NOVEL LUAR BIASA
🏆 Juara Harapan Baru Novel Pria YAAW 10🏆
Perjalanan seorang pemuda bernama Lei Tian, ia adalah pewaris Klan Lei di Ibukota Provinsi Sinchuan. Ketika masih bayi ia dibawa pergi ke sebuah Desa yang sangat jauh dari Ibukota, setelah ia tumbuh menjadi anak-anak ia mengalami penghinaan dan penindasan. Hingga Ia dewasa dan menemukan sebuah rahasia besar di dalam tubuhnya, barulah ia mulai mendapatkan titik terang tentang jati dirinya.
Pada saat usia delapan belas Tahun barulah ia menuju Ibukota untuk berpetualang sekaligus untuk mencari tahu tentang asal usulnya.
Namun setelah ia mengetahui tentang keluarganya, berbagai peristiwa pembunuhan dan pengkhianatan mulai terkuak.
Hingga suatu hari ia membawa Klan Lei sebagai Klan yang disegani di Dunia Biru dan mencatatkan namanya sebagai Legenda Abadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi Murid Sekte Belati Merah
Sama seperti Sekte besar lain, umumnya Penatua murid luar adalah Penatua yang memiliki tingkat kultivasi terendah jika dibandingkan dengan Penatua lainnya, terutama Penatua murid dalam.
Seorang Penatua harus berada pada ranah Pendekar Langit. Bahkan ada juga yang sudah mencapai Tingkat tinggi seperti Penatua Mu Chen yang pada ranah Dewa Tingkat Awal. Penatua Mu Chen merupakan Penatua yang bertanggung jawab atas Paviliun murid dalam, ia memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan Penatua Fan Guo yang merupakan kepala Paviliun murid luar.
Biasanya ranah Dewa hanya dimiliki oleh Patriark Sekte, seperti Patriark Sekte Belati Merah yang bernama Fang Yuan. Sosoknya sangat misterius, dengan ramah kultivasi Dewa Abadi Tahap awal ia jarang sekali berada di Sekte. Urusan Sekte lebih sering dijalankan oleh para Penatua yang sudah membidangi urusan masing-masing.
Ranah Dewa merupakan keberadaan yang sangat sulit dicari, dari ranah Pendekar Langit ke ranah Pendekar Dewa terdapat dinding penghalang yang sangat tebal. Tidak heran kebanyakan kultivator akan terjebak di ranah Pendekar Langit dalam jangka waktu yang sangat lama.
Hari sudah malam saat Lei Tian dan Gong Dun tiba di Sekte Belati Merah. Setelah melaporkan kedatangannya, Gong Dun segera mendaftarkan Lei Tian ke Aula Misi. Sebelum diterima sebagai murid, Lei Tian harus menjalani pemeriksaan tingkat kultivasi yang umum dilakukan oleh murid baru.
Seorang petugas yang biasa disebut Diaken masih tampak berjaga, hampir saja ia meninggalkan Aula Misi saat Gong Dun tiba bersama Lei Tian. Kehadiran keduanya membuat Diaken tersebut bertanya dengan heran.
Namun setelah Gong Dun menjelaskan maksud kedatangannya, wajah Diaken tersebut terlihat tenang. Sebagai seseorang yang terbiasa mengurusi masalah seperti ini Ia merasakan kultivasi Lei Tian yang biasa saja, hanya karena ia mendapatkan rekomendasi dari Gong Dun maka ia dianggap sebagai murid bawaan.
Dahulunya Gong Dun merupakan salah satu murid dalam yang memiliki pencapaian, sehingga dengan prestasinya di masa lalu ia tidak akan kesulitan untuk memberikan rekomendasi kepada Lei Tian agar bisa masuk ke Sekte Belati Merah.
"Baiklah aku akan memberikan kesempatan, namun ia tetap harus menjalani prosedur pengetesan bakat kultivasi" ujar Diaken tersebut.
"Tidak masalah, aku akan memberi tahunya" ujar Gong Dun.
"Tuan muda, coba genggam lah batu cahaya ini sambil mengalirkan Qi" ucap Gong Dun sambil menyerahkan sebuah batu berwarna transparan.
Metode tersebut merupakan hal yang mendasar sebagai tes kompetensi di Sekte Belati Merah. Seseorang yang sudah memiliki kemampuan mengolah Qi maka akan dengan mudah dideteksi oleh kristal transparan tersebut.
Tanpa rasa ragu Lei Tian melakukan hal yang diminta oleh Gong Dun, disampingnya ada seorang petugas pencatatan yang sedang memperhatikan dengan serius. Apa yang dihasilkan oleh kristal transparan tersebut maka akan dicatat sebagai modal awal Lei Tian belajar di Sekte. Kedepannya apapun perubahan yang dilakukan oleh Lei Tian akan dibukukan oleh Aula Misi.
