NovelToon NovelToon
Pernikahan Satu Tahun

Pernikahan Satu Tahun

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: wiwit rthnawati

Andara Mayra terpaksa menerima perjodohan dengan seorang pria yang sudah dipilihkan oleh ayahnya.

Namun dibalik perjodohan yang ia terima itu ternyata ia sudah memiliki kesepakatan sebelumnya dengan sang calon suami. kesepakatan jika setelah satu tahun pernikahan, mereka akan bercerai.

akankah mereka benar-benar teguh pada kesepakatan mereka? atau malah saling jatuh cinta dan melupakan kesepakatan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwit rthnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

sebesar strawbery

Ruangan putih dengan bau ala rumah sakit menguar kedalam indra penciumanku.

Ya, saat ini aku dan mas Bara sudah ada di ruangan seorang dokter kandungan di sebuah rumah sakit yang tak jauh dari rumah.

"Bagai mana tuan, nyonya, apa ada yang bisa saya bantu?"

Kulihat dokter wanita dengan usia seumur mama itu tersenyum pada kami.

"Jadi begini dok, saya ingin memastikan apakah saya benar-benar hamil?"

"Apakah nyonya sudah coba cek pakai tes pack?"

"Sudah dok, dan hasilnya dua garis merah."

"Kira-kira kapan terakhir kali nyonya datang bulan?"

"Seingat saya, sudah dua bulan yang lalu dok." Kulihat dokter itu tersenyum lebar.

"Okey. Ayo kita periksa." Dokter menyuruhku berbaring diatas ranjang, baju yang ku kenakan sedikit ia singkap guna membuka perutku untuk ia periksa.

Kulihat ia mengoleskan gel dingin disana dan menempelkan sebuah alat yang kurasa terhubung pada layar monitor didepanku.

"Wah benar, tuan dan nyonya bisa lihat jika sudah ada janin yang tumbuh disana."

Dokter itu menunjuk sebuah titik putih sebesar buah strawbery yang ada di monitor.

Kulihat mas Bara mendekat dengan mata yang berbinar bahagia.

"Ooh sayang, lihatlah anak kita sudah sebesar itu. Terimakasih." Ia mengecup keningku pelan.

"Kira-kira usia kandungan istri saya sudah berapa minggu ya dok?"

"Kalau kita lihat disini usia kandungan istri tuan sekitar delapan mingguan. Tapi lebih pastinya lagi biar kita nanti cek pake kalender kehamilan. Sekalian kita memastikan tanggal kelahirannya."

"Oh iya dok, apakah masih boleh jika kami melakukan HB setiap hari dok?" Mataku membola saat mas Bara memberikan pertanyaan itu. Sontak aku langsung mencubitnya.

Kulihat dokter itu tersenyum.

"Sebenarnya kondisi kehamilan yang masih muda sedikit rentan akan keguguran. Tapi jika dirasa istri anda sehat dan tak ada masalah apapun, saya rasa masih bisa. Dengan catatan anda harus berhati-hati dalam melakukannya. Jangan sampai istri anda kelelahan. Kalau saya boleh sarankan sih sedikit dikurangi ya pak."

Setelah selesai cek kandungan mas Bara mengajakku pulang.

Berendam dengan air hangat cukup membuat tubuhku relax. Apalagi ditambah wangi jasmine dari lilin aroma therapy menambah ketenangan pada pikiranku.

Ceklek

Mas Bara masuk ke dalam kamar mandiku dengan hanya memakai boxer.

"Loh, mas mau mandi?" Aku menatapnya yang berjalan mengarah padaku.

"Iya." Dengan santainya ia melepas boxer yang ia pakai. Oh ya tuhan, aku bisa melihat miliknya yang besar menggantung disana. Kubuang wajahku tak ingin melihatnya.

"Kenapa gak di kamar mas bara aja? Disini kan ada aku yang lagi mandi?"

"Sekarang ini juga kamar aku. Dan aku ingin mandi bersamamu." Ia masuk ke dalam bathub lalu duduk dengan posisi berhadapan denganku.

"Sini!" Ia memintaku mendekat padanya. Kusambut uluran tangannya dan akupun duduk diatas pangkuannya.

"Bukankah ini sangat menyenangkan?" Ia mengecup pundakku dengan lembut.

"Hmmm. Ahhh." Tangannya kembali berbuat nakal padaku.

"Mashh." Mataku terpejam saat tangan besarnya memijat kedua bukit milikku dengan begitu lembut.

Kurasa dia sudah pantas diberi julukan tukang pijat sekarang.

"Pantas saja aku merasa jika ukurannya bertambah besar sekarang."

"Iya. Gara-gara mas."

"Dan aku suka."

Cup

Ia menyesap leherku dari belakang, satu tangannya mulai beralih memenelusuri perutku dan mengusapnya pelan.

