Pengkhianatan yang di lakukan Mike, membawa Aleena bertemu dengan seorang pria tampan yang tidak di kenalnya sama sekali di sebuah club mewah yang berada di pusat kota London.
Minuman alkohol yang di teguk Aleena malam itu benar-benar mempengaruhi dirinya. Gadis polos itu seketika menjadi liar bahkan dengan berani merayu pria yang saat itu berada di dekatnya.
Pria tampan pemilik rahang tegas itu terlihat semakin gelisah, ketika merasakan aliran panas tubuhnya tidak wajar. Terlebih gadis muda pemilik wajah cantik dengan rambut warna karamel bergelombang indah itu merayunya dengan gerakan begitu seksi.
Dalam keadaan setengah sadar Aleena menyerahkan tubuhnya pada pria asing yang tidak di kenalnya sama sekali.
Keduanya menghabiskan malam panas dengan liar layaknya pasangan yang sedang di mabuk cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JAMUAN MAKAN MALAM
Perlahan langit berwarna oranye berangsur menggelap.
Aleena menelisik penampilan di depan cermin berukuran small di kamar unit apartemen-nya.
Sore tadi ketika Aleena sudah di pulang dari kantor, seorang suruhan Sean membawa beberapa kotak. Orang tersebut menyampaikan perintah Sean padanya agar memakai semua pemberian Sean.
Aleena sempat mematung kala semua kotak di bukanya, berisi gaun indah berwarna maroon yang sangat cantik dengan belahan panjang hingga paha. Kemudian ada heels warna hitam dan clutch bag berwarna senada. Tak lupa Sean mengirimkan aksesoris. Berupa seperangkat mutiara berwarna putih.
"Bagaimana Sean tahu nomor yang aku pakai? Semuanya pas", ucap Aleena masih menatap dirinya yang terlihat berbeda dari biasanya. Ia tidak tahu acara apa yang akan di hadiri nya, sepertinya sangat penting.
Gadis itu sengaja menata rambutnya ala ponitail low and loose. Yang memperlihatkan leher jenjangnya. Untuk rambut Aleena tidak menambah aksesoris apapun, ia ingin polos saja. Namun sebelum menata rambut gadis itu menggunakan alat untuk meluruskan rambutnya yang bergelombang.
Ting
Tong
"Ah, Ryan sudah datang", pikirnya.
Tanpa mengintip siapa yang datang, Ale membuka pintu.
Sean berdiri di hadapannya. Untuk sesaat keduanya bertukar pandang. Sean tak berkedip melihat Aleena yang nampak berbeda. Begitu pun Aleena menatap Sean dengan sorot kagum. Sean sangat tampan memakai blazer berwarna hitam dengan motif bunga kecil yang timbul. Meskipun sebenarnya bukan kali ini saja laki-laki maskulin itu berpenampilan sempurna, hampir setiap hari Sean dia begitu.
"Tu ..
Dahi Sean mengernyit. Wajahnya ditekuk.
"Hm...Sean, kau bilang Ryan yang akan menjemput ku".
"Aku berubah pikiran. Kau sudah siap? Ayo pergi", ucap Sean.
"Wait. Aku tidak akan lama hanya mengambil clutch", balas Aleena membalikkan tubuhnya. Sean tak berkedip mengamati Aleena dari belakang. Laki-laki itu berdehem seraya mengusap-usap tengkuknya.
*
Mobil yang di kendarai Sean memasuki area hotel berbintang. Kedua mata Aleena terbelalak mengingat hotel itu. Bagaimana tidak, hotel itu tempat ia dan Sean bertemu untuk pertama kalinya. Hingga terjadilah...
"Ayo turun..
Aleena masih berkutat dengan pikirannya.
"Aleena Deandra..
Panggilan Sean membuyarkan lamunan Aleena sesaat.
Saking blank, sampai-sampai tidak menyadari mobil berhenti dan Sean membukakan pintu untuknya.
Sean sudah berdiri sambil mengulurkan tangan. Sekilas Aleena ragu, namun ia tidak mau Sean menunggu lagi. Aleena menyambut tangan Sean. Keduanya nampak mesra seperti sepasang kekasih.
Melihat kehadiran Sean, banyak wartawan mengabadikan kehadirannya. Sungguh situasi itu membuat Aleena gugup. Sean menyadari perubahan Aleena, ia tak ragu memeluk erat pinggang Aleena yang membuat tenang gadis itu.
Begitu pun tiba di ballroom, hampir semua tamu undangan menyapa hormat Sean. Ya..siapa yang tidak mengenal Sean, salah satu pebisnis muda handal di kota London. Terutama bagi sesama pebisnis di salah satu kota tersibuk di dunia itu. Hampir semua mengenal sepak terjang Sean.
"Seannn..
Panggil Evans yang sudah hadir bersama teman wanitanya.
"Mari ke sana. Dia teman baik ku", bisik Sean di telinga Aleena.
Aleena tidak menjawab nya. Sean terlalu sering membuat tubuhnya bergidik malam ini.
Evans mengenalkan teman wanitanya bernama Wilona pada Sean dan Aleena.
"Hai Aleena, apa khabar mu?"
"Hai Evans, seperti yang kau lihat aku baik-baik saja", jawab Aleena.
Aleena merasakan cengkraman kuat yang di lakukan Sean di pinggangnya. Apakah sebuah kode atau apa. Entah lah. Aleena tidak mengerti.
Sean terlihat menegak wine hingga tandas yang di tawarkan seorang pelayan yang membawa baki berkeliling di antara para tamu undangan.
"Kalian sudah saling mengenal rupanya?", ucap Sean yang tiba-tiba menarik tangan Aleena untuk berdansa dengannya.
"Sahabat mu?", tanya Aleena lugu.
"Siapa lagi. Di mana kau mengenal nya?"
"Evans?". Lagi-lagi jawaban Aleena membalikkan pertanyaan Sean. Membuat Sean kesal.
"Kau membuat ku kesal Aleena", balas Sean dengan suara serak.
Tangannya menarik tengkuk Aleena, menyatukan bibirnya pada gadis itu tanpa basa-basi lagi.
Sean seperti bukan dirinya, berciuman di depan umum seperti itu. Bahkan banyak orang melihatnya. Terutama Evans yang tertawa melihat tingkah teman baik nya itu. "Aku yakin kali ini kau tidak akan bisa mengelak lagi tentang perasaan mu, teman. Kau memperlihatkan nya di hadapan semua orang. Padahal banyak wartawan di sini. Aku tidak sabar mereka memuat berita mu di sampul depan", ucap Evans menarik pinggang wanitanya.
Perbuatan Sean membuat tubuh Aleena bak di aliri tegangan listrik berkekuatan tinggi. Suasana menjadi panas kala ia membuka mulutnya, membuat lidah Sean menjelajah hingga dalam.
Sesaat Sean menghentikan ciumannya, menatap kedua manik Aleena yang nampak sayu membalasnya.
"Kau sangat cantik Aleena...
...***...
To be continue
Silahkan tinggalkan komentar kalian yang banyak, akan author up lagi. Jika sepi...kita jumpa esok hari ya