereka, kemaran nampak jelas dari wajah-wajahnya, dari pakaian mereka nampak jelas bagian dari Sekte Vila Bambu Giok.

Dengan sigap mereka menghampiri Tetua Sekte Pedang mereka yang sudah susah payah menopak tubuhnya dengan pedangnya, keadaannya sungguh mengkhwatirkan bagi yang melihatnya, nafasnya sudah terputus-putus.

"Oooh, sungguh malang nasibnya. Aih, padahal masih muda! Tapi salahkan nasib Sekte kalian yang menyembunyikan benda terkutuk, ckckc!"

Seorang gadis muncul dari balik pintu bangunan utama Sekte dengan senyum mengejeknya, gaun hitamnya amat bersih seolah darah menolak memerciknya setelah pembataian.

"Aiyo, Saudari Xue! Bukankah keterlaluan menyebut Pedang Pusaka Naga itu benda terkutuk? Amat sangat disayangkan bukan?"

Senyuman gadis yang bernama Xue Yi itu memudar, dirinya menatap malas pemuda di sampingnya yang mengoreksi ucapannya. Pemuda berumur dua puluan lebih itu tertawa bangga melihat expresi sang gadis.

"Dewi Jarum Racun dan Kipas Terbang!"

Salah satu dari rombongan Sekte Vila Bambu Giok mengenali dua orang di pintu bangunan utama Sekte terkejut demikian pula yang mendengarnya.

"Oh? Sepertinya kita amat terkenal rupanya, hahah!"

Dewi Jarum Racun Xue Yi tertawa dengan sebelah tanganya menutup sebagian mulutnya.

"Apa yang kalian tunggu! Habisi siapa pun yang menjadi bagian Sekte ini!" Xue Yi lanjut berteriak, tatapannya dingin. Aura pembunuhnya seolah sengaja ia tidak tutupi.

"Berhenti! Mereka tidak ada kaitannya dengan benda yang kalian cari!" Tetua Pedang Sekte Vila Bambu Giok berteriak.

Nyatanya teriakannya tidak dihiraukan, puluhan Pendekar Aliran Hitam yang dipimpin Xue Yi juga Fen Hen si Kipas Terbang tetap bergerak dengan nafsu membunuh ke arah rombongan Sekte Vila Bambu Giok.

Pertarungan tak bisa dielakkan lagi, darah segar kembali membanjiri halaman depan bangunan utama Sekte. Tetua Pedang yang dari awalnya memang sudah terluka tak bisa berbuat banyak, sementara pemimpin rombongan itu hanyalah berada di tingkat Pendekar Bergelar saja tak bisa berbuat banyak setelah jarum jarum Xue Yi menembus bagian tubuhnya. Nyatanya hal itu bukanlah pertarungan namun pembatain!

☆☆☆

Sementara itu di sebuah goa tersembunyi dengan air yang amat dingin terus menetes di permukaan di goa itu, nampak dua orang bagian dari Sekte Vila Bambu Giok disana.

"Fang Wei, ingat! Apapun yang terjadi, jangan pernah kembali!"

"Tapi Ketua Sekte!"

"Wei-er, kamu adalah harapan terakhir Sekte Vila Bambu Giok. Bawa Pedang Naga ini keluar dari Kekaisaran Han! Dan lupakan semuanya!"

Demikian sebuah pedang dengan sarung pedang berwarna biru itu diserahkan kepada pemuda belasan tahun oleh pria paruh baya yang rupanya Sang Ketua Sekte Vila Bambu Giok.

Sementara Sang pemuda bernama Fang Wei itu seolah enggan meninggalkannya, wajahnya pucat melihat keadaan Ketua Sektenya yang sudah terkena luka dalam parah karena pertarungannya dengan pemimpin dari Aliran Hitam sebelum Xue Yi dan rombongannya ikut menyerbu Sektenya.

"Ketua, aku tidak bisa pergi!" Fang Wei bersikeras tinggal untuk berjuang bersama Sektenya.

"Dengar! Apapun yang terjadi jangan biarkan pedang ini jatuh ketangan yang salah, lindungilah Wei-er! Dan ini..."

Ketua Sekte Vila Bambu Giok menyerahkan sebuah buku yang sampulnya nampak usang, buku itu memiliki judul Naga Mengarungi Dunia.

"Ketua, aku..."

Fang Wei berlutut, ia mengigit bibir bawahnya keras. Matanya berkaca kaca, Fang Wei menggenggam erat Pedang dan Kitap dari Ketua Sekte.

