kisah seorang gadis yatim piatu yang sejak bayi tak mengetahui bagaimana rupa wajah kedua orangtuanya, semenjak gadis kecil itu berusia 5 tahun tiba-tiba saja muncul kekuatan tak kasat mata melindunginya.
banyak misteri menaungi gadis itu kisah pelik antara dua dunia menjadi bunga bunga tidur gadis itu yang tak kunjung damai sampai akhirnya takdir mengatakan bahwa dia adalah kunci dari segala hal dari keselamatan dunia,..
penasaran yukk simak
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juannita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode tiga belas
Pagi pun tiba kini Abhisya sudah duduk dimeja makan bersama Om nya, keduanya nampak fokus dengan makanan nya masing masing dan tak lama kemudian Abhisya lebih dulu menyelesaikan sarapan paginya.
"Abhi sudah selesai..." Seketika itu pula Abhisya pun berdiri dia mengambil tas yang menyender dikursi sebelah nya.
"Tunggu Abhi... " Abhisya mengerutkan keningnya menatap Om nya.
"Ambillah ini,. " Dimitri menyerahkan sebuah botol semprotan berupa cairan bening seperti air biasa.
Abhisya mengambil botol spray itu dari tangan om nya dahinya mengerut dia mengingat ingat sepertinya dia pernah melihat botol spray ini.
"Apa kau lupa kejadian semalam??" Tanya Dimitri lembut, Dimitri tidak mau gadis ini mengalami kejadian seperti semalam setelah dia menguji cairan yang berada didalam botol spray itu dan dirasa aman ada kandungan apa saja didalamnya Dimitri merasa lega karena semuanya aman untuk putri angkat nya.
Abhisya mengernyit heran 'memang ada kejadian apa batinnya' bertanya tanya sedetik kemudian dia kembali teringat akan apa yang terjadi semalam.
"Oh... Abhi ingat sekarang" hanya itu yang keluar dari bibir mungil Abhisya sambil menepuk jidatnya.
Dimitri hanya mampu menghela nafas panjang akan tingkah putri angkatnya ini, " bagaimana dia bisa melupakannya padahal... Ah lupakan" Dimitri ingat sekarang apa yang membuat putri nya ini melupakan apa yang terjadi semalam "pasti ulah 'dia' " batinnya bergumam entah siapa yang dimaksud Dimitri dengan menyebut 'dia'.
Tapi Dimitri bersyukur Abhisya tidak seperti dulu lagi dimana di setiap kejadian seperti semalam esoknya dia tidak mengingat apapun lagi,kali ini nampaknya gadis itu sudah bisa mengendalikan mahluk itu.
Entah Dimitri bisa menyebutkan sebagai apa mahluk ataukah apa karena sosok mahluk yang paling setia menjaga gadis itu sudah ada semenjak dia keluar dari rahim ibunya.
Flashback on
Aaahhhh
Eeemmmmmhhh
"Sedikit lagi nduk... " Ucap wanita paruh baya yang tak lain adalah nenek Dimitri.
Dimitri melihat bibinya yang tengah berjuang antara hidup dan mati untuk segera mengeluarkan bayi yang saat ini masih ada didalam perut bibinya.
Dimitri yang saat itu berusia 5 tahun melihat dengan mata kepala nya sendiri secara sembunyi-sembunyi dipojok ruang kamar bibinya yang masih terhalang oleh tirai jendela kamar itu.
Dimitri syok sebenarnya 'jadi seperti ini cara wanita itu melahirkan,. Menakutkan sekali' batin Dimitri bergumam tubuh kecilnya bergetar melihat raut kesakitan sang bibi.
Eeemmmmmhhh
Hah
Hah
Hah
Aaaaaakkkkkhhhh
"Sakit buuu.... Eeemmmmmhhh" erang bibinya.
"Sedikit lagi nduk itu sudah kelihatan kepalanya,... " Ucap nenek Dimitri sambil sedikit mengelus perut putrinya.
Hosh
Hosh
Hosh
"Tarik nafaass lalu keluarkan tarik lagi keluarkan lagi setelah tarik yang dalam kemudian lepaskan sambil ngeden yah nduk" nampak putrinya Safira mengangguk lemah saat mendengar arahan dari ibunya setelah melakukan apa yang diarahkan ibu tak lama kemudian...
Eeeehhhkkkkk
Bruutthh
"Alhamdulillah keluar nduk bayimu perempuan cantik sekali tapi ..... Kenapa tidak bergerak" ibu Safitri yakni ibunya Safira bibinya Dimitri panik kala mendapati cucunya yang baru keluar tidak menangis dan bergerak.
Tapi kala jari telunjuk nya di dekat kan kearah hidung mungil bayi perempuan itu sang ibu bernafas lega tapi tak lama kemudian kembali panik kala tak mendapatkan detak jantung bayi mungil itu kala didekat kan dengan telinganya.
Dengan tenang agar meskipun hatinya kalut sang ibu menjungkir bayi mungil itu kemudian menepuk nepuk pelan bokong bayi mungil itu sebagai pertolongan pertama takutnya banyak cairan yang masuk kedalam hidung dan mulut bayi mungil itu.
Tapi masih tidak ada pergerakan sama sekali setelah beberapa saat Bu Safitri pun mengusap usap punggung bayi mungil itu sedikit keras sambil sesekali menepuk nepuk bokong bayi mungil itu lama sekali ibu Safitri mengupayakan agar bayi mungil itu kembali bernafas dan segera menangis.
Agak lama perjuangan ibu Safitri selang setengah jam kemudian upayanya berhasil membuat bayi mungil itu menangis kejer dengan sangat melengking kuat.
