NovelToon NovelToon
Dong Fangxuan

Dong Fangxuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Epik Petualangan / Perperangan / Pusaka Ajaib / Kultivasi Modern
Popularitas:58k
Nilai: 4.6
Nama Author: lienmachan

Walaupun identitasnya adalah seorang Tuan Muda dari keluarga Dong yang terkenal di dunia kultivator, tapi Fangxuan menjalani kehidupan yang begitu sulit karena tidak memiliki jiwa martial seperti murid sekte yang lainnya.

Hidupnya terlunta-lunta seperti pengemis jalanan. Fangxuan juga sering dihina, diremehkan, bahkan dianggap sampah oleh keluarganya sendiri.

Mereka malu memiliki penerus yang tidak mempunyai bakat apapun. Padahal, keluarganya adalah keluarga terhebat nomor satu di kota Donghae.

Karena malu terhadap gunjingan orang, tetua sekte Tombak Api mengutus seorang guru untuk melenyapkan nyawa Fangxuan dengan cara membuangnya ke lembah Kematian Jianmeng.

Namun, nasib baik masih berpihak padanya. Fangxuan diselamatkan oleh seorang Petapa tua. Bukan hanya itu, Petapa tua tersebut juga mengangkatnya sebagai murid satu-satunya dan mewariskan seluruh ilmu kanuragan yang dimilikinya.

"Aku akan membalas mereka semua yang selama ini menindas ku. Tunggulah ajal kalian!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lienmachan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13

Bab 13~Pertempuran antara Hui Ja dan Jang Bei.

Di sebuah bukit, tepatnya di bukit Shanyuan, dua orang pria tengah mengadu pedang, saling menyerang satu sama lain dengan sengit.

Kekuatan keduanya hampir seimbang sebab memiliki level kultivasi yang sama, yaitu level tiga spirit bumi.

Trang ... Trang ...

Blaar ... Blaaaarrr

Bebatuan dan pepohonan hancur berkeping terkena tebasan dari keduanya, namun mereka tak peduli walaupun bumi hancur sekalipun.

Yang terpenting bisa membunuh lawannya, itu adalah suatu keberhasilan dan kebanggaan tersendiri.

"Jang Bei, rupanya kau sangat ingin membunuhku!" Hui Ja mengacungkan pedang dengan napas tersengal. Pria tersebut terlihat begitu kewalahan menghadapi serangan Jang Bei yang bertubi-tubi.

Sementara Jang Bei terlihat baik-baik saja, bahkan tertawa mengejek lawannya. "Hahaha, rupanya kau tak sehebat yang dirumorkan, Hui Ja. Kau benar, aku sangat ingin membunuhmu dari dulu. Jika bukan karena Tetua kedua yang selalu membelamu, mungkin kau sudah lenyap sebelum kekuatanmu meningkat!"

Hui Ja hanya mengeratkan kepalan tangannya dengan gigi yang menggertak. Dirinya merasa sangat direndahkan oleh saudara seperguruannya tersebut.

"Kau? Akan ku binasakan orang sombong sepertimu! Terimalah ini! Hiyaaaaaaatt."

Pria itu berlari secepat kilat sambil mengayunkan pedangnya. Amarahnya semakin meledak ketika melihat lawannya berdiri tanpa bereaksi, seolah meremehkan dirinya. "Matilah kau, Jang Bei!" teriaknya lantang.

Melihat kemarahan Hui Ja, Jang Bei justru menyeringai girang. Ia tahu bahwa lawannya akan mudah ditumbangkan jika dalam keadaan emosi.

Pedang di tangan Jang Bei bersinar terang seiring genggaman tangannya yang semakin erat. Qi dialirkan kuat sebelum pedang itu terayun ke depan.

"Kita lihat, siapa yang akan mati lebih dulu. Hiyaaaaaaatt!"

Trang ... Trang ...

Slash

Sring

Kedua pria itu saling memunggungi dengan posisi membungkuk menggenggam pedang.

Seringai menakutkan jelas tergambar di raut wajah keduanya. Namun, tiba-tiba saja darah mengalir deras dari leher Jang Bei dan tak lama kemudian kepalanya terjatuh begitu saja, menggelinding tepat di bawah kaki Hui Ja.

Pria itu tertawa keras melihat kepala Jang Bei terpisah dari tubuhnya. "Hahaha. Kau pikir aku masih pria lemah yang bisa kau tindas? Hmph, mimpi. Aku sudah berguru kepada Tetua pertama dan diberikan jurus rahasia serta mendapat julukan Setan Merah. Hanya kau yang tidak tahu hal itu. Hahaha!"

