Gadis berusia 24 tahun seorang guru SD berparas cantik dan berpakaian tertutup, menemuka seorang gadis kecil yang tengah menangis.
"Mamah..!"
Mendengar dirinya di panggil Mama oleh gadis kecil yang tidak ia ketahui asalnya, shock.
Gadis kecil itu meminta dirinya untuk membawanya bersamanya. Padahal dari apa yang di gunakan anak itu tidak terlihat seperti anak terlantar. Siapakah anak itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur dzakiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemani?
Setelah lama berbicara akhirnya rasa rindu Khyra pada orang tuannya teratasi, begitu juga dengan Papa, Mamanya. Banyak hal yang mereka ceritakan. Mama Khyra juga sempat menanyakan kabar Lea, dan apakah dia bisa membawa Lea jika ia ingin pergi menjenguk. Namun Khyra tidak bisa memberikan jawaban, matanya tertuju pada Lea yang sedang bermain, gadis kecil yang tidak bisa di bawa kemana-mana tanpa izin.
Di tengah pembicaraan terdengar suara adzan yang mengajak umat muslim untuk melaksanakan sholat Isya.
"Khyra, Papa pamit duluan ya, mau ke mesjid." ucapnya setelah mengambil hp dari tangan istrinya.
"Iya Pa," jawab Khyra, ia senang karena orang tuanya semakin taat kepada Allah. Yang dulunya, papa Khyra masih sangat susah untuk ke mesjid setelah mualaf.
Khyra mualaf lebih dulu dari orang tuanya. Pengorbanan Khyra untuk menjadi seorang muslimah penuh perjuangan. Meskipun banyak pertentangan dari orang tuanya, namun akhirnya mereka menyetujui. Dan Khyra pun tidak berhenti mengikuti semua kajian yang ada dan mulai belajar tentang Islam.
Sedangkan orang tuannya mualaf setelah usia Mualaf Khyra menginjak dua tahun. Itu juga karena perjuangan Khyra mengajak kedua orang tuanya sedikit demi sedikit, dan perlahan memperkenalkan Islam yang begitu indah. Hingga dimana mereka mengambil keputusan untuk Mualaf, bukan karena Khyra, itu karena mengikuti kata hati mereka sendiri.
"Mah.. aku juga akan pergi sholat, udah dulu ya mah, nanti aku telpon lagi," tutur Khyra.
"Iya, mama juga."
"Kalau begitu Assalamualaikum."
"Waalaikum'salam sayang.."
Kemudian Khyra menutup telponnya setelah mengucapkan salam penutup. Khyra beranjak dari duduknya dan segera ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu lalu melaksanakan sholat isya. Setelah sholat, ia mengiringi dzikir lalu melanjutkan dengan membaca Al-Qur'an.
Di tengah Khyra yang sedang membaca Al-Qur'an, Lea datang menghampiri, kemudian membaringkan tubuh kecilnya di atas sajadah. Matanya berbinar menatap Khyra yang sedang mengaji. Lea mengakui, lantunan ayat Al-Qur'an yang Khyra ucapkan dengan suara lembut dan juga merdu, sangat enak masuk ke telinga.
"Sodakallahul Adzim.." Khyra menutup kembali Al-Qur'an nya lalu pandangnya beralih pada Lea yang masih menatapnya.
"Mama tadi sedang membaca apa? Lea suka mendengarnya," ujarnya sambil berpindah ke atas pangkuan Khyra.
Khyra mengusap lembut rambut Lea, "Itu namanya Al-Qur'an." jawab Khyra.
"Al-Qur'an? emm.. Apa mama bisa membacakan Lea setiap tidur? Lea lebih suka mendengar mama membaca Al-Qur'an dari pada membaca dongeng." tutur Lea dengan sangat antusias dan penuh harap.
"Oh.. Jadi maksud Lea, mama buruk ya dalam membaca dongeng? Mama sedih deh," ucap Khyra bercanda.
"Ti..tidak, Lea juga suka saat mama membacakan dongeng, tapi Lea lebih suka mama membaca Al-Qur'an seperti tadi, yah... Ma?" Lea memasang wajah memohon dan itu sangat lucu di mata Khyra.
"Em.. gimana yah, mama perlu hadiah dulu dong, biar mama ngabulin permintaan putri kecil ini," tutur Khyra sambil mencubit gemas pipi chubby Lea.
Lea bangun dan segera melayangkan satu kecupan di pipi kanan Khyra.
"Cup!"
Khyra tersenyum lebar "Masih kurang deh.." Khyra mencoba menggoda Lea lagi, karena melihat Lea dengan wajah gemasnya semakin ingin dia menggoda gadis kecil imut itu.
"Aaa mama banyak mau..!" rengek Lea namun tetap memberikan kecupan pipi kiri Khyra dan juga keningnya.
"Hahaha.. baiklah, mama akan membacakan Lea sebelum tidur," ujar Khyra dengan senyum kemenangan setelah mendapatkan kecupan dari Lea.
Tok.. Tok..
Khyra beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu, di dalam pikirannya ia bertanya-tanya siapa yang mengetuk pintu, kalau Pelayan atau pun Shaka pasti akan langsung masuk.
Saat Khyra membuka pintu, ia melihat Nyonya besar berdiri di sana. Khyra terheran, karena Nyonya besar hanya mengetuk pintu, padahal ia bisa saja langsung masuk.
"Nyonya? Silahkan masuk Nyonya.." ucap Khyra mundur dan memberikan jalan agar Nyonya besar bisa masuk.
"Bagaimana Cucuku? apa dia sudah tidur?" tanyanya dan melangkah masuk, mendapati Lea yang sedang duduk di atas sajadah, dia juga melihat sepasang alat sholat yang Khyra kenakan.
"Nenek?" ucap Lea namun masih duduk di tempatnya. Biasanya, anak kecil lain menghampiri neneknya namun Lea hanya memasang wajah biasa saja.
"Ternyata belum tidur ya," ucapnya kemudian duduk di atas kasur.
"Khyra kemari ada yang ingin aku katakan."
Tanpa banyak pikir Khyra segera duduk di sampingnya dengan sopan.
"Iya nyonya?"
"Aku ingin meminta bantuan mu."
"Minta bantuan? untuk apa nyonya?" tanya Khyra dengan wajah penasaran dan dipenuhi tanda tanya.
"Apa kamu bisa menemani Shaka?"
"Menemani..?" Khyra semakin bertanya-tanya, karena wanita yang berusia 45 tahun di depannya tidak langsung menjelaskan maksud sebenarnya.
"Shaka akan melakukan perjalanan ke Tiongkok, untuk mengantikan Ayahnya mengurus beberapa pekerjaan di sana." jelasnya semakin membuat Khyra kebingungan.
Jika untuk menemani Shaka melakukan perjalanan ke Tiongkok, apa lagi urusan kerja, kenapa harus meminta dirinya. Seharusnya ada sekertaris yang menemaninya. Dan lagi, bukannya pekerjaan nya hanya untuk Lea? Ia juga tidak mungkin menemani Bosnya, sedangkan dia tidak mengetahui apa saja yang harus di kerjakan selama perjalanan itu.
"Aku dapat kabar kalau hari ini penyakitnya kambuh, dan kamu merawatnya dengan baik. Dan kata Kepala Pelayan, Shaka sangat menyukai masakan mu."
"Anak itu tidak suka makanan Tiongkok, dia tidak pandai memasak, jadi aku hanya bisa meminta bantuan mu." lanjutnya.
Khyra tak habis pikir, namun apa yang boleh ia lakukan? ia sangat tidak kuat jika yang meminta bantuannya adalah seorang ibu demi putranya. Apa lagi melihat posisinya yang seorang Nyonya Konglomerat. Khyra terdiam sambil memikirkan jawaban apa yang akan ia berikan sembari memikirkan mungkin ada saja solusi lain. Namun nyatanya tidak ada.
"Kalau boleh saya tahu, Tuan Shaka akan berapa lama di Tiongkok?" tanya Khyra.
"Tiga hari, dan jadwal berangkatnya besok lusa."
"Hari kamis ya.." tutur Khyra dan untungnya, anak SD masih libur pada saat itu. "Tapi bagaimana dengan Lea? Saya khawatir dia tidak akan membiarkan saya pergi." lanjutnya, Khyra takut terjadi hal seperti waktu Lea menangis dalam keadaan demam sambil menyebut namanya.
"Lea juga akan ikut bersama kalian, karena Cucuku itu tidak pernah pergi kemana-mana, anggap saja ini liburan kalian berdua. Namun kamu harus tetap memerhatikan Putraku," ujarnya menatap Lea yang kini kembali sibuk dengan mainannya.
"Baiklah Nyonya," jawab Khyra tanpa pikir panjang, ini juga adalah hal baik untuk Lea dia pasti akan bahagia mendengarnya.
"Terima kasih ya, aku memercayai Cucuku dan Putraku pada mu," tuturnya membuat Khyra tidak enak mendengarnya. Yang dimana tersirat di dalamnya tanggung jawab besar.
"Tidak Nyonya, jangan katakan itu, namun saya akan memberikan yang terbaik. Dan memanfaatkan waktu ini untuk Lea bersenang-senang selama perjalanan liburannya." ujar Khyra.
"Kamu sangat baik dan rendah hati, entah siapa yang akan menjadikan mu menantu, yang pasti dia orang yang sangat beruntung." ucapnya sambil tersenyum, dimana Khyra baru melihat senyumannya sejak bertemu di mall hingga ia sampai tinggal di kediaman Virendra.
"Terima kasih Nyonya," tutur Khyra sambil membalas senyumannya.
jodoh, rezeki bahkan maut adalah rahasia ALLAH SWT.
Waullahu'alam bisawab./Pray/