NovelToon NovelToon
Rumah Tanpa Jendela

Rumah Tanpa Jendela

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Anak Yatim Piatu / Teen Angst / Cinta pada Pandangan Pertama / Angst / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: definasyafa

"Untukmu Haikal Mahendra, lelaki hebat yang tertawa tanpa harus merasa bahagia." - Rumah Tanpa Jendela.

"Gue nggak boleh nyerah sebelum denger kata sayang dari mama papa." - Haikal Mahendra.

Instagram : @wp.definasyafa
@haikal.mhdr
TikTok : @wp.definasyafa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon definasyafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

⋆˚𝜗 Tukang rusuh 𝜚˚⋆

Bulan tenggelam digantikan dengan terbit nya matahari, pertanda bahwa pagi telah tiba itu artinya semua orang harus mengakhiri istirahat nya dan memulai aktifitas mereka bukan?

Begitu pula dengan Haikal, setelah melaksanakan sholat subuh tadi ia memutuskan untuk mencuci motor kesayangan nya. Motor besar berwarna hitam pemberian Daddy Cakra saat hari kelulusan SMP nya dulu. Dia sempat menolak namun lelaki setengah baya dari China itu memaksa untuk menerimanya.

Keluarga Cakra memang tidak memilki hubungan darah dengan Haikal, namun kasih sayang mereka terhadapnya sudah seperti kasih sayang orang tua pada anaknya. Haikal beruntung, sangat beruntung sebab dapat bertemu dengan mereka. Bahkan mereka pernah menawarkan Haikal untuk tinggal bersama di mansion keluarga Diningrat, namun Haikal menolaknya.

Memang, Haikal akui, tinggal di rumah seorang diri mampu membuat Haikal selalu merasa sepi. Kesunyian serta kesepian bahkan sudah menjadi makanannya sehari-hari. Mau bagaimana lagi, memang ini takdir hidupnya. Mau ataupun tidak, dia harus menjalankannya.

Ikhlas? entahlah Haikal juga belum bisa menjawabnya. Karena menurutnya ikhlas itu tidak langsung, ada tahap dimana kita tersiksa, terpaksa lalu terbiasa. Dan Haikal saat ini tengah berada di tahap terbiasa apa itu bisa dibilang ikhlas?

Ting Tong

"Eh den Haikal, kirain siapa atuh pagi-pagi." ucap bi Inah - asisten rumah tangga di rumah Ella.

Kedua orang tua angkat Ella jarang berada di rumah itu, tapi sekalinya mereka berada di rumah, mereka akan menyiksa anak angkatnya tanpa henti. Bi Inah lah yang selalu menjadi saksi betapa jahatnya kedua orang tua angkat Ella. Namun, apa boleh buat dia hanyalah asisten rumah tangga disini. Dia hanya bisa melindungi Ella dari kejauhan.

"Assalamualaikum bi," Haikal mencium punggung tangan bi Inah sopan.

"Waalaikumsallam masuk atuh, non Ella nya masih siap - siap den." bi Inah memasuki rumah diikuti dengan Haikal di belakang nya.

"Loh, kak Haikal udah dateng." gadis cantik yang sudah lengkap dengan seragam sekolahnya itu menuruni tangga menghampiri Haikal dan bi Inah yang berada di ruang tamu rumah nya.

"Lama ya?" tanya Ella dengan mendongak menatap manik mata indah Haikal.

Haikal tersenyum mengusap pucuk kepala gadisnya pelan, "nggak kok baru aja sampek, iya kan bi?"

"Iya non, udah atuh hayuk sarapan dulu nanti telat berangkat sekolahnya." tutur wanita baya itu dengan senyuman hangatnya.

Ella dan Haikal mengangguk mengiyakan dan berjalan beriringan menuju meja makan. Ella memang sudah menganggap bi Inah seperti ibunya sendiri. Karena memang dari kecil bi Inah lah yang merawatnya, sebab orangtua angkatnya yang lebih mementingkan pekerjaan dari pada harus susah-susah merawatnya.

***

Deru motor Haikal terdengar memasuki gerbang Diningrat Internasional School (DIS) dengan Ella yang berada di boncengannya. Diningrat Internasional School adalah sekolah milik keluarga Cakra, lebih tepatnya peninggalan dari mendiang sang kakek dari pihak ibunya. Sekolah elit tempat dimana anak-anak dari golongan keluarga berada menempuh pendidikan.

"Widih, si tukang rusuh baru dateng nih." ucap Rey saat Haikal memarkirkan motor di sebelah motornya.

Haikal melepas helm full face miliknya, kemudia beralih membantu Ella melepas helm nya. "ngapa, kangen lo?"

Rey seketika mengubah ekspresi ingin muntah dan mengelus-elus perutnya kasar, " huwekkk amit-amit jabang bayik."