Setelah puas tertawa, Hui Ja pun memungut kepala Jang Bei dengan kain hitam, lalu membawanya untuk diperlihatkan kepada tetua pertama Dong Jun.

Hui Ja gegas masuk ke ruang pribadi tetua Dong Jun ketika pria tua itu seorang diri. Ketika masuk ke dalam ruangan, pria itu segera membungkuk hormat di hadapan tetua Dong Jun.

"Tetua, hamba sudah melaksanan perintah Anda!" Hui Ja memperlihatkan bungkusan di tangannya.

Kain hitam dengan darah segar masih menetes dari bungkusan tersebut. Bau amis darah tercium menyeruak sampai menusuk Indra penciuman.

Mendengar hal itu membuat tetua pertama Dong Jun senang. Pria tua itu segera berbalik badan menghadap Hui Ja lalu tertawa lepas setelahnya. "Hahaha, bagus, kau memang muridku, Hui Ja. Tak sia-sia aku mengajarimu jurus tebasan angin."

Hui Ja sedikit membungkukkan kepala sebelum bertanya. "Lalu, apa yang harus aku lakukan dengan potongan kepala Jang Bei? Apa Tetua punya rencana sendiri?!"

Tetua Dong Jun menyeringai lalu mengangguk. "Gantung di alun-alun Kota, biar semua orang melihatnya!"

"Baik!"

Kembali ke kota Zhengwu, tepatnya di hutan ilusi, di mana kompetisi sedang berlangsung.

Chan Ling terpaksa melayangkan pukulan ke wajah Fangxuan agar pemuda itu tersadar. "Fangxuan, sadarlah!" bentaknya keras. "Lihat, mereka bukan Ayah dan Ibumu, melainkan roh jahat!" sambungnya lagi.

Seketika Fangxuan pun tersadar setelah mendapat pukulan keras dari Chan Ling. Pemuda itu lantas menoleh guna memastikan dan ternyata itu benar bahwa dua orang yang dilihat sebagai ayah dan ibunya itu ternyata sosok jahat penunggu hutan ilusi.

Apakah karena dirinya terlalu merindukan sang ibu hingga keinginannya menjadi sebuah khayalan? Ataukan memang kekuatan pikiran Fangxuan masih jauh di bawah standar para pendekar?

Entahlah, yang pasti saat ini dirinya merutuki tingkah bodohnya tadi. Jika bukan karena pertolongan Chan Ling, mungkin jiwa Fangxuan sudah dilahap roh jahat tersebut.

"Lihat! Dia roh jahat yang akan menarik jiwamu agar tinggal di hutan terkutuk ini. Maka dari itu, kita harus bergegas keluar dari tempat ini!" kata Chan Ling sambil menarik tangan Fangxuan dan Chan Lee bersamaan.

Kedua pemuda tersebut mengangguk lalu bergegas melangkah.

Namun, tiba-tiba saja terdengar suara yang nyaring entah berasal dari mana.

WUUUUUIIIING ... WUUUUIIING

Sebuah portal terbuka perlahan dan itu adalah pintu gerbang hutan ilusi. Semua peserta yang melihatnya lantas bergegas melesat agar bisa keluar dari tempat itu secepat mungkin.

"Ayo, Fangxuan, Lee, waktu kita hampir habis!" teriak Chan Ling sembari terus menarik kedua tangan pemuda tersebut.

Gadis itu melihat bahwa portal akan kembali tertutup tak lama lagi. Mereka harus bergegas sebab portal tersebut berada cukup jauh dari posisi mereka saat ini.

Fangxuan dan Chan Lee segera berlari diikuti yang lainnya di belakang. Mereka pun mengalami hal yang serupa seperti yang Famgxuan alami tadi, diganggu roh jahat agar tinggal lebih lama di tempat tersebut dan tak kembali ke dunia asal untuk menemani para makhluk terkutuk di sana.

"Ayo, Lee, Fangxuan, lebih cepat!" teriak Chan Ling. Gadis itu sudah berada di luar gerbang karena melesat dengan kekuatannya.

Jam pasir hampir habis sedikit lagi. Jika mereka tak keluar setelah pasir di jam tersebut habis, maka dapat dipastikan mereka akan terjebak selamanya.

