Dion Mahesa Birawa adalah seorang menantu yang tidak berguna di keluarga Wolf. Setiap hari hanya mendapat hinaan dari seluruh anggota keluarga mereka, terutama Jasmine istrinya, dengan teganya berkhianat di belakangnya.Perceraian sudah tidak bisa di elakkan lagi. Tapi, tanpa mereka sadari, lelaki yang selalu di anggap tidak berguna itu, adalah seorang putra mahkota, pewaris tunggal sebuah perusahaan besar dunia. Tidak ada yang tidak mungkin baginya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aditya Jetli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Paksa
Beberapa saat kemudian, mereka berdua telah berada di cafe bambu. Cafe yang sangat populer bagi kalangan anak muda, atau pasangan muda, yang ingin merayakan ulang tahun atau sejenisnya
Cafe tersebut cukup asri, karena suasananya sangat teduh. Ditopang pula oleh banyaknya pohon bambu kecil yang terawat dengan baik.
Ditambah lagi dengan banyaknya kolam ikan di dalamnya, menambah suasana menjadi sangat nyaman, sehingga banyak pasangan muda bahkan keluarga yang selalu makan di sana. Tentu saja bagi yang levelnya berada di kalangan menengah ke bawah.
Setelah mendapatkan tempat yang pas. berada di pinggir kolam ikan berair jernih, yang dilengkapi pula oleh air mancur kecil. Dion dan Emily segera duduk di gazebo mungil dan cantik.
Beberapa saat berlalu, belum ada yang mencoba memulai percakapan. Suasana canggung jelas terasa di antara mereka.
Tidak mau berlama lama, Emily mengambil inisiatif dulu untuk memulai percakapan "Mari kita pesan makanan dulu." Kata Emily memecahkan kebuntuan suasana di antara mereka. Setelah dia melihat dari jauh seorang pelayan kafe yang sedang berjalan menuju ke arah mereka.
Tanpa diduga sama sekali, Dion meluapkan kekesalan hidupnya selama ini kepada temannya Emily tanpa diminta.
"Kau pesanlah. Aku ini lelaki tidak berguna. Aku tidak pernah memegang uang atau mempunyai uang. Kerja ku di rumah keluarga istri ku tidak dihargai sama sekali"
"Sehari harinya, aku kerja memasak, menyapu mengepel, belanja bahan makanan di pasar dan pekerjaan lain. Nyaris Aku tidak mempunyai waktu untuk mencari uang sendiri." Ujarnya sambil berusaha menyeka buliran air mata yang mengalir tipis di matanya.
"Kau menangis Dion?" Tanya Emily bingung.
"Ah tidak, cuma keringat biasa." Jawab Dion asal bicara.
Pembicaraan mereka terhenti, ketika pelayan yang akan melayani mereka sampai, dan menyodorkan list menu makanan dan minuman yang ada di cafe tersebut.
Setelah memesan makanan, suasana kembali canggung, tak seorangpun yang berinisiatif untuk memulai pembicaraan. Tapi tiba tiba..
"Kau jangan kuatir. Hari ini aku yang akan mentraktir mu. Jangan rendah diri karena hal itu" kata Emily memecahkan keheningan suasana.
"Aku siap mendengar apapun yang akan kamu ceritakan hari ini. Ayolah!. lepaskan semua uneg uneg mu pada ku."
"Huh!".Dion mengembuskan nafas berat, lalu melanjutkan berkata."Selama setahun lebih, aku menjadi babu bagi mereka. Aku terpaksa melakukan itu, karena pesan kakek mereka, yang telah menolongku, ketika nyawaku hampir melayang, diracun oleh sekelompok pemuda suruhan sebuah keluarga kaya raya di kota B"
"Setelah aku sembuh, 3 bulan kemudian aku di dinikahkan dengan cucunya. menurut kakek, aku tidak sesederhana penampilanku"
"Dia bersikukuh tetap menikahkan cucunya dengan ku, setelah dia melihat kalung yang kupakai ini." Kata Dion sambil memperlihatkan kalung yang melingkar di lehernya selama ini.
Sesaat Emily melihat kalung tersebut, tanpa berniat untuk menyentuhnya.Dia hanya melihat dari jarak satu meter kalung tersebut. Tapi apa yang dilihat, jelas tidak salah. Kalung itu memang mengandung sebuah misteri yang besar. tapi apa itu?
"Terus kenapa selama ini, kau tidak berusaha untuk mencari kerja di luaran sana?" Tanya Emily jelas tidak mengerti kondisi Dion.
"Aku sudah mencoba melamar kerja dimana mana. Tapi rata rata hanya menjadi OB atau cleaning servis di perusahaan perusahaan besar itu"
"Tidak ada diantara mereka yang mempercayai kemampuan ku, atau memang ada seseorang yang berpengaruh di kota B, untuk menekan semua perusahaan perusahaan itu, agar tidak menerima ku bekerja pada mereka. Tapi itu hanya asumsi ku saja"
"Aku juga pernah melamar di perusahaan raksasa Birawa Group, tapi mentah mentah aku ditolak di sana"
"Rata rata manajernya bersikap arogan, dan memandang rendah kepada kalangan bawah seperti ku"
"Jadi selama 1 tahun lebih ini, aku terus bertahan bekerja di keluarga Jasmine."