"Aku... tidak akan mengecewakan Sekte! Aku akan membalaskan semua ini!" Fang Wei bertekat, hatinya seolah tersayat sayat.

"Wei-er, hiduplah dengan tekad yang kuat dihatimu."

Sang Ketua Sekte tersenyum hangat, tangannya mengelus kepala pemuda di hadapannya. baru delapan tahun dia mengambil Fang Wei sebagai muridnya kini harus berpisah dengan keadaan yang amat menyedihkan.

Saat itu, sebelum kekacauan Dunia Persilatan dimulai karena kemunculan Kitab kitab dan 38 Pedang Sihir penguasa dunia. Sebuah Desa dirampok oleh bandit membantai habis seisi Desa, membunuhi warganya mau tua maupun muda dan merebut anak anak gadis mereka.

Seorang Pendekar yang kebetulan diselamatkan oleh warga Desa menjadi penyelamat bagi Desa itu namun Pendekar itu sudah terluka dan keadaannya membuat dirinya terlambat menyelamatkan seisi Desa menjadi tragedi, kala itu penyesalah sangat amat mengusik hatinya. Namun di tengah penyesalan itu, seorang anak berusia empat tahun muncul dari balik tiga orang mayat orang dewasa menarik perhatiannya. Rasa iba dan tanggung jawab akhirnya dia membawa sang anak menuju Sektenya dan Ketua Sektenya saat itu mengambilnya sebagai murid Sekte Vila Bambu Giok.

Sang anak bernama Wei, dan Pendekar yang membawanya ke Sekte memberinya marganya sebagai hadiah. Pendekar itu bernama Fang Lang memberinya marga Fang pada Wei.

Dhuar!

Ledakan di mulut goa mengejutkan Ketua Sekte dan Fang Wei, expresi Ketua Sekte menjadi cemas dan serius.

"Tidak ada waktu lagi, pergilah Wei-er! Ingat pesanku! Aku akan mengulur waktu."

Ketua Sekte menarik pedangnya, Fang Wei menahan nafas. Fang Wei memberi hormatnya dan menyimpan Pedang Naga dan kitapnya, penghormatan yang akan menjadi terakhir untuk sang Ketua Sekte. Fang Wei mengusap air matanya, dengan ilmu meringankan tubuh terbaik Sekte Vila Bambu Giok Fang Wei meninggalkan goa dalam sekejap menuju jalan rahasia keluar dari Sekte.

"Wah, sebuah kebetulan yang sangat pas Ketua Fei." seorang pemuda berjalan mendekat dengan kipas besi bersimbah darah ditangannya, diikuti oleh lima orang lainnya yang semuanya mengenakan jubah hitam khas Lembah Hantu.

Ketua Sekte Vila Bambu Giok, Fei Jiulong tidak menjawab. Ujung pedangnya tetap ia arahkan ke orang orang Lembah Hantu.

"Apa ini, Ketua Fei? Mengorbankan murid Sekte dan 7 Tetuanya hanya untuk bersembunyi?" nada manja Xue Yi memecah keheningan tiba tiba itu.

"Dewi Jarum Racun, Xue Yi dan Kipas Terbang Fen Hen. Ada masalah apa Lembah Hantu kalian dengan Vila Bambu Giok?" Fei Jiulong menatap dingin. Aura pedangnya menyelimuti, menurunkan oksigen dalam goa itu. Aura yang dapat membuat pendekar dibawah pendekar Raja akan berlutut tak berdaya.

"Sudahi kepura puraanmu! Serahkan harta yang kalian sembunyikan!" Fen Hen menunjuk Fei Jiulong dengan kipas besinya.

"Harta yang kalian kami Vila Bambu Giok tidak pernah mengenalnya!"

Tatapan Fei Jiulong semakin dingin, perkataannya justru membuat Fen Hen tertawa terbahak bahak.

"Kalian sungguh pandai menipu rupanya." Xue Yi tertawa mengejek, jari tangannya memainkan tiga jarum beracun. Detik berikutnya tawanya berhenti diganti dengan tatapan membunuh.

"Si tua bangka Fei! Jika kau menyerahkannya sekarang, mungkin aku akan membuat kematianmu tidak terlalu menyakitkan. Bukankah itu penawaran yang menarik?" Xue Yi menututp sebelah matanya, seolah tak menganggap nyawa Fei Jiulong tidaklah penting.

"Tidak ada kematian yang tidak menyakitkan!"

