NovelToon NovelToon
TRAGEDI KASTIL BERDARAH

TRAGEDI KASTIL BERDARAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Doni arda

abella dan sembilan teman dekatnya memutuskan untuk menghabiskan liburan musim dingin di sebuah kastil tua yang terletak jauh di pegunungan. Kastil itu, meskipun indah, menyimpan sejarah kelam yang terlupakan oleh waktu. Dengan dinding batu yang dingin dan jendela-jendela besar yang hanya menyaring sedikit cahaya, suasana kastil itu terasa suram, bahkan saat siang hari.

Malam pertama mereka di kastil terasa normal, penuh tawa dan cerita di sekitar api unggun. Namun, saat tengah malam tiba, suasana berubah. Isabella merasa ada yang aneh, seolah-olah sesuatu atau seseorang mengawasi mereka dari kegelapan. Ia berusaha mengabaikannya, namun semakin malam, perasaan itu semakin kuat. Ketika mereka semua terlelap, terdengar suara-suara aneh dari lorong-lorong kastil yang kosong. Pintu-pintu yang terbuka sendiri, lampu-lampu yang padam tiba-tiba menyala, dan bayangan gelap yang melintas dengan cepat membuat mereka semakin gelisah.

Keesokan harinya, salah satu teman mereka, Elisa, ditemukan t

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34: Jejak yang Tak Terhapuskan

Isabella dan Mia berlari di lorong-lorong kastil yang gelap. Keringat dingin membasahi wajah mereka, napas terengah-engah, dan tubuh mereka penuh luka. Setiap langkah terasa semakin berat, namun mereka tak punya pilihan selain terus berlari. Suara langkah kaki yang mengejar mereka semakin dekat, menggema di seluruh kastil yang seolah tak membiarkan mereka pergi.

"Ke mana kita harus pergi?" tanya Mia, suaranya hampir tak terdengar karena kelelahan.

Isabella memandang sekeliling dengan cemas. "Aku nggak tahu, kastil ini terasa berbeda. Seperti ada yang menghalangi setiap langkah kita."

Mia menggenggam erat senjata api di tangannya, matanya penuh tekad. "Kita harus keluar dari sini, Isabella. Kita nggak bisa terus lari."

Namun, tiba-tiba mereka mendengar suara berat pria bertopeng itu, terdengar seolah berasal dari kedalaman kastil. "Lo pikir kalian bisa lari begitu saja?" suara itu seperti gema yang menggetarkan dinding.

Isabella menatap Mia dengan penuh kecemasan. "Dia masih mengejar kita!"

Mia menggenggam senjata lebih erat. "Kita nggak punya banyak waktu. Ayo cepat!"

Mereka berlari lebih cepat, menuju pintu belakang yang mereka harap bisa mengantarkan mereka keluar. Tapi begitu sampai di pintu, Isabella mendorongnya dengan cepat, hanya untuk menemukan pintu itu terkunci rapat.

“Gimana bisa? Dulu pintu ini nggak terkunci!” Isabella berteriak frustasi.

Mia mencoba membuka kunci dengan tangan gemetar. "Ada jalan keluar lain, kan?" tanya Mia, matanya melirik ke belakang, mendengar langkah-langkah mendekat.

Isabella berpikir cepat. "Ada satu. Ke ruang bawah tanah. Dari sana ada lorong rahasia yang menuju keluar."

Mia mengangguk, wajahnya serius. "Ayo, kita harus bergerak sekarang."

Mereka berbalik dan berlari menuju ruang bawah tanah, menelusuri lorong sempit yang terasa semakin menyesakkan. Setiap langkah semakin berat, sementara udara lembab dan dingin menyelimuti mereka. Lampu-lampu minyak yang menyala redup berkelip, seolah memberi peringatan.

Begitu mereka mencapai ruang bawah tanah, ketegangan semakin terasa. Ruangan itu gelap dan penuh bau busuk, membuat Isabella dan Mia merinding. Di sudut-sudut ruangan, mereka bisa melihat bayangan-bayangan yang bergerak perlahan, menambah rasa cemas.

"Ini... nggak aman," bisik Isabella, matanya melirik setiap sudut ruangan dengan waspada.

Mia menggenggam senjata api dengan lebih erat, mencoba mengontrol rasa takutnya. "Kita nggak punya pilihan lain. Kita harus keluar, sekarang."

Namun, saat mereka hampir sampai di pintu yang menuju lorong rahasia, langkah berat terdengar dari belakang mereka. Pria bertopeng itu muncul dari bayang-bayang, berdiri di ujung lorong dengan pedang terangkat tinggi, siap untuk menyerang.

"Lo kira bisa lari begitu saja?" suaranya yang dalam dan menyeramkan menggetarkan udara.

Isabella menatap Mia dengan cepat, lalu menghela napas panjang. "Kita nggak bisa terus lari darinya, Mia. Kita harus melawan."

Mia menatap pria bertopeng itu dengan mata yang penuh tekad. "Saatnya bertarung."

Tanpa peringatan, Mia menembakkan peluru pertama ke arah pria bertopeng itu. Namun, pria itu bergerak dengan cepat, menghindari setiap tembakan, dan meluncurkan serangan balik dengan pedangnya. Pedang itu berkilat tajam, dan hanya dengan sedikit gerakan, hampir mengenai mereka.

"Ini nggak cukup!" Isabella berteriak, merasa terpojok. "Kita harus mencari cara lain!"

Isabella tiba-tiba teringat sesuatu. "Simbol! Yang ada di lantai ruang batu tadi. Itu bisa jadi kunci untuk menghentikan dia!"

Mia menatap Isabella, ragu. "Simbol? Lo yakin itu bisa membantu?"

Isabella menggenggam tangan Mia dengan tegas. "Kita nggak punya pilihan lain."

Dengan keberanian yang tersisa, mereka berdua berbalik, melawan rasa takut yang menguasai mereka, dan berlari menuju ruang bawah tanah yang lebih dalam. Di sana, mereka berharap bisa menemukan jawaban dan menghentikan pria bertopeng itu sebelum semuanya terlambat.

Namun, ketika mereka berlari, bayangan hitam mulai bergerak dari sudut-sudut kastil, semakin mendekat. Isabella dan Mia tahu, meski langkah mereka semakin berat, mereka tidak akan menyerah begitu saja. Kastil ini menyimpan rahasia yang harus mereka ungkap, dan mereka hanya punya sedikit waktu untuk mengungkapnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!