Ucapan itu sontak mengundang gelak tawa Nando, Cakra dan juga Haikal. Ketiga anggota inti Peaceable itu memang sangat receh. Mungkin kalau kalian lagi kentut sambil jalan di depannya, mereka pasti akan tertawa terbahak-bahak.

Sarga hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah ketiga teman seng kleng nya itu. Sedangkan Arkan yang berada di samping Sarga hanya diam sambil fokus menyesap rokoknya.

Eza? tidak perlu ditanya, bochil pecandu yupi itu tengah sibuk dengan permen yupi nya.

"MOANA." teriak Ella saat melihat Moana berjalan melewati parkiran sekolah.

Sarga sontak menolehkan kepalanya menatap pemilik nama yang di teriaki Ella, diam-diam dia tersenyum tipis. Arkan yang berada di samping Sarga pun hanya meliriknya sekilas.

Moana yang mendengar namanya di panggil pun sontak menoleh, kedua sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman manis saat melihat sahabatnya yang tengah melambaikan tangan ke arahnya.

"Kak Haikal, Ella ke kelas dulu ya." izin Ella dengan menatap manik mata indah Haikal.

Haikal tersenyum tangannya terulur menepuk pucuk kepala Ella pelan, "iya sayang, hati-hati ya."

"Oke kak, semuanya Ella duluan ya." pamitnya pada semua anggota inti Peaceable.

"Wokeh ratu kecilnya Haikal." ujar anggota Peaceable yang lainnya dengan kompak.

Setelahnya raut wajah ceria itu berubah garang menatap Arkan, "kak Arkan jangan ngerokok terus, Ella aduin Mami loh."

Arkan hanya menatap Ella dengan tatapan datarnya. Arkan memang sahabat kecil sekaligus tetangga dekat Ella. Jadi tidak heran jika Ella sudah kenal dekat dengan keluarga Arkan. Tapi, meskipun begitu Ella tetap takut dengan Arkan auranya itu loh nyeremin.

Kalau saja tidak ada Haikal di sini, mana berani Ella menatap garang Arkan seperti ini. Padahal nyatanya mah Haikal sendiri juga takut sama Arkan. Tapi apapun Haikal akan lakukan untuk melindunginya, Ella tau itu. Sedangkan Ella sudah berlari menghampiri Moana untuk berjalan bersama menuju kelas mereka.

"Ayo kita juga ke kelas, bentar lagi bel." perintah Sarga sambil berjalan mengiring teman-teman nya menuju kelas.

Ya, sebagai ketua osis Sarga selalu memberikan contoh yang baik kepada siswa / siswi lainya termasuk anak-anak peaceable yang begitu merepotkan menurutnya. Dia bahkan harus memiliki stok kesabaran yang tinggi untuk menghadapi sahabat-sahabat nya yang hobi membuat masalah.

***

Anggota inti Peaceable tengah asik berkumpul di dalam kelas sambil menunggu jam pelajaran di mulai. Lebih tepatnya di bangku pojok paling belakang dengan kesibukan mereka masing-masing.

Arkan yang fokus dengan benda pipih di tangannya, Sarga yang di sibukkan dengan berkas osis nya, sedangkan Haikal, Rey, Nando dan cakra yang heboh dengan game nya, sementara Eza masih sibuk menghitung yupi kesayangannya.

"Wah, yupi Eza ada 50." teriakan Eza berhasil mengejutkan yang lainnya, apalagi Rey dia itu kan kagetan.

"Anjing, ngagetin aja lo." sentak Rey dengan mendorong bahu Eza kencang, yang disambut cengiran tanpa dosanya.

"Eh, si anjir yupi lo bentuk apaan nih kocak banget."

Cakra, cowok China itu mengambil satu bungkus permen yupi dari dalam kardus yang berada di pangkuan Eza.

"Bwahahahaaa itu mah bentuk gigi kucingnya si nando." tawa Haikal pecah saat Cakra menenteng satu bungkus yupi berbentuk gigi vampir milik Eza.

Nando yang mendengar Haikal mengejek anak kesayangan nya pun tidak tinggal diam. Dia mengeplak pundak Haikal keras, "bangsa* enak aja lo, anak - anak gue tuh sexsoy sexsoy ya, jangan sembarangan lo kalau ngomong."

Fyi : Anak yang di maksud Nando adalah kelima kucing kesayangan nya.

Cakra yang mendengar itu pun bergidik ngeri, "sexsoy pantat lo sexsoy, kucing centil kayak gitu lo bilang sexsoy."

Cakra jadi teringat saat dia pernah waktu itu bermain ke rumah Nando dan saat baru memasuki rumah Nando. Disitulah kelima kucing itu mengejar dan bergelayut manja di kaki Cakra, itu alasan mengapa ia begitu malas berkunjung ke rumah Nando.

"Kucing ngeselin kayak gitu di bilang sexsoy, nih kaki gue full sama cakaran kucing anjing lo itu." ucap Haikal dengan menggebu-gebu tak lupa dia juga menunjukkan kedua kakinya yang terdapat 5 bekas cakaran kucing milik Nando.

Dia ingat betul saat ke rumah Nando, niat nya ingin menggombali kucing-kucing itu. Tapi baru memangil saja sudah berujung dia di cakar habis - habisan oleh kelima kucing sialan Nando.

"Nando punya nya kucing Haikal, bukan anjing." Eza membenarkan dengan muka tanpa dosanya.

"Lo tuh anjing." sentak Haikal yang mendapat gelak tawa dari yg lain nya, kecuali Eza tentunya.

Lelaki itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal, emang Eza salah ya? - pikirnya.

"Lo kan jelek kal, miskin lagi mana mau kucing gue sama lo. Beda lagi kalau Cakra, Rey, Sarga, sama Arkan udah ganteng berduit lagi. Kalau Eza mah bochil, nggak masuk kriteria lah ya." jelas Nando.

Disaat Nando dan Haikal sibuk berdebat masalah kucing sexsoy. Disitulah Rey dan Cakra sibuk bermain game. Eza juga tengah sibuk memakan yupi nya dengan menikmati perdebatan mereka, lumayan tontonan gratis buat Eza.

Sedangkan Sarga dia sibuk dengan ponsel nya sambil sesekali menahan senyum nya. Beda hal nya dengan Arkan, cowok pemilik mata tajam itu tengah menyesap rokok ke lima nya.

Arkan memang perokok pasif, seperti sekarang contohnya pagi - pagi seperti ini dia sudah habis 5 batang rokok sekaligus. Sarga sampai lelah memperingati Arkan agar tidak merokok di area sekolah. Tapi ya sudahlah yang penting Arkan tidak bikin rusuh aja sudah lebih dari cukup.

"Heh gini - gini nih ya, gue udah punya cewek. Emang lo jones, Jomblo ngenes bwahahahaa." ejek Haikal balik diiringi dengan tawa puas nya.

Nando menatap Haikal kesal, baru ingin meladeni ejekan Haikal tiba-tiba seseorang dengan seenak jidatnya menggagalkan semuanya.

"Pagi anak - anak," sapa Pak Budi, pria botak sekaligus guru IPA mereka.

"Pagi pak." sapa semua murid di kelas itu serempak.

Sarga sambil kembali memasukkan handphone di saku seragam nya, "balik ketempat duduk lo semua."

Mau tidak mau mereka harus menuruti ucapan Sarga, kalau tidak bisa kena hajar Sarga nanti. Pukulan Sarga tidak main-main bahkan pernah waktu itu dia memukul wakil ketua geng motor musuhnya hingga membuat orang itu masuk ke ruang IGD selama 2 hari. Sarga memang menyeramkan sama seperti Arkan, meskipun tetap sereman Arkan sih.

Arkan yang duduk di samping Sarga melirik cowok itu sekilas, "siapa Moana?"

Sarga yang mendapat pertanyaan seperti itu pun sontak terkejut, tapi secepat mungkin dia mengubah ekspresi keterkejutannya. Cowok pemilik eye smile itu menatap Arkan sekilas.

"Bukan urusan lo." ujarnya singkat.

Arkan terkekeh, "kalau suka bilang, cemen lo." ujar nya dengan menyenderkan punggungnya pada senderan kursi tak lupa menaikkan satu kakinya di atas kaki kirinya.

Sarga menoleh dengan satu alis terangkat, "apa bedanya sama lo yang masih ngarepin masa lalu yang udah bikin lo hancur."

1
adara
lanjut kak semangat
adara
butuh Haikal di dunia nyata😔
adara
kmu harus bisa berhenti merokok haikal
adara
cie Haikal yg udh terang"an ngakuin Ella pacar🤭
adara
makasih Cakra udh bantu Haikal buat perjuangin ella
adara
makasih Cakra udh bantu Haikal buat perjuangin ella
adara
yeyy... selamat Ella akhirnya semua perjuangan kmu membuahkan hasil🥰🥰
adara
Masya Allah Haikal kmu baik banget
adara
sadis amat kal kata" nya🤧🤭
adara
sadis amat kal kata"nya🤧🤭
adara
ciee Haikal jantung nya aman kan🤭
Lestari Setiasih
bagus ceritanya
Lestari Setiasih
ceritanya bagus
adara
pdkt secara ugal ugalan bagus Ella perjuangkan🤭😂
adara
semangat terus cegilnya Haikal 🤭😂
adara
semangat Ella kmu pasti bisa meluluhkan hati Haikal🤭
adara
makasih kak udh up
definasyafa: maaf ya jarang double update skrng🙏
total 1 replies
adara
Haikal jangan terlalu cuek ya sama ella
miilieaa
penulisannya rapi kak /Drool//Drool//Drool//Drool/
miilieaa: the best sih ini, semangat berkarya kak/Heart/
definasyafa: Thank you sunny🌞🤍
total 2 replies
adara
semangat terus kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!