Selesai berkata, Fei Jiulong melepaskan energi pedang ke arah rombongan Lembah Hantu. Energi pedangnya berhasil mendorong Xue Yi dan Fen Hen tiga langkah.

"Aiyo, benar benar keras kepala sekali!" Xue Yi menepuk pelan gaun hitamnya.

"Habisi si tua itu sekarang! Benar benar tidak ada etika!" Fen Hen mendegus kesal.

Fei Jiulong tertawa mengejek, "Aku heran, siapakah yang justru tidak punya etika!"

Fen Hen mengeram sementara Xue Yi tertawa keras, demikian pertarungan tak terelakkan lagi. Fei Jiulong yang awalnya memang sudah terluka tidak unggul lagi melawan dua pendekar Raja dari Lembah Hantu.

Sementara itu, Fang Wei berhasil keluar dari wilayah Sekte Vila Bambu Giok, nafasnya mulai tidak stabil. Fang Wei yang masih Pendekar Ahli tidak bisa beratahan lebih lama. Fang Wei menoleh ke belakang dimana lokasi Sektenya berada, senyuman pahit Fang Wei sematkan. Hatinya panas dipenuhi dendam dan rasa bersalah dan ketidak mampuannya, Sekte Vila Bambu Giok memang hanya Sekte yang tidak besar dengan hanya memiliki satu Pendekar Suci dan empat Pendekar Raja sementara hanya beberapa dari tetua hanya Pendekar Bergelar selebihnya hanya sepuluh murid Sekte hanya berada di Pendekar Ahli selebihnya Pendekar kelas tiga dan satu. Dimana di mata kelompok penyerang rata rata Pendekar Bergelar.

"Suatu hari, aku akan kembali dan membalas kalian semua!" ucap Fang Wei pelan, tangannya mengepal keras.

Fang Wei bergegas meninggalkan lokasinya, bergerak dengan mengandalkan tenaga dalam dan ilmu meringankan tubuhnya. Fang Wei memilih jalur sepi dan menuju hutan perbatasan, Fang Wei berencana menuju Kekaisaran Tang dan menghilangkan jejaknya demi melindungi pusaka dan kitabnya hingga suatu hari Fang Wei akan kembali dengan kekuatan besar.

Terpopuler

Comments

Arslan Stty

Arslan Stty

mampir dsini karna lihat bbrapa rekomendasi para readers lain, soalnya mmg sangat rindu dengan kak Ron. saya salah satu pembaca setianya pada LPN.
mulai baca dari November 2019 lalu kemudian tulisan tsb berhenti th2021 ktika Covid merajalela, terakhir ada kabar 2022 sedang sakit, mungkin terjangkit covid19🥺.. bertahun2 menunggu tapi tiada kabar lanjutan.
tidak berani berspekulasi yg aneh2 karna masih berharap. tapi jika ada saudara atau kerabat dekat Author Shuji tolong konfirmasi kondisi beliau. 🙏🙏

2025-01-11

2

P 417 0

P 417 0

dri segi pnulisan sih udah rapi .bgus dan enak sih di bacanya/Smile/
untuk alurnya aku blum tau akn mengarah kmna.yah semoga saja ampe tamat .sehat selalu buat author🤲

2025-01-02

2

Jin Fung

Jin Fung

ok...aku mampir Master 🙏😁
aku pantau aja dulu 😎
semoga MC nya OK...nggak naif.
☕salam kopi surgawi buat semua kultivator 😁☕🙏