"Tapi itu tidak akan berlangsung lama lagi. Keluarga mereka, selain kakek Wolf, sangat membenciku, apalagi ibu mertuaku, adik ipar ku, juga saudara sepupunya Jasmine"
"Boleh dikatakan, setiap hari, saat dan jam, kalau mereka melihatku, tuntutan untuk berpisah dengan Jasmine terus mereka dendangkan. Terasa sudah kebal telingaku mendengarnya"
"Sejujurnya aku juga sudah tidak tahan melihat perlakuan mereka pada ku. Tapi demi memenuhi wasiat kakek, aku terus bertahan terhadap cacian dan perlakuan buruk mereka terhadap ku"
"Tapi semakin hari cacian dan perlakuan buruk mereka terhadap ku, semakin intens. Bukan hanya menyerang dengan kata kata, tetapi mereka juga menyerang ku secara fisik"
"Dan puncaknya adalah, ketika dengan mata kepalaku sendiri, aku melihat istriku sedang bermesraan dengan laki-laki lain"
"Dengan tega, dia menghina ku di depan laki laki itu. Menampar, mendorong dan meludahi ku di sana"
"Sebagai laki laki, aku tidak naif. Aku sadar, bahwa kalau begini terus, hidupku akan selalu tertindas. Harga diri hilang seperti binatang"
"Cinta telah membuatku buta. Cinta juga telah membuatku lemah"
"Aku berharap, dengan terus melayaninya, akan tumbuh benih cinta di hati Jasmine. Tapi ternyata pikiranku salah"
"Memanfaatkan cinta itu. Jasmine dan keluarganya, mempunyai kesempatan untuk menindas ku. Dalam satu tahun semua pekerjaan rumah, mereka dapatkan secara gratis melalui ku"
"Tapi sekarang, aku sudah membulatkan tekad, aku akan menyetujui tuntutan mereka, untuk berpisah dengan Jasmine"
"Apalagi setelah dia menolak ku, di hadapan orang lain, dan lagi aku sudah melaksanakan amanat dari kakek Wolf. Jadi tolong bantu aku Emily." Ujar Dion memohon.
"Bagaimana caranya aku bisa membantumu Dion? Aku tidak punya hak apa apa terhadapmu. Apalagi kalau berhadapan dengan nona Jasmine." respon Emily ragu-ragu.
"Cukup dengan doa dan memberikan semangat pada ku, agar aku tidak semakin terpuruk."jawab Dion terdengar nelangsa.
"Dion!. Kau laki-laki tangguh selama yang kukenal. Kau tidak gampang menyerah pada keadaan. Itu yang ku tahu selama ini"
"Ayolah!. Jangan terus tenggelam dalam kemelut rumah tanggamu. Kuatkan tekad, kalau kau benar ingin berpisah dengan nona Jasmine. Jangan ragu-ragu lagi. Aku yakin kau bisa!" Ujar Emily cukup tenang.
"Terima kasih Emily. Kau sahabat terbaikku. Jika dalam kesempatan lain, ada kelonggaran hidup padaku. Kau lah orang pertama yang akan ku tuju." Dion membatin dalam hati.
Tak lama setelah dia selesai mengatakan itu, menu yang mereka pesan datang. Mereka pun makan dengan lahapnya.
Setelah beberapa waktu, Dion dan Emily telah selesai makan. Kemudian mereka meninggalkan tempat itu, setelah membayar makanan tersebut
Emily memutuskan untuk melanjutkan mendatangi beberapa perusahaan, siapa tahu ada yang sedang membutuhkan karyawan baru.
Sedangkan Dion, langsung pulang ke rumah keluarga istrinya
***
Sesampainya di sana. Alangkah terkejutnya dia, begitu sampai. Seluruh keluarga besar istrinya, termasuk kepala keluarga yaitu nenek Wolf, sedang duduk dengan wajah tegang, seperti habis marah.Sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu yang sangat penting
"Itu manusia pecundang nya!" Teriak salah seorang sepupu Jasmine, Vincent dengan suara kuat.
"Beraninya kau pulang ke rumah ini, setelah apa yang kau lakukan pada tuan Brian!" sela Jasmine penuh emosi.
"Dasar pecundang!. Kau benar benar sampah yang tidak berguna. Gara gara kau, kerja sama yang sudah disepakati dengan Birawa Group jadi hancur!" sambung Everly, ibunya Jasmine turut emosi.
"Tuan Brian dengan pengaruhnya, telah membatalkan kontrak kerjasama dengan perusahaan Wolf & Co kita. Itu semua gara gara kau!" Ujar Vincent tak kalah ketusnya dengan kata kata Everly.
"Dan lagi, tuan Brian berniat menuntut mu ke jalur hukum, karena telah menganiaya dirinya." Sambung salah seorang sepupu Jasmine yang lain.
"Tapi nenek menangguhkan nya, asal kau bersedia menandatangani surat perjanjian cerai dengan kakak Jasmine !" Celetuk Chalista adik Jasmine dengan entengnya.
"Kau mirip seperti binatang. Apakah kau tuli Dion? Kenapa kau diam saja?" sela yang lain di ruangan itu.
"Semua diam!. Di sini nenek yang akan memutuskan, apa yang harus dilakukan oleh cucu menantu yang tidak berguna itu!"
"Mulai sekarang. Kau tidak ku izinkan lagi untuk tinggal di rumah keluarga besar ku. Kau telah diusir, dan kau tidak dibutuhkan lagi di sini!"
"Sekarang tanda tangani, surat perjanjian cerai mu dengan cucuku Jasmine. Kalau masih menolak, kau akan ku jeblos kan ke penjara!" Ujar nenek Wolf mengancam.
Setelah nenek Wolf selesai mengucapkan ultimatum itu. Suasana menjadi hening, tidak ada yang berani bersuara. Mereka semua menunggu, apa yang akan dikatakan oleh Dion, menantu yang tidak berguna tersebut.