Oooeeekkk
Oooeeekkk
Oooeeekkk
"Akhirnya ya Allah Alhamdulillah...." Ucap Bu Safitri bernafas lega.
Sementara diluar cuaca sangat tidak mendukung hujan angin dan petir menyambar nyambat seolah-olah akan ada kejadian aneh yang akan terjadi atau menyiratkan akan kedatangan sesuatu yang ditunggu tunggu entah apa.
Bahkan jendela kamar pun seperti dihentak hentakkan oleh sesuatu terdengar mengerikan memang, suara angin masih terdengar riuh seolah olah tidak sabar akan kehadiran sesuatu.
Kreeekkk
Kreeekkk
Terdengar gesekkan atau apa dijendela kamar seperti ada yang sengaja mencakar cakar jendela yang terbuat dari kayu lapuk tersebut, Dimitri kecil pun semakin ketakutan tubuhnya masih bergetar hebat tapi matanya tak bisa dan tak mampu terpejam.
Suasana masih mencekam Bu Safitri menyadari akan hal itu tapi tetap tenang dan waspada dia tahu kelahiran cucunya inilah yang menyebabkan suasana mencekam ini,Bu Safitri ingat apa yang telah dikatakan oleh Boponya ( ayah nya ) bahwa kelahiran cucunya ini sangat dinantikan oleh seluruh jagat Maya karena dia akan terlahir menjadi yang terpilih.
Awalnya Bu Safitri tidak percaya tapi setelah melihat lamanya bayi mungil yang berada dikandungan yang melebihi normal satu tahu lewat sepuluh hari bahkan wetonnya pun sesuai dengan yang dikatakan oleh Boponya. Bu Safitri menghela nafas berat entah apa yang akan terjadi kedepannya Bu Safitri tak berani memprediksinya dia melihat bayi mungil itu yang masih ada ditangannya itu.
Bu Safitri pun meletakkan bayi mungil tersebut dranjang sebelah nya setelah memotong Ari artinya dan membungkusnya dengan kain jarik khusus yang diperuntukkan untuk bayi mungil itu, karena sepertinya sudah dipersiapkan jauh jauh hari.
Ibu Safitri lupa akan putrinya yang baru saja berjuang untuk cucunya itu, "astaghfirullah.. maaf nduk ibu sampai melupakan mu karena bayimu begitu menggemaskan" ucap ibu Safitri sambil sedikit bercanda agar Safira sedikit rileks dan tidak tegang.
Tapi sedetik kemudian melihat tidak ada pergerakan dari sang putri kembali ibu Safitri panik bukan main, wajahnya pucat takut apa yang dipikirkan itu akan terjadi.
Dengan segala cara ibu Safitri memanggil manggil nama Safira tapi sedikit pun tak ada pergerakan dengan segala upaya pertolongan yang dia bisa ibu Safitri pun lemas dia ambruk terduduk disebelah ranjang putrinya sambil terisak tergugu.
Tok
Tok
Tok
"Bune,.. piye ... Apa semuanya baik baik saja" terdengar sebuah suara dibalik pintu.
"Masuk kang...." Ucap Bu Safitri lemah.
Klekk
"Astaghfirullah... Nduukk... Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un..." Ucap kakek Brahmana serak sambil mengeluarkan air mata.
"Bu... Aji sudah mendapatkan mobil Bu... Ayokk kita bawa Safira ke puskes.... Mas" nampak seorang pria menyerobot masuk dan kaget kala mendapatkan istrinya yang tengah terbujur kaku dengan darah yang masih basah jangan lupakan wajah pucat istrinya.
"Ap apa yang terjadi Bu... Hiks hiks " tanpa aba aba air mata pun seketika itu jatuh Aji Santoso meluruh melihat jasad sang istri kemudian tanpa sengaja dia melihat mahluk mungil yang tak lain adalah buah cintanya dengan Safira sang istri.dia kemudian berdiri aji berjalan menuju ranjang dimana bayi mungil itu berada.
"Cantik sangat cantik hiks hiks,.. lihatlah nduk demi agar kamu bisa melihat dunia ibumu rela menukar nyawanya untukmu, baik baik yah nduk semoga jadi anak yang Solehah dan pandai mengangkat derajat ibu dan ayah mu..." gumam aji Santoso sambil terisak.
Entah kenapa dadanya sangat sesak dengan terpaksa setelah aji menciumi putri kecilnya kemudian meletakkan dengan sangat pelan bayinya, setelah itu tubuh aji Santoso pun ambrukk di lantai.
Brukk
"Astaghfirullah..." Ucap barengan antara Bu Safitri dan pak brahmana.
Seketika itu juga pak brahmana menghampiri menantunya itu dan takblama kemudian " innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un..." Dalam sekejap kurun waktu yang tak lama bayi mungil itu sudah menjadi yatim piatu.
Dimitri kecil yang melihat hal itupun kembali syok dia sendiri bahkan sampai lupa bernafas beberapa saat,dia melihat sesosok perempuan tua sedikit bungkuk membawa tongkat unik mendekati bayi mungil itu yang tak lain adalah Abhisya.
"Nenek menyukai mu nduk kamu yang terpilih" ucap nenek nenek itu sambil menyeringai seram Dimata Dimitri, tapi kedua mata Dimitri membola kala nenek nenek itu melesat kearah Dimitri kecil.
Jantung Dimitri berpacu dengan cepat tubuhnya kaku tidak bisa digerakkan sama sekali suaranya bahkan tak bisa dia keluar kan bahkan hanya suara pelan seolah olah suara nya berhenti di kerongkongan.
Semakin dekat semakin dekat dan nenek nenek itu membisikkan sesuatu sebelum akhirnya Dimitri ambrukk.
Bruk
Flashback off