2025-01-03

3

lihat semua
Episodes
1 Kekacauan
2 Hutan Kegelapan
3 Hutan Kegelapan I
4 Hutan Kegelapan II
5 Seruling Kematian
6 Kenyataan Yang Pahit
7 Sumber Daya
8 Berburu Siluman
9 Pendekar Suci dan Iblis Hati
10 Suku Bar Bar
11 Desa Guzhou
12 Organisasi Taring Harimau
13 Klan Bangsawan Nie
14 Cabang Asosiasi Bulan Perak
15 Topeng Gagak
16 Kekuatan Dibalik Penginapan
17 Meninggalkan Kota
18 Hutan Adar
19 Wajah Yang Mirip
20 Sebuah Kerinduan
21 Pengalaman Hidup
22 Pelatihan Xiao Chen
23 Pelatihan Xiao Chen I
24 Pelatihan Xiao Chen II
25 Pelatihan Terakhir Xiao Chen
26 Sebuah Perpisahan
27 Situasi Kaifeng
28 Rumah Bayang Bayang
29 Tawaran Kerja Sama
30 Tidak Manusiawi
31 Terendus Rumah Bayang-bayang
32 Iblis Dalam Wujud Malaikat
33 Indentitas Yang Misterius
34 Mimpi Buruk
35 Berita Tidak Sedap
36 Geng Naga Merah
37 Geng Naga Merah I
38 Geng Naga Merah II
39 Geng Naga Merah III
40 Sebuah Lelang
41 Tuan Muda Klan Tang
42 Lelang Pasar Bayangan
43 Lelang Pasar Bayangan I
44 Lelang Pasar Bayangan II
45 Lelang Pasar Bayangan III
46 Lelang Pasar Bayangan IV
47 Lelang Pasar Bayangan V
48 Lelang pasar Bayangan VI
49 PENJELASAN DISKUSI
50 Lelang Pasar Bayangan VII
51 Lelang Pasar Bayangan VIII
52 Lelang Pasar Bayangan IX
53 Lelang Pasar Bayangan X
54 Lelang Pasar Bayangan XI
55 Lelang Pasar Bayangan XII
56 Pemandangan Yang Mengejutkan
57 Menara Hantu Putih
58 Menara Hantu Putih I
59 Menara Hantu Putih II
60 Menara Hantu Putih III
61 Pendekar Zuo Qing
62 Harta Pasar Bayangan
63 Kebanggaannya Runtuh
64 Keadaan Tidak Terduga
65 Situasi Kekaisaran Han
66 Akibat Keserakahan
67 Berita Yang Menggemparkan
68 Menara Harta Fenix
69 Keracunan Qi
70 Pengobatan Cheng Qing
71 Menulis Dengan Qi
72 Pengelana Berwajah Giok
73 Kekasihnya Ganas
74 Sebuah Sayembara
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Kekacauan
2
Hutan Kegelapan
3
Hutan Kegelapan I
4
Hutan Kegelapan II
5
Seruling Kematian
6
Kenyataan Yang Pahit
7
Sumber Daya
8
Berburu Siluman
9
Pendekar Suci dan Iblis Hati
10
Suku Bar Bar
11
Desa Guzhou
12
Organisasi Taring Harimau
13
Klan Bangsawan Nie
14
Cabang Asosiasi Bulan Perak
15
Topeng Gagak
16
Kekuatan Dibalik Penginapan
17
Meninggalkan Kota
18
Hutan Adar
19
Wajah Yang Mirip
20
Sebuah Kerinduan
21
Pengalaman Hidup
22
Pelatihan Xiao Chen
23
Pelatihan Xiao Chen I
24
Pelatihan Xiao Chen II
25
Pelatihan Terakhir Xiao Chen
26
Sebuah Perpisahan
27
Situasi Kaifeng
28
Rumah Bayang Bayang
29
Tawaran Kerja Sama
30
Tidak Manusiawi
31
Terendus Rumah Bayang-bayang
32
Iblis Dalam Wujud Malaikat
33
Indentitas Yang Misterius
34
Mimpi Buruk
35
Berita Tidak Sedap
36
Geng Naga Merah
37
Geng Naga Merah I
38
Geng Naga Merah II
39
Geng Naga Merah III
40
Sebuah Lelang
41
Tuan Muda Klan Tang
42
Lelang Pasar Bayangan
43
Lelang Pasar Bayangan I
44
Lelang Pasar Bayangan II
45
Lelang Pasar Bayangan III
46
Lelang Pasar Bayangan IV
47
Lelang Pasar Bayangan V
48
Lelang pasar Bayangan VI
49
PENJELASAN DISKUSI
50
Lelang Pasar Bayangan VII
51
Lelang Pasar Bayangan VIII
52
Lelang Pasar Bayangan IX
53
Lelang Pasar Bayangan X
54
Lelang Pasar Bayangan XI
55
Lelang Pasar Bayangan XII
56
Pemandangan Yang Mengejutkan
57
Menara Hantu Putih
58
Menara Hantu Putih I
59
Menara Hantu Putih II
60
Menara Hantu Putih III
61
Pendekar Zuo Qing
62
Harta Pasar Bayangan
63
Kebanggaannya Runtuh
64
Keadaan Tidak Terduga
65
Situasi Kekaisaran Han
66
Akibat Keserakahan
67
Berita Yang Menggemparkan
68
Menara Harta Fenix
69
Keracunan Qi
70
Pengobatan Cheng Qing
71
Menulis Dengan Qi
72
Pengelana Berwajah Giok
73
Kekasihnya Ganas
74
Sebuah Sayembara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!