Chan Ling sudah berada di luar gerbang dengan napas terengah-engah. Namun, Fangxuan dan kakaknya, Chan Lee belum sampai karena sempat menolong peserta lain yang tadi terjatuh.

"Bodoh," umpat gadis itu kesal karena dua pemuda tersebut malah membantu yang lain dengan mengabaikan keselamatan diri sendiri.

Padahal, mereka saja tidak mau saling membantu dan malah menjerumuskan orang demi keselamatan sendiri.

Chan Ling berteriak kepada Fangxuan dan Chan Lee untuk mempercepat larinya karena waktu hampir habis. Tapi, kedua pemuda tersebut tidak bisa berlari cepat sebab memapah seseorang yang ditolongnya.

Ting ... Ting ... Ting

Lonceng berdenting tiga kali pertanda waktu sudah habis. Portal hutan ilusi akan tertutup dan tak bisa dibuka lagi sampai bulan purnama tiba. Jadi, jika ada yang terjebak di sana maka mereka harus berpasrah diri dan bertahan hidup untuk tinggal di tempat tersebut sampai portal kembali terbuka di bulan purnama.

Wuuuuuuuuuussshhhhh

Angin berhembus kencang seiring tertutupnya gerbang hutan ilusi.

Wajah Chan Ling terlihat panik. Gadis itu terus berteriak agar kedua pemuda yang bersamanya mempercepat langkah sebelum gerbang tertutup rapat.

Perlahan, cahaya dari portal tersebut memudar dan semakin mengecil. Itu tandanya gerbang mulai tertutup lagi. Tapi Fangxuan, Chan Lee dan beberapa orang lainnya masih berada di dalam hutan ilusi.

Mereka berusaha melesat secepat kilat, namun portal gerbang ilusi hampir tertutup sempurna.

Satu ... dua ... tiga

Swoooosssshhhh

"Tidaaaaaaakkk!"

...Bersambung ......

1
Derajat
Mantap.... cincang tubuhnya buat makanan Babi
Lien Chan: wew ah, sadis amat ya😀
total 1 replies
Laskar Pelangi
makin seru kayak nonton film pendekar.lanjut kakak💪💪
Fatimatuzzahra Fatimah
masih nyimak boss 😃
Lien Chan: asyiaaapp bosqu😁
total 1 replies
Derajat
Matilah.... Bakar Semua Siliman
zendra: betul biar musnah sekalian
total 1 replies
Derajat
Bakar saja buat santapan Bai Lang
Lien Chan: sedang disiapkan bumbunya😂
total 1 replies
MꋬLєƒι¢єηт
Tetep konsisten, Machan.
Jangan biarkan aura negatif mengerubungi dua jempol yang sedang mengetik.
baik-baik, ya, otak.
eneng bawain sajen, segelas eskopi /Bomb//Determined/
Lien Chan: mending dikerubungi oppa sun jae ma pangeran k-3 ya, biar otak makin fresh😅

makasih sajennya😍😘
total 1 replies
Arif Arifin
seperti ya lumayan menarik lanjutkan semangate thor
Derajat
Apa yang mereka temukan dihutan larangan nantinya
Lien Chan: kira" apa ya, kak🤔🤔😁
total 1 replies
Uswatun Hasanah
hadir
Lien Chan: makasih udah mampir baca, kakak🥰
total 1 replies
alexander
bagus ceritanya
Lien Chan: makasih kakak🤗🥰
total 1 replies
Setyadi Heru
Thor ayo bikin MC nya biar hebat biar sangar kayak MC MC lainnya
Lien Chan: ditunggu aja chapter" selanjutnya ya kakak🤗😁
total 1 replies
Derajat
Srigala dan Naga sok jual mahal
Lien Chan: hooh, emang dasar
total 1 replies
Derajat
Yang paling reader suka jika Mcnya tdk lemah menghadapi rayuan /Kecantikan Wanita itu Baru Novel Jooooosst
Lien Chan: ditunggu aja chapter selanjutnya ya, kakak. alurnya udah diatur, biar othor gak oleng nulisnya😁🙏
total 1 replies
Van Jave
mc bodoh, lemah
Lien Chan: ditunggu aja chapter selanjutnya ya, kakak. alurnya udah diatur, nanti othor oleng nulisnya😁🙏
total 1 replies
Derajat
Salah sendiri siapa suruh mau di ikuti perempuan.... gak seru Tor, jujur sebabnya sdh males baca krn Mcