Ariel Albert Amero Duda berusia 37 tahun ini adalah seorang Mafia dengan 2 buntut yang beranjak dewasa yaitu Afriel Alvin Amero (15 tahun) dan Ansel Hansel Amero (13 tahun) yang terkenal kejam kepada orang yang mengusiknya dan keluarga. Albert seorang boss yang merangkap sebagai ketua Mafia Black Scorpio peninggalan sang kakek tidak serta merta membuat hidupnya terjamin. Hal ini karena sang istri yang sangat dia sayangi ternyata sangat munafik, gadis cantik yang dia pungut dari panti asuhan itu tak tahu malunya berselingkuh dengan sopir pribadinya sendiri. setelah kejadian itu Albert menjadi pribadi yang bengis, kejam dan tak mudah di sentuh. tak hanya Albert kedua putranya juga terkenal dingin dan tak mudah di sentuh, tetapi semua itu sirna dengan munculnya seorang gadis yang berprofesi sebagai dokter di sekolah Alvin dan Ansel... mau tahu cerita lebih lengkapnya.. tunggu ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N.N.A.22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Setelah berdebat dengan kakaknya Salsa memonyongkan bibirnya berjalan menuju ke kamar dan melihat kedua keponakannya yang asik bermain sendiri.
.
"sayang, tante mau mandi terus ganti baju dulu ya" ujar salsa mengelus lembut kedua keponakannya.
.
Usai berpamitan salsa bergegas untuk mandi dan bermain bersama kedua keponakannya.
.
Di bawah setelah perdebatan kakak salsa langsung menuju ke kamarnya, sedangkan kakak ipar salsa kembali memasak untuk makan malam.
.
"Bu, ini udah semua makanan nya" ujar mbok Sarti.
"iya Mbok, taruh meja situ dulu ya, nanti kalau mau jam makan di angetin bentar, baru di taruh di meja makan" jawab Dian Kakak Ipar Salsa.
.
Mbok Sarti ikut keluarga salsa sudah hampir 25 tahun, selain mbok Sarti ada pak Nanang sebagai satpam di rumah , pak nanang merupakan suami dari mbok Sarti, ada juga anak pertama mbok Sarti Mang Didin menjadi Sopir Pribadi keluarga Salsa.
.
"Bu, Udah tak taruh di meja kecil semua, Mbok pamit bentar, Mau beres-beres depan sedikit" ujar mbok Sarti setelah menata makanan di meja kecil
"Iya Mbok, Makasih ya udah di bantuin" jawab Dian dengan Ramah
"Iya Bu, kok malah ibu yang terimakasih kan udah kewajiban saya bu, kalau kata mbak Salsa " sudah tupoksinya"..
"hahahahah... Mbok ini ada - ada aja, yaudah mbok, dilanjut aja"
.
.
Hari menunjukkan pukul 6 sore Alvin terlihat mulai memasuki Rumah Utama, saat masuk Rumah terlihat sangat sepi sekali, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan, Mbok yang biasanya selalu menyambut kepulangannya pun tidak terlihat.
walaupun ada perasaan yang kurang enak, Alvin dengan PD nya masuk Rumah dan...
"Darimana kamu Alvin? " ujar seorang laki-laki terlihat duduk di kursi tengah.
Mendengar suara besar nan tegas membuat Alvin seketika membeku, "sejak kapan di kursi itu ada orangnya, kenapa suaranya terkesan marah dan berat" muncul banyak pertanyaan di otak Alvin.
"Alvinnnn" tegas suara itu dan Ya Alvin mulai tahu siapa orang di balik suara yang terkesan Marah tersebut.
"pa pah" kaget Alvin melihat papahnya berdiri dengan raut wajah penuh dengan kemarahan.
"kamu tahu kalau adekmu tadi ikut tawuran? " tanya albert dengan raut wajah dan suara yang menakutkan.
mendengar penuturan Papahnya, Alvin hanya menunduk diam saja tanpa mau berbicara.
.
melihat putra sulungnya yang hanya diam, Albert tersenyum getir , dadanya semakin bergemuruh marah.
"kalau kamu diam, sekarang papah ganti pertanyaannya, sejak kapan kamu main sama anak-anak gak jelas itu? papah tahu pergaulan mu balap liar, main joki balap dan lain-lain, mereka yang suka tawuran itu bukan kelasmu, gara-gara kamu adekmu ikut tawuran, kamu ada masalah sama mereka, mereka menganggap kamu itu Ansel, kenapa bisa gitu karena motor merahmu di pakek Ansel" Murka Albert
mendengar papahnya yang berbicara sangat panjang membuat Alvin bingung, motor apa? dan siapa yang tawuran? teman, alvin hanya punya temen beberapa dan itupun temen dari SD sampai SMA.
"bentar pah? kok Alvin sih pah? " tanya Alvin tak percaya dengan penuturan papahnya.
"adekmu tadi cerita sama papah kayak gitu, udah papah pusing, sekarang bawa kembali motor mu dan ingat selama beberapa hari ini sampai waktu yang tidak di tentukan semua fasilitas kamu papah ambil sementara, papah udah muak dan males dengan kelakuan kalian berdua. " ucap Albert meninggalkan Alvin dengan wajah bingung.
setelah drama itu Alvin bergegas menuju ke kamar adek kesayangannya . tetapi sebelum itu Alvin Bersih-bersih badan terlebih dahulu.
Di kamar, Ansel sedang main game favoritnya, terdengar bunyi "victory" sangat keras, Ansel sangat Fokus dengan Game nya tanpa tahu di belakang nya terdapat sosok laki-laki tinggi menatap nya dengan nya langsung, dia adalah Alvin.
"ehemmmm... " deheman keras Alvin membuat Ansel membeku menoleh ke belakang dan melihat Alvin berdiri, tangan di depan dan menatapnya dengan nyalang.
"tadi adek darimana? " ucap Ansel lembut tapi keras. Ansel memang selalu memanggil Ansel dengan kata "Adek" karena sudah dari kecil di ajari seperti itu.
"abang pasti udah tahu kan adek darimana" jawab Ansel.
mendengar jawaban dari adek nya Alvin melangkah masuk ke kamar dan duduk di kasur menghadap ke Ansel.
"dek, jangan tawuran lagi, jangan temenan sama jamet-jamet itu lagi, mereka hanya manfaatin aja" ujar Alvin dengan menasehati Ansel. "Abang tahu semuanya, tentang tawuran, tentang nongkrong bahkan minum-minuman keras racikan, abang tahu semua "
Ansel yang mendengar penuturan abangnya membelalakkan mata . Ansel hanya diam tanpa mau membuka mulut sedikitpun.
"yaudah, tidur sana , abang mau kembali ke kamar dulu" ujar Alvin meninggalkan kamar Ansel menepuk punggung Ansel.
.
Sudah satu minggu setelah kejadian tawuran dan menjalani hukuman, akhirnya Ansel kembali ke sekolah.
"pagi pah" sapa Ansel kepada Aldrik
"pagi"
"pagi pah" sapa Alvin
"pagi"
"pah mulai hari ini Alvin berangkat sama Ansel aja, satu motor" ujar Alvin
"Gak mau, Ansel bawa sendiri aja" jawab Ansel dengan kesal.
"ikut Alvin aja, atau di antar pak supir, nanti papah carikan supir" ujar Aldrik.
"pah, malu... masak pulang pergi di bonceng abang, terus nanti harus nunggu abang juga, abang kan pulangnya sore" kesal Alvin.
"yaudah kalau gitu antar jemput sopir aja"
"malah pakai sopir, papah mah gitu sama adek"
"atau mau papah antar , nanti juga papah yang jemput" ujar Aldrik memicingkan mata melihat anak bungsunya.
"bareng abang aja, papah gak usah repot-repot" ujar Ansel dengan cepat
mendengar Ansel membuat Alvin dan Aldrik tersenyum kecil.
.
.
di tempat lain salsa sedang sarapan pagi bersama keluarga nya. hanya terdengar bunyi dentingan sendok yang saling bersautan. kurang lebih 10 menit salsa selesai sarapan.
"pah, salsa berangkat dulu ya" ujar salsa berpamitan ke papah, kakak, mamah, kakak ipar dan kedua keponakannya..
salsa berangkat menuju ke British internasional high School,
yup, salsa di Terima sebagai dokter di klinik sekolah tersebut. dan hari ini salsa sudah bisa masuk kerja.
dengan pakaian kasual, rapi dan elegan salsa mengendarai mobil kesayangannya. mobil salsa melaju dengan kecepatan rata-rata membelah jalan ibukota.
kurang lebih 30 menit salsa sudah sampai di sekolah tersebut dan mulai mencari kliniknya.
"dek maaf tanya, klinik kesehatan di sebelah mana ya? " tanya salsa kepada pemuda di depannya.
pemuda yang di tanya salsa hanya diam menatap seorang gadis cantik, berambut panjang, hitam menghentikan langkahnya.
"ini orang di tanya kok diem aja"ujar Salsa dalam hati.
" Dek, maaf klinik kesehatan sebelah mana? "ujar salsa kembali dengan nada yang sedikit meninggi karena melihat orang yang di tanya hanya menatap saja tanpa mau berbicara.
.
