Aresha adalah gadis jenius, dia menyembunyikan identitas asli dan hidup sebagai Disha sejak kecil untuk menghindari ancaman musuh keluarga. Mengenakan kacamata tebal, Disha menutupi pesonanya dengan penampilan yang sederhana sambil diam-diam menyelidiki identitas musuh-musuhnya.
Suatu penyelamatan darurat, Disha berpartisipasi dalam penyelamatan nyawa pasien VVIP bernama Rayden, kemunculan Rayden membuat Disha menyadari adanya bau musuh yang muncul.
Di saat yang sama, karena Disha Rayden teringat pada gadis hilang yang dia cintai selama bertahun-tahun.
Tanpa sepengetahuan satu sama lain, keduanya mulai diam-diam mengawasi gerak-gerik masing-masing.
Apakah Rayden adalah musuh keluarga yang harus Disha hindari? Keterikatan macam apa yang terjadi di antara keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MGD Bab 6 - Dia Sangat Tampan
Kabar tentang sadarnya sang CEO dari koma itu langsung menyebar ke seluruh penjuru rumah sakit. Dan Rafaela adalah gadis pertama yang mendengar kabar itu dari banyaknya para wanita disana.
Gadis cantik itu tersenyum lebar, setelah melewati masa kritis, maka Rayden akan diperbolehkan untuk bertemu dengan orang banyak. Bukan seperti selama ini yang hanya boleh ditemui oleh Tim 5 sebagai penanggung jawab.
Namun demi kesembuhan sang Tuan, Samuel tetap membatasi kunjungan. Dia tetap menjaga dengan ketat pintu ruangan itu. Bahkan menyiapkan keamanan sendiri untuk tetap menjaga sang Tuan.
"Sam, apa yang terjadi?" tanya Rayden pada sang asisten. Dia sudah sadar memang, tapi belum bisa menggerakkan seluruh tubuhnya dengan leluasa. Ada patah tulang di salah satu kakinya dan mengalami pergeseran sendi di lengan kanan atas/bahu. Sementara anggota tubuhnya yang lain masih belum punya tenaga untuk bergerak.
"Anda mengalami kecelakaan tunggal Tuan, tapi karena saat itu anda menggunakan mobil sewaan jadi seluruh keluarga tidak ada yang tau tentang kejadian ini," terang Sam apa adanya.
"Kecelakaan tunggal? hari Kamis? jadi sekarang hari apa? Jum'at?" tanya Rayden lagi, pikirannya benar-benar kosong, seolah telah banyak waktu yang dia lewatkan. Tapi seolah semuanya pun hanya terasa seperti semalam. Kemarin dia kecelakaan dan kemudian hari ini sadar.
"Kecelakaan hari Kamis, anda tidak sadar dan dinyatakan koma di hari jum'at, kemudian mengalami koma selama 7 hari, dan akhirnya saat ini anda sadar. Jadi sekarang bukan hari Jumat, tapi tetap hari Kamis, tanggal 2 Agustus," terang Sam apa adanya, namun membuat Rayden jadi semakin pusing.
"Bagaimana dengan perusahaan?"
"Saya mengatakan jika Anda melarikan diri ke luar negeri karena menghindari perjodohan itu, jadi perusaan saat ini diambil alih oleh Tuan Alden."
Alden adalah adik Rayden.
Selama ini hidup Rayden terlalu bebas, dia berbuat semaunya tanpa pikir panjang. Kedua orang tuanya akhirnya mengatur sebuah perjodohan, namun Rayden menolak keras akan hal itu.
Tak punya pilihan lain untuk menolak karena itulah Rayden putuskan untuk pergi dari rumah, namun sialnya dia malah mengalami kecelakaan hebat.
Sam yang terus mengikuti di belakang pun sampai terkejut dibuatnya, sampai rasanya mau mati juga ketika melihat kecelakaan itu secara langsung.
Rayden terdiam, sibuk dengan pikirannya sendiri. Menerka-nerka masa lalunya yang samar-samar dia ingat. Tentang pertengkarannya dengan sang ayah dan ibunya yang menangis ketika melihat dia pergi dari rumah.
Lalu tersadar sudah berada di ruangan ini. Rayden menatap langit-langit kamar itu. Menatap dengan pikirannya yang kosong.
Sampai akhirnya lamunan dia buyar ketika mendengar pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang.
"Akan saya lihat siapa yang datang Tuan," ucap Sam, dia kemudian mundur beberapa langkah dan kemudian membuka pintu itu, melihat seorang perawat cantik membawa seikat bunga mawar merah di tangannya.
Dia adalah Rafaela.
"Permisi Tuan, perkenalkan, nama saya ada Rafaela. Bolehkah saya menjenguk tuan Rayden, saya turut bahagia karena kini tuan Rayden sudah tersadar dari komanya," terang Rafaela, bicara dengan suaranya yang sangat lembut.
"Baiklah, tapi hanya 5 menit." Sam memberikan izin itu.
Sebuah izin yang membuat Rafaela berjingkrak kegirangan di dalam hatinya.
Dengan langkah anggun dia masuk ke dalam ruangan itu, dan langsung bersitatap dengan pria di atas ranjang.
Dia sangat tampan. Batin Rafaela.