NovelToon NovelToon
Teman Tak Kasat Mata

Teman Tak Kasat Mata

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin / Chicklit
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Putri cobain 347

Deskripsi

Perjalanan hidup seorang gadis perantauan, hidup dikota dengan harapan bisa merubah ekonomi keluarga nya.

Sebut saja Aisha, dia terkenal dengan sikap nya yang terkesan dingin, tak pandai berteman dan sering memilih untuk menyendiri.

Kesendirian itulah yang membuat nya bertemu dengan gadis cantik keturunan Korea.

Pertemuan itu pun akhirnya membuat Aisha nyaman dan memilih untuk berteman dengan gadis Korea yang sebenarnya tidak terlihat oleh mata teman-teman kerja nya.

Bagaimana kisah Aisha yang berteman dengan hantu?
Ikuti keseruan ceritanya hanya di novel karya putri cobain.

Silahkan membaca, ditunggu like komen dan jangan lupa subscribe nya, biar semangat update nya 😃😃🙏 terima kasih sebelumnya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penghianatan seorang teman

"Seli, istirahat lah dulu, aku sudah siap kan tempat tidur yang layak untuk kamu."

Ajak nyonya Lee yang sengaja membuat Seli nyaman dengan nya.

"Apa aku tidak tidur dengan teman ku yang lain?."

Tanya Seli yang berjalan di samping nyonya Lee.

"Tidak, kamu sekarang menjadi orang kepercayaan ku Seli, mana mungkin aku tega melakukan itu pada kamu."

Ucapan nyonya Lee yang sengaja mengambil hati Seli.

Perlakuan yang diberikan pada Seli, semata hanya karena Seli yang tidak sadar jika dirinya sedang dijadikan boneka oleh nyonya Lee, semua yang dia dapatkan hanya lah sebatas untuk mencari apa yang diinginkan oleh nyonya Lee.

Didalam ruangan sempit, Asti, Mina, Jangkung dan Jihan pun mulai ketakutan, mereka takut jika Seli kenapa-napa.

"Asti!, sudah beberapa hari ini, kita tidak melihat Seli, bagaimana keadaan dia."

Tanya Mina yang khawatir pada keadaan Seli.

"Entah lah, gua juga takut, bagaimana jika Seli sudah dipenggal kepalanya."

Jawab Jangkung yang langsung membuat semua mata terbelalak.

"Sembarangan kalau bicara, diantara kita tidak boleh ada yang mati."

Jawab Asti yang langsung menatap tajam mata Jangkung.

Suara mereka pun terdengar oleh penjaga, dan mereka pun langsung di tegur karena dianggap menggangu.

"Berisik kalian, sudah mau mati saja masih banyak acara."

Tegur penjaga yang dibuat kesal dengan suara mereka.

"Kita tidak akan berisik kalau kalian kembalikan teman kami."

Jawab Asti yang terdengar sampai di telinga pak Doni.

"Heh!, kamu kira kita siapa?, pengasuh bayi?"

Mereka pun langsung di tegur kembali.

"Sudah tidur!, ngobrol nya nanti saja di alam baka."

Ujar penjaga yang berjalan menghampiri pak Doni.

Terlihat sang penjaga yang sedang berbicara dengan pak Doni, mereka pun akhirnya memilih untuk diam dan berpura-pura untuk tidur agar tidak kena marah ataupun pukulan.

Keesokan harinya, ternyata apa yang dikatakan oleh penjaga sudah sampai di telinga nyonya Lee, tentu saja ini menjadi kesempatan bagi nya agar bisa memecah belah persahabatan mereka.

"Seli!, sekarang kamu pilih, kembali ke ruangan atau ikut menjadi bagian ku."

Tanya nyonya Lee pada Seli.

"Aku tidak mau kembali ke sana, tapi aku tidak mau mereka seperti itu."

Jawab Seli yang merasa kasihan pada teman-temannya.

"Kamu tidak ada pilihan, sekarang kamu pilih temanmu atau aku!"

Pertanyaan yang semakin sulit untuk Seli jawab.

"Aku ikut nyonya, aku ingin hidup."

Jawaban yang sudah ditunggu pun akhirnya terdengar.

"Pilih salah satu dari mereka, siapa yang kamu tidak suka selama ini."

Kata-kata nyonya Lee yang terdengar sangat menyudut kan.

"Aku tidak pernah ada masalah dengan mereka."

Jawab Seli yang begitu berat hati nya.

"Oke, nice Seli, jadi sekarang giliran kamu."

Jawaban nyonya Lee yang menyuruh pak Doni untuk membawa Seli.

"Aku tidak mau mati, baiklah aku akan katakan apa yang kamu mau."

Jawab Seli yang menolak mati.

Ternyata, jawaban Seli sudah diduga sebelumnya, nyonya Lee pun menyuruh pak Doni untuk melepaskan Seli.

"Bagus Seli, sekarang kita cari musuh terbesar dalam hidup kamu."

Ajak nyonya Lee yang mulai mencuci otak Seli.

"Seli, dalam hidup pasti ada saja masalah, jika aku jadi kamu, aku akan gunakan kesempatan ini untuk menjadi orang yang paling kuat."

Ucapan nyonya Lee yang semakin membuat Seli kembali berpikir.

Tidak lama kemudian, mereka pun akhirnya sampai di ruangan Asti dan teman-teman nya dikurung, ruangan yang terlihat seperti penjara berjeruji besi, yang layak untuk para penjahat.

"Seli!, lu nggak mati, gua takut lu udah nggak ada."

Teriak Jangkung yang sebenarnya khawatir pada Seli, namun sayang, ucapan nya yang terkesan kasar membuat nyonya Lee semakin mudah mencuci otak Seli.

