Nayla Kamil
18Tahun..
Tok.. tok.. tok..
"Permisi Tuan..bisa tolong berikan bunga ini untuk Tuan yang ada di belakang."
Reymon sanjaya
31 Tahun
"Dasar wanita aneh"bergumam sambil tersenyum tipis.
Siapa yang menyangka pertemuan yang tidak di sengaja itu menjadi awal mula Nayla terjebak dalam cinta yang aneh menurutnya.
perbedaan usia,tahta,harta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33- Jangan tinggalkan aku
"Ya tapi aku hanya akan menikah dengan orang yang kucintai bukan dengan orang asing" pernyataan Rey membuat Sonia membelalak tak percaya.
"Tapi Rey kita sudah saling mengenal sejak kecil"
"Maaf nona tapi aku sama sekali tak ingat"
"Rey.." Sonia berkaca kaca bagaimana Rey lupa sejak dulu Sonia selalu mengikuti kemana pun Rey pergi bahkan meski Rey tak pernah melihatnya namun sejak dulu Sonia mencoba untuk terlihat oleh Rey.
"Apa ini Sam kau mencoba mempermainkan anakku" geram Raksa.
"Tenanglah Raksa Rey hanya sedang bercanda"
"Sam benar Raksa kami sudah membicarakan ini,benar bukan Rey? Ibu sudah bilang kamu harus menikah dengan Sonia" pandang Ratih Rey penuh harap. sedang Rey hanya diam.
Nayla tak mengerti dengan situasi ini "Rey?" Nay memandang Rey yang masih diam.
"Tidak apa apa tenanglah" pandangan Rey melembut kearah Nayla. Sonia melihat kehangatan itu mata yang tak pernah melihatnya namun kini dia melihat kearah seorang gadis memandang dengan penuh cinta.
"Rey jangan mempermalukan Daddy" Bisik Sam yang kini berada di sebelah Rey.
"Bukan aku yang mempermalukan kalian tapi kalian yang mempermalukan diri kalian sendiri"
"Rey!!".
"Sebenarnya apa yang kalian mau dariku menjualku untuk keuntungan kalian, orang tua macam apa kalian"
"Dan anda tuan Raksa apa maksud anda dengan menjodohkan anak anda dengan saya,apa anda fikir anak anda akan bahagia hidup dengan lelaki yang sama sekali tak mencintainya."
"Kalian mau mempermainkanku?" geram Raksa. "Ayo Sonia"
"Enggak Pah" Sonia menggelang, Sonia menghampiri Rey "Rey aku akan bahagia,kebahagiaan ku hanya kamu,dan aku yakin dengan berjalannya waktu kamu akan mencintaiku"
Rey terkekeh "Apa kamu tidak punya harga diri nona,mengemis cinta dari laki laki yang sama sekali tak mencintaimu"
"REY!!" Raksa tak tahan mendengar hinaan dari Rey untuk putrinya.
Suasana semakin tegang bagi Nay, Meilani pun hanya diam menyaksikan para orang dewasa dihadapannya yang begitu rumit tangan nya saling meremas.
"Aku tak percaya ini,kalian benar benar!!" Raksa melihat putrinya berderai air mata "Sayang ayo kita pulang"
"Pah" Sonia memelas.
"Tidak sekarang sayang kita akan buat perhitungan dengan mereka nanti" Raksa pergi dengan raut marah.
"Raksa tunggu kita bisa bicarakan ini baik baik" cegah Sam,
"Tunggu saja Sam apa yang bisa aku lakukan" Raksa pergi setelah mengucapkan kata kata yang semakin membuat Sam frustasi.
"Lihat itu Rey kamu baru saja mengahancurkan bisnis kita"
"Sebenarnya apa yang kamu lihat dari perempuan ini Rey" Ibu menujuk Nayla.
"Dan kamu Nayla,harusnya kamu sadar diri kamu tidak bisa masuk dalam keluarga kami,wanita rendahan seperti kamu.."
"BU!" Ibu Rey terkejut mendengar bentakan Rey,gigi Rey gemelutuk,sungguh Rey tak akan membiarkan siapa pun menghina Nay nya.
"Lihat,bahkan dia berani membentak saya karna kamu" Nay menundukan kepalanya.
"Ini gak ada hubungannya sama Nay Bu, aku benar benar tulus mencintainya,dan ada atau gak ada Nay dalam hidupku,aku akan tetap menolak menikahi perempuan itu"
"Kamu tak bisa melakukan itu" Sam mengerang frustasi.
"Kenapa? apa kalian berharap aku menjalani hidup seperti kalian"
"Bisakah kalian berhenti" lirih Mei. "Apa kalian lupa ada aku disini" Mei beranjak pergi berlari tidak kah mereka mengerti diantara semuanya Mei yang paling terluka, sejak kecil tak pernah merasakan kasih sayang utuh, bahkan tak hanya itu dirinya selama ini tinggal bersama Ibu yang hanya sibuk mengatur tentang kepribadian tak boleh ini tak boleh itu, dan sekalinya mereka berkumpul mereka malah berdebat,bahkan sejak datang Daddynya sama sekali tak menanyakan kabarnya.
"Rey aku kejar Mei dulu" Rey mengangguk ,dan Nay pun berlari mengejar Meilani. hingga tiba diluar Nay melihat Meilani yang menangis "Mei.?"
Mei berbalik ke arah Nayla dan memeluk Nayla, Nayla membiarkan Mei menangis dipelukannya"Aku mau pergi kak" setelah beberapa saat.
"Ya udah ayo,eh tapi tunggu tas kakak masih didalam bentar ya" Mei mengangguk.
Nay kembali keruangan tempat Rey dan kedua orang tuanya masih berbicara.tiba tiba langkahnya terhenti "Kamu jangan egois Rey,ada banyak pekerja yang dipertaruhkan disini,dan kamu pasti tau apa yang bisa Raksa lakukan,Daddy tau kamu sudah menyelidiki dia kan"
Tak terdengar suara dari Rey suasana didalam terdengar lebih tenang dari sebelumnya. "Daddy mu benar Rey,pikirkan lagi Ibu sama sekali tak bisa bayangkan jika perusahaan hancur,dan mengenai cinta Ibu yakin perasaanmu akan tumbuh dengan berjalannya waktu, Sonia gadis baik Rey,dan lambat laun cinta kamu pada gadis itu akan terkubur"
Nay meremas jemarinya, mengurungkan niatnya untuk masuk dan kembali menemui Meilani "Udah kak?"
"Gak jadi deh nanti aja biar Rey yang bawa,ayo kak Nay anter pulang"
"Aku gak mau kerumah ibu,aku ke apartemen kak Rey aja ya"
"Ya udah ayo"
Tiba di apartemen Rey, Nay menunggui Mei hingga tertidur, Nay menepuk nepuk bahu Meilani, namun fikirannya melayang ke kejadian tadi,ucapan orang tua Rey mengenai Ribuan pekerja yang menjadi tanggung jawab Rey, apakah dia harus menyerah, bahkan Nayla belum berjuang,tapi memangnya apa yang bisa diperjuangkan? Nay tak punya apapun.
"Mei tidur" Rey baru saja tiba dan mengahampiri Nay didalam kamar rautnya terlihat lelah "Maaf aku jadi melibatkan kamu" Nay menaruh telunjuk dimulutnya dan meminta Rey bicara di luar agar Mei tak terbangun.
Setelah tiba diruang tamu Nay membawakan minuman untuk Rey "Aku mau pulang, kamu istirahat ya" Rey menggeleng.
"Nay"
"Ya"
"Jangan tinggalkan aku"