"Ngung"
Tiba-tiba sebuah cahaya berwarna hijau menyala dan menandakan tingkat kultivasi Lei Tian.
"Praja Tingkat Akhir, dan kamu dinyatakan lulus" ujar seorang Diaken yang mendampingi Lei Tian.
Kristal transparan merupakan alat yang digunakan sebagai pengukur bakat seseorang, umumnya kristal tersebut memancarkan tiga warna. Hijau untuk pendekar Tingkat Dasar, kuning untuk Tingkat Menengah dan warna merah untuk Tingkat Tinggi.
Setelah melihat hasil pemeriksaan Gong Dun tersenyum puas, dengan hasil ini Lei Tian bisa diterima di Sekte sebagai murid luar seperti perkiraannya.
Lei Tian sendiri dianggap wajar memiliki Tingkatan kultivasi seperti itu di usianya yang 15 Tahun. Cuma yang tidak diketahui oleh petugas tersebut adalah jika Lei Tian melewati beberapa tingkatan tanpa mendalami teknik kultivasi.
Di Sekte Belati Merah terdapat seorang murid jenius yang sebaya dengan Lei Tian, ia bernama Liu Kang. Di usianya kini ia sudah mencapai ranah Pendekar Tingkat Kaisar, sama seperti Li Yifei dari Sekte Teratai Ungu. Mereka berdua termasuk bakat jenius yang akan dipersiapkan mengikuti pertandingan antar Sekte dua tahun kemudian.
Setelah menerima token murid yang berwarna perak, Lei Tian juga mendapatkan seragam Sekte serta sebuah buku petunjuk yang berisi tentang sejarah sekte, susunan kepengurusan serta peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan.
Gong Dun kemudian mengantar Lei Tian hingga ke Paviliun murid luar sekaligus berpamitan kepada Lei Tian.
"Tuan muda terimalah Kitab Beladiri yang bisa berguna di masa depan" ujar Gong Dun sambil memberikan sesuatu.
"Terimakasih paman" ucap Lei Tian tanpa sungkan menerima pemberian dari Gong Dun.
"Tuan muda, selamat bergabung dengan Sekte Belati Merah. Selama menunggu Tuan muda saya akan berada pusat Kota Jiangxi bersama Bibi Jian" ucap Gong Dun sebelum ia pergi.
"Paman, terimakasih atas bimbingan mu selama ini. Aku tidak akan melupakannya" ucap Lei Tian dengan sungguh-sungguh.
Gong Dun tersenyum puas, ia lalu pergi meninggalkan Lei Tian agar bisa serius menimba ilmu di Sekte Belati Merah. Sebelum pergi ia juga menerima beberapa kantong emas untuk digunakan membangun tempat usaha serta tempat tinggal di Kota Jiangxi.
Lei Tian tidak langsung masuk ke dalam bangunan yang akan menjadi tempat tinggalnya selama menjadi murid luar, ia menatap pegunungan yang indah dan disertai barisan bukit yang menawan. Meskipun malam hari, bentuk pegunungan tersebut masih terlihat ditemani cahaya bulan.
Sambil merentangkan kedua tangannya ia memejamkan mata, merasakan sensasi sejuknya udara yang menyegarkan tubuhnya. Lei Tian merasakan energi alam yang terdapat di sekitarnya kini terasa lebih murni dari beberapa tempat yang ia rasakan sebelumnya.
Hingga beberapa saat ia melakukan hal seperti itu, samar-samar ia mendengar air mengalir dari kejauhan. Sebagai seorang kultivator kini pendengarannya menjadi lebih tajam dari sebelumnya, padahal air mengalir yang dimaksud oleh Lei Tian adalah sebuah sungai yang berjarak Tiga Kilometer darinya.
Lei Tian berada di depan sebuah bangunan yang cukup besar dan tampak sederhana, setelah dirasa cukup menikmati sejuknya udara sekitar Sekte, ia mendorong pintu dan masuk ke dalam bangunan yang memiliki tiga kamar tidur tersebut. Ada ruang utama yang menghubungkan ke tiga kamar tersebut, di lantainya terdapat tikar yang sudah usang namun masih bisa digunakan untuk duduk.
Lei Tian kemudian membuka pintu kamar tidurnya yang berukuran tiga meter, di dalamnya ada sebuah ranjang tidur serta sebuah lemari untuk menyimpan barang-barangnya. Meskipun kamar tidur tersebut tidak luas namun masih memiliki sekat untuk kamar mandi.
Bangunan yang ditempati oleh Lei Tian seperti rumah sederhana, berbentuk bangunan satu lantai yang terdiri atas tiga kamar tidur. Untuk makan, para murid luar harus mengantri di sebuah aula besar yang merupakan dapur umum yang sudah disiapkan oleh Sekte untuk para murid.