"Kamu dengar Seli, teman macam apa yang berpikir jika kamu sudah mati."

Ujar nyonya Lee yang membuat panas suasana hati Seli.

"Gua nggak nyangka, kenapa lu seakan berharap gua mati, apa itu yang lu mau!"

Jawab Seli yang sungguh diluar dugaan.

"Seli, lu kenapa?, kenapa lu jadi berubah?."

Tanya Mina yang berusaha untuk berbicara pada Seli.

"Lu semua senang kalau gua mati kan?, sekarang bukan gua yang mati, tapi lu semua!"

Jawab Seli yang berhasil dicuci bersih otaknya.

"Seli!, sembarangan kalau bicara, kita semua khawatir dengan keadaan lu, tapi lu malah kaya gini, lu kenapa Seli?."

Teriak Jangkung yang langsung marah pada Seli.

"Hanya ada satu orang yang selamat, kita tidak perlu menunggu Aisha, bukan begitu?"

Ucapan Seli yang langsung dipahami oleh semua teman-temannya.

Mereka pun langsung teringat ucapan Rey, jika Asti bisa dijadikan pengganti Aisha jika mereka sampai tahu.

Begitu juga dengan nyonya Lee, dia pun semakin yakin jika tumbal nya sudah terpenuhi.

"Lalu siapa yang akan kamu pilih Seli?."

Tanya Nyonya Lee yang tersenyum pada pak Doni.

Pak Doni pun ikut tersenyum, mengetahui jika tidak perlu susah mencari Aisha, karena mereka sudah di angy cukup.

"Nyonya Lee, jika ada yang kita cari, lalu siapa yang akan dijadikan saksi?"

Tanya pak Doni pada nyonya besar nya.

"Kita tidak perlu saksi, sebenarnya itu tidak ada dalam ritual, jadi tidak perlu dipikirkan."

Jawab nyonya Lee yang tersenyum pada pak Doni.

"Bagus lah kalau begitu, kita bisa cepat selesai kan ritual ini."

Jawab pak Doni yang terlihat sangat bahagia.

"Tentu saja, jadi kamu bisa lepas, bebas, ke alam lepas."

Ujar nyonya Lee yang tersenyum kecil namun penuh arti.

Senyuman itu memberi tanda sesuatu, namun tidak ada yang tahu dibalik senyuman itu.

"Seli, apa kamu sudah memilih nya?."

Tanya pak Doni penuh semangat.

''Aku pilih dia, dia yang selalu membuat aku tidak terlihat dimata yang lain."

Jawab Seli yang menunjuk ke arah Jangkung.

"Seli!, lu gila!, maksud nya apa!"

Teriak Jangkung yang tidak terima jika dirinya yang dipilih oleh Seli.

"Lu nggak sadar, siapa yang selama ini membuat aku selalu salah, siapa lagi kalau bukan lu!."

Jawab Seli yang menunjuk ke arah Jangkung.

"Sialan lu Seli, gua bakal cari lu meskipun gua mati, penghianat!"

Teriak Jangkung yang langsung di bawa paksa keluar dari bilik jeruji.

Pak Doni dan nyonya Lee pun mengikuti kemana dibawa nya Jangkung, sementara itu, Seli masih terdiam mematung di depan teman-temannya.

"Penghianat lu Seli!, gua nggak habis pikir, lebih baik gua mati dari pada menjadi penghianat seperti lu!."

Teriak Asti yang kecewa pada Seli.

"Gua nggak peduli, gua masih pengin hidup, terserah lu sekarang, lagi pula Aisha tidak akan pernah kembali."

Jawab Seli yang sudah di kuasai oleh pikiran jahat nyonya Lee.

"Orang jahat tetap lah orang jahat, apa lu nggak takut Seli?."

Tanya Mina yang begitu kecewa pada Seli.

"Takut apa!, aku dijamin hidup, meskipun harus mengorbankan kalian, terutama lu!"

Jawab Seli yang mendekati Asti.

"Penghianatan seorang teman, apa lu nggak takut jika nyonya Lee hanya menjebak?"

Tanya Mina yang sempat membuat Seli terdiam.

"Diam lu hitam!, gua hanya ingin bertahan hidup, jangan salah kan gua, nyonya Lee tidak mungkin melakukan itu."

Teriak Seli yang langsung diikuti dengan teriakan keras Jangkung.

Mereka pun terdiam, Seli pun penasaran dengan suara teriakan Jangkung, dan tidak beberapa lama kemudian, Seli pun terlihat kembali mundur dengan tangan nya yang menutup mata dan teriakan yang lebih histeris.

"Seli, ada apa dengan Jangkung Sel?."

Tanya Asti yang langsung menangis bersama yang lain nya di dalam ruang berjeruji besi.

"Asti, Jangkung mati, dia mati."

Jawab Seli yang memberi tanda garis di lehernya dengan tangan.

Mendengar ucapan dari Seli, semua nya semakin histeris, mereka tidak bisa membayangkan jika itu tepat mereka dieksekusi.

"Asti, apa kita akan mengalami hal yang sama?."

Tanya Mina yang di jawab dengan pelukan oleh Asti.

1
putri cobain 347
Semangat meskipun jarang on
putri cobain 347
Semangat up buat nulis, semangat juga buat yang baca
putri cobain 347
seru

lanjutkan semangat menulis dan berkarya selalu
putri cobain 347
thanks yang udah mau mampir, jangan lupa like komen dan subscribe nya kak🙏🙏
OM AGUS ;): ok~ .
total 1 replies
Author GG
sampai sini dulu, nanti balik ..
putri cobain 347: thanks kak, sehat dan sukses selalu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!