Rahma seorang mahasiswa semester akhir, terjebak di dalam tubuh pemeran utama di dalam novel dengan ending yang tragis.
tapi nasib baik masih berbaik hati pada nya. wanita modern itu masuk ke tubuh seorang Lady bernama Clarisse Corleone itu sebelum semua malapetaka terjadi beberapa tahun kemudian.
dan itu memberikan Rahma kesempatan untuk mengubah kebodohan Lady Clarisse dan menghindari sumber kematian wanita itu yaitu seorang Grand Duke Alexander Maximilians. dengan cara berhenti menjadi budak cinta pria itu dan berhenti mengejar-ngejar alasan yang membuat wanita itu mati dua kali seperti di dalam novel nya.
tapi mampu kah Rahma mengubah takdir tragis yang di miliki oleh Lady Clarisse?
sequel dari cerita "Lady Clarisse" silahkan di nikmati dan mohon dukungan nya.
disclaimer: cerita ini hanyalah sebuah fantasi dari imajinasi random bawah sadar penulis jadi banyak kejadian di luar nalar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TRANSMIGRASI XIX
"SIAL!!! APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA KU!!"
Teriak penyihir hitam itu yang kini sudah berjarak cukup jauh dari ku. Dan baru ku ingat jika aku adalah sang pengendali. Dan teringat juga jika penyihir hitam tidak akan bisa mendekati ku jika mereka tidak menyegel kekuatan mereka.
Hahaha bukan kah aku memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Tanpa rasa takut aku mendekat ke arah penyihir hitam itu.
"kau tau aku memiliki kekuatan yang tak terbatas. Jadi jangan macam-macam pada ku!"
Aku kemudian mengangkat tangan ku dan mengeluarkan kekuatan di tangan ku, api berwarna putih keluar dari telapak tangan ku. Dengan senyuman miring aku terus berjalan mendekat sementara Alexander kini sedang melawan monster yang di bawa penyihir hitam itu.
"sial!! Siapa kau sebenarnya!!"
Terlihat raut ketakutan di wajah penyihir hitam itu yang berjalan mundur perlahan. Dan menjaga jarak dari ku.
tanpa menunggu aku langsung menyerang penyihir hitam itu dengan kekuatan yang aku miliki. Api putih tersebut kini mengenai tubuh penyihir hitam tersebut dan terpental ke arah pohon yang tak jauh dari tempat nya berdiri tadi.
Aku tidak bisa membiarkan penyihir hitam itu lolos. Jika dia lolos maka dia akan memberi tahu keberadaan ku pada Argus dan itu akan membuat ku semakin kerepotan. Karena kekuatan yang ku miliki saat ini belum cukup untuk menghadapi mereka.
Dan tanpa ku duga ternyata serangan yang ku berikan kepada penyihir hitam itu membuat tubuh ku lemah dan energi ku sedikit terkuras.
"heh!! Hanya segitu kemampuan mu?. Di mana kesombongan yang kau miliki tadi! Kemampuan yang tak terbatas huh?" ucap penyihir hitam itu dengan nada mengejek namun terlihat dalam keadaan yang terluka.
"diam lah penyihir bodoh. Kekuatan ku ini hanya belum terlatih! Dan kau juga akan mati!"
Sial!! Tubuh ku belum sepenuhnya terlatih. Dan juga kekuatan ini belum sepenuhnya sempurna. Aku terlalu gegabah tadi.
Aku memegangi dada ku yang bergejolak. Entah perasaan aneh apa yang saat ini terjadi. Apalagi penyihir hitam ini berjalan ke arah ku dengan cepat dan menunjukkan kuku-kuku tajam nya.
"Terlalu sombong dan banyak bicara. Kau lah yang akan mati gadis aneh!"
Bersamaan dengan itu benda yang ku lihat berkelip dan benda yang menyebabkan ku tersesat tadi melesat lebih cepat ke arah tubuh ku dan entah kenapa seperti cahaya masuk ke dalam tubuh ku. Monster kecil berkelip itu dengan mudah nya masuk ke tubuh ku.
Aku menggelinjang kesakitan. Seakan akan tubuh ku terbakar dan jiwa ku di paksa untuk keluar. Belum lagi saat ini penyihir hitam itu terlihat baik-baik saja padahal tadi dia merasa kesakitan saat mendekati tubuh ku. Apa yang terjadi.
Aku hanya bisa pasrah apalagi benda berkelip yang bernama Flifroots kini bersarang di tubuh ku dan ini membuat ku tersiksa.
dada ku semakin sesak, seperti perasaan pertama kali tenggelam saat aku kecelakaan sebelum berakhir di tempat ini. Mata ku perlahan-lahan mulai menutup. Suara dan bayangan yang terakhir kali ku lihat berasal dari Alexander.