"Aku sangat mencintaimu sayang."

"Agh..." tangannya mebelai milikku didalam sana.

"Masssh." Tubuhku blingsatan saat satu jarinya ia masukkan.

"Suaramu begitu indah honey." Tangannya ia mainkan di sana.

"Ahh mash ahh." Aku benar-benar dibuat tak berdaya olehnya. Hingga tubuhku menggelepar hebat karenanya.

"Bukankah nikmat?" Ia berbisik pelan di telingaku dan mengecupnya lembut.

"Maas ih." Kurasa pipiku memerah karena ucapannya.

"Kita ganti posisi yah?" Ia membalikkan tubuhku menghadapnya. Ah aku baru sadar jika miliknya sudah sangat keras dan sepertinya sudah tak sabar untuk dilunakkan.

"Aggh." Ia nampak terpejam meresapi penyatuan kami.

Aku menatapnya dengan tanganku yang berada di pundaknya. Ah dia sangat tampan, tanganku perlahan menelusuri dadanya yang bidang. Tubuhnya begitu kokoh, dan liat.

"Agh baby kamu sedang apa?" Matanya terpejam saat kujilat titik coklat di bagian dadanya.

Aku tersenyum melihatnya. Ku alihkan bibirku menuju lehernya. Boleh lah sesekali aku melakukan hal yang selalu ia lakukan padaku.

Cup

Ku kecup lehernya dan menyesapnya pelan.

"Aggh baby." Kedua tangannya berada di pinggangku. Sepertinya aku harus mulai menggerakkan tubuhku sekarang.

"Mmmmmmh." Ia menarik rambutku pelan, kini ia yang menciumi leherku dengan intens.

Aku meremas rambutnya saat ia menyesapnya disana.

"Oouuh." Penyatuan ini begitu memabukkan.

Ia ikut menggerakkan tubuhnya di bawah sana, membuat air pada bathub ini ikut terombang-ambing karena dahsyatnya pergerakan kami.

"Ahh mash ahh."

Erangan tertahan kami mengakhiri penyatuan ini.

Mas Bara memandikanku layaknya bayi, ia bahkan membantuku berpakaian lalu membaringkanku tidur.

"Kalau gak inget pesan dokter tadi, sudah aku makan kamu."

Cup

Ia mengecup keningku.

"Iih mas ini. Emangnya aku ayam yang bisa di makan." Aku mengerucutkan bibirku melihatnya.

Ia ikut berbaring di sampingku.

"Boleh kan aku tidur di sini?" Tangannya menyangga kepalanya menghadap ke arahku.

"Emang kalau gak boleh, mas mau keluar?" Tubuhku ikut menghadap ke arahnya.

"Enggak. Aku akan tetap disini dan memelukmu." Ah tangannya membawa tubuhku kedalam dekapannya.

"Kenapa tidak dari dulu saja kita seperti ini."

"Iya. Kenapa coba?"

"Aku takut kamu menolakku." Aku mendongak mendengar ucapannya.

"Iya lah pasti di tolak. Wong udah punya pacar juga."

"Hehe. Padahal aku sudah tertarik padamu dari sejak awal kita bertemu."

"Gak salah?" Aku ingat betul dia begitu datar dan dingin seperti balok es saat itu. Rasanya tida k mungkin jika ia tertarik padaku.

"Enggak. Hanya saja kupikir itu cuman perasaan biasa yang timbul karena melihat wanita cantik."

"Hem. Gombal."

"Tapi jujur, saat kita menikah dan aku menciummu waktu itu, bibirmu terasa berbeda. Ada getaran aneh pada diriku yang seolah membangunkan seluruh urat syaraf yang ada di dalam tubuhku yang selalu membuatku ingin merasakannya lagi." Mataku membola mendengar ucapannya. Ternyata dia memang semesum itu.

"Mas Bara mesum." Aku membenamkan wajahku di ceruk lehernya.

"Aggh sayang jangan seperti itu." Ia sedikit menjauhkan dirinya dariku.

"Kenapa?" Aku menatapnya nyalang.

"Sini." Ia menarik satu tanganku dan membawanya menyentuh miliknya. Ya tuhan, dia sudah hidup lagi.

"Inilah yang terjadi saat berdekatan denganmu, apalagi jika kamu memancingnya seperti tadi." Aku meringis pelan. Ah, salahku juga ternyata.

"Terus gimana dong ini?"

"Udah biarkan saja. Biar ku urus nanti. Sekarang kamu tidur yah. Kasian baby kita juga belum istirahat dari pagi."

1
Guillotine
Nyesel kalo gak baca.
Niki Fujoshi
Nggak bisa move on.
Shinn Asuka
Ngga bisa berhenti!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!