Setelah mati tertembak, Ratu Mafia yang terkenal kejam, dan tidak memiliki belas kasihan. Tamara sang Ratu Mafia, mendapati dirinya bertransmigrasi ke dalam tubuh seorang antagonis novel roman picisan bernama sama.
Harus menjalani pernikahan paksa dengan Reifan Adhitama, CEO berhati dingin dan ketua mafia yang tampan, dan juga terkenal kejam dan dingin. Duda Anak dua, yang ditakdirkan untuk jatuh ke pelukan wanita licik berkedok polos, Santi.
Dengan kecerdasan dan kemampuan tempur luar biasa yang masih melekat, Tamara yang baru ini punya satu misi. Hancurkan alur novel!
Tamara harus mengubah nasib tragis si antagonis, membuktikan dirinya bukan wanita lemah, dan membongkar kepalsuan Santi sebelum Reifan Adhitama terlena.
Mampukah sang Ratu Mafia menaklukkan pernikahan yang rumit, mertua yang membenci, serta dua anak tiri yang skeptis, sambil merancang strategi untuk mempertahankan singgasananya di hati sang Don?
Siapa bilang antagonis tak bisa jadi pemeran utama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KESIALAN AXEL
Cindy kembali ke kamar hotelnya menjelang pukul 02.00 dini hari. Wajahnya berseri-seri, dipenuhi dengan sisa-sisa champagne dan pesona Axel.
Cindy melangkah masuk, menjatuhkan tas tangan mewahnya, dan mulai melepaskan gaunnya. Pikirannya masih berputar-putar pada Axel, si playboy menawan yang baru ia temui, Cindy merasa Axel adalah pelarian yang sempurna dari ketegangan rencana Tamara.
Tepat saat Cindy hendak masuk ke kamar mandi, ponselnya berdering dengan nada notifikasi khusus, hanya digunakan oleh satu kontak, Tamara, di sebuah aplikasi pesan terenkripsi yang mereka gunakan untuk urusan Penting.
Cindy membuka pesan itu, senyum di wajahnya seketika memudar, digantikan oleh ekspresi terkejut yang cepat berubah menjadi tegang.
Dari: Ratu
Subjek: Peringatan Kucing Hutan.
Aku melihat mobil barumu. Cantik. Aku juga melihat siapa yang kau izinkan membayar champagne di The Velvet Room.
Axel bukan playboy biasa. Dia Axel, si Playboy Cap Katak dari Black Dragon, salah satu tangan kanan terpercaya Reifan Adhitama. Reifan sengaja mengirimnya untuk mendekatimu, karena dia tahu kau adalah sahabatku, dan dia menganggap kau adalah celah keamanan emosional ku.
Dia tidak ingin berkencan, Cindy. Dia sedang memancing ambisiku dan mencari tahu kenapa aku berubah, tidak seperti Tamara yang dulu yang suka berteriak histeris dan bertingkah manja. Dia ditugaskan untuk menguak 'Ratu' ini.
Sekarang, dengarkan baik-baik. Permainan sudah dimulai.
Aku ingin kau melanjutkan peranmu. Tertawa lah pada leluconnya, kagumi ketampanannya, dan nikmati Bentley yang ringsek itu. Biarkan dia berpikir dia berhasil.
Berikan dia informasi yang kita ingin Reifan dengar: betapa aku sangat membenci Azka dan Alvero yang dulu, dan betapa aku ingin mengendalikan hidup Reifan. Buat dia merasa dia selangkah lebih maju.
Jadilah umpan yang paling cantik di pesta itu. Tapi ingat, kau bukan ikan yang mudah ditangkap. Pastikan yang tersangkut di kail adalah Axel, bukan kau.
Dan besok, jangan lupa kirimkan tagihan perbaikan G-Wagon-ku ke 'Tuan Axel'. Anggap saja itu biaya hiburan.
—T
Rasa ngeri menjalari tulang punggung Cindy. Semua pesona Axel, semua perhatiannya, hanyalah sebuah sandiwara yang dirancang oleh Reifan.
Cindy baru menyadari betapa jauhnya Tamara melangkah, dia bahkan sudah tahu julukan internal Axel.
Cindy menyandarkan punggungnya ke dinding, menarik napas dalam-dalam. Dia tidak marah pada Tamara, dia terkesan dan takut pada ambisi dan kecerdasan temannya itu. Tamara telah melihat semuanya, mengantisipasi langkah musuh.
"Baik, Tamara," gumam Cindy pada dirinya sendiri, menyeringai.
Kilatan licik muncul di matanya, menyamai aura Ratu yang dimiliki Tamara.
"Aku akan menjadi umpan yang sempurna. Selamat datang di permainan Ratu," ucap Cindy, menyeringai dingin.
Kemudian Cindy membalas pesan Tamara dengan satu kata: Siap.
Malam itu, Ratu Sosialita itu tidur nyenyak, bukan karena kelelahan, tetapi karena dia tahu, sekarang dia adalah bidak kunci dalam papan catur yang berbahaya. Dia tidak lagi takut, dia bersemangat untuk bermain, dan membalikan keadaan, Axel si kucing Hutan harus berada di bawah kendalinya.
☀️☀️☀️
Perusahaan Adhitama Corp, Sabtu Pagi...
Axel duduk di kantor Reifan, menyajikan laporannya dengan senyum puas, Axel mengenakan setelan jas abu-abu yang kasual namun mahal, tampak segar setelah malam yang panjang.
"Dia adalah kunci, Tuan Reifan. Cindy benar-benar mudah, aku berhasil membuatnya mabuk dan terbuka," ucap Axel dengan senyum yang tidak luntur dari semalam.
"Inilah yang dia katakan tentang calon Istri Anda," lanjut Axel, meletakkan flash drive kecil di meja Reifan.
Reifan mengambil flash drive itu dan menyerahkannya kepada Damian.
"Ringkas saja, Damian," perintah Reifan, datar.
Damian menyambungkan flash drive itu ke laptop dan membaca transkrip rekaman yang disamarkan sebagai suara latar bar.
"Intinya, Tuan, Nona Tamara memiliki ambisi kekuasaan yang tinggi. Dia ingin mengendalikan hidup Anda, dan dia tidak akan membiarkan dirinya ditundukkan. Nona Cindy juga mengonfirmasi kebencian 'Tamara yang lama' terhadap Tuan Muda Azka dan Alvero, dan bahwa Tamara yang baru ini sangat fokus pada bagaimana cara memenangkan mereka untuk digunakan sebagai alat menekan Anda," lapor Damian, dengan nada dingin.
"Dia ingin aku tahu dia haus kekuasaan. Dia ingin aku tahu dia akan menggunakan anak-anakku. Ini adalah sinyal yang jelas. Dia ingin bernegosiasi dari posisi kekuatan," ucap Reifan menyeringai tipis.
"Tepat, Tuan. Tapi ada satu hal lagi, aku menanamkan ide bahwa dia harus tampil sangat mencolok di pesta itu, sehingga semua orang tahu bahwa dia adalah Ratu yang akan mengendalikan Reifan Adhitama," jawab Axel, menambahi.
"Bagus, Axel," puji Reifan, tersenyum puas
"Kau melakukan tugasmu dengan baik. Dia memberimu informasi yang ingin dia berikan. Dia menunjukkan taringnya, dan dia menunjukkan kelemahannya," ucap Reifan, tersenyum miring.
Tok
Tok
Tok
Ceklekk
Saat itu, pintu diketuk dan Robert masuk dengan wajah datarnya. Di tangannya, ia memegang sebuah amplop besar dan surat tulisan tangan yang familiar.
"Tuan Reifan, ini kiriman dari Nona Tamara," ucap Robert, menyerah kan amplop besar itu.
Reifan mengambil amplop itu, yang ternyata berisi sebuah tagihan yang sangat tebal dari bengkel modifikasi mobil mewah, khusus untuk paket keamanan B7 pada G-Wagon hitam.
Di atas tagihan itu, terselip surat kecil bertuliskan:
Tagihan perbaikan G-Wagon-ku. Kirimkan pembayarannya kepada Tuan Axel.
Anggap saja sebagai biaya kompensasi pesona Kucing Hutan Anda.
—T
Wajah Axel, yang semula berseri-seri, seketika pucat. Senyumnya menghilang total.
"Kucing Hutan? Dia tahu?" ucap Axel tersentak.
Reifan tertawa, suara tawa yang jarang ia tunjukkan, dalam dan dingin.
"Dia tidak hanya tahu, Axel. Dia sudah menunggumu, dia tahu kau adalah Kucing Hutan, dan dia tahu kau sedang mengintai," ucap Reifan, matanya berkilat gembira.
"Dia membalikkan permainan. Kau bukan yang mendapatkan informasi darinya, dia yang memberimu informasi, dan sekarang, kau membayar G-Wagon-nya. Harga yang pantas untuk pesonamu," lanjut Reifan tersenyum miring.
"Damian, segera proses pembayaran tagihan ini, dan transfer dari akun pribadi Axel," perintah Reifan, seringainya melebar.
"Tuan! Aku tidak punya uang sebanyak itu!" protes Axel panik.
"Maka potong dari gajimu selama lima tahun ke depan. Itu hukuman karena kau tidak menyadari kau sedang bermain dengan ular piton, bukan kucing kecil," jawab Reifan dingin.
"Dia ingin aku tahu, dia berada di atas kendali. Aku akan memberinya panggung," lanjut Reifan, mengepalkan tangannya kuat.
"Robert, tingkatkan keamanan pesta dua kali lipat. Lacak setiap koneksi sosialita yang akan hadir, dan setiap koneksi Black Dragon. Aku ingin semua orang di sana tahu bahwa ini adalah malamku, bukan malamnya!" perintah Reifan melihat ke Robert.
"Dan Axel," panggil Reifan, saat Axel hendak melarikan diri dari pembicaraan memalukan itu.
"Selamat menikmati pesta mu. Pastikan Kucing Hutan itu terlihat sangat bahagia di tengah panggung," ucap Reifan, menyeringai.
Reifan lagi-lagi kalah satu langkah dari calon istri nya.