"CLARISSE!!!" Teriak Alexander yang kini menjadi tameng menghalangi aksi dari penyihir hitam tersebut dan membuat penyihir itu dengan cepat mati dan terbakar. Sementara aku, mata ini semakin berat dan berat.
"bertahan lah. Aku akan menyelamatkan mu!" itu lah kata terakhir yang ku dengar dari Alexander sebelum kesadaran ku menghilang.
...****************...
Author Pov
Monster kecil Flifroots dengan sakat cepat dan masuk ke dalam tubuh Clarisse yang saat ini di tempati oleh jiwa Rahma. Jiwa asing dari dunia lain itu merasa kesakitan yang sangat dahsyat hingga kesadaran nya menghilang.
Jiwa Rahma seakan-akan di paksa untuk keluar dari tubuh Clarisse. Entah apa yang terjadi namun bersamaan dengan jiwa Rahma yang tertarik keluar. Tubuh Clarisse terjatuh di hadapan Alexander yang saat ini sangat panik. bagaimana tidak wanita yang menyukai nya secara terang-terangan ini tiba-tiba ada di perbatasan hutan Frostgreen.
Alexander tau jika itu semua karena ulah dari Flifroots, monster kecil yang memiliki kemampuan berteleportasi. Walaupun untuk sebagian orang monster kecil itu tidak berbahaya namun untuk orang dengan kemampuan khusus monster itu bisa sangat merepotkan.
Padahal awalnya Alexander hanya memeriksa keadaan perbatasan hutan Frostgreen Karena dirinya mendapatkan tugas dari Damian selaku kaisar Reus. Yang mencurigai pergerakan monster yang kabur dari kubah hutan Hellfrost bersama salah satu penyihir hitam yang katanya masih bergerak secara sembunyi-sembunyi.
Alexander kemudian menggendong tubuh kosong milik Clarisse yang tergeletak. Dan membawa ya pergi dari hutan tersebut.
Sementara itu di dunia yang lain.
'Apa aku mati lagi. Pandangan ku kini menjadi gelap seperti berada di ruang hampa. Seperti nya aku mati lagi. Kosong dan gelap. Entah di mana aku berada saat ini. Mata ku juga sangat susah untuk di buka'.
Jiwa Rahma yang baru terpental keluar dari raga Clarisse kini kembali ke tubuh nya di dunia dimana dia berasal. Di sebuah ruang vip rumah sakit. terbaring lemah raga Rahma dalam kondisi koma.
"pulang lah Bu. Biar Andita yang akan menjaga adek".
Di dalam gelap nya pemandangan dari Rahma, wanita 21 tahun itu mendengar suara kakak perempuan nya yang terdengar khawatir.
'Suara kak Andita? Apa kah benar ini suara kakak ku!' Rahma berusaha untuk membuka mata nya yang sangat berat. Saat sedang berusaha lagi-lagi dia mendengar suara dari orang yang sangat dia sayangi.
"tapi kak, ibu belum capek".
'Suara ibu! Apakah aku sudah kembali ke tubuh ku? Apa ini berakhir? Aku kembali?. Aku tidak jadi mati?' batin Rahma meronta-ronta dan bertanya-tanya. Apalagi dengan kejadian yang baru saja dia alami. Bunyi alat-alat rumah sakit terdengar jelas di telinga Rahma bahkan bau obat di ruang itu juga tercium di indra penciumannya.
Untuk semua jawaban dari pertanyaan tersebut rahma harus membuka mata nya dan melihat nya langsung serta untuk Memastikan semua nya benar. Dengan sekuat tenaga yang tidak gampang menyerah Rahma berhasil membuka mata nya perlahan-lahan.
Namun belum sempat mata itu terbuka dengan sempurna lagi-lagi jiwa Rahma di tarik paksa keluar dari tubuh nya yang terbaring di atas ranjang rumah sakit.
Padahal sedikit lagi dia melihat orang-orang yang sangat di rindukan nya. Meninggalkan raga nya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Apalgi saat mendengar suara lelah kakak dan ibu nya membuat hati Rahma semakin sakit dan marah. Bukan kah ini sebuah lelucon. Takdir seolah olah mempermainkan nya.
'hentikan ini!!! Jiwa ku bukan lah sebuah alat yang sesuka hati kalian untuk memindahkan nya.' teriak Rahma tanpa suara.
Bersamaan dengan teriakan nya itu, sebuah kekuatan memeluk erat jiwa Rahma dan dengan cepat menarik jiwa tersebut kembali ke dunia di mana Clarisse tinggal.
"kumohon Rahma tolong aku!"
egois bget
ya udah cerita aja yg sebenarnya, siapa tau bs membantu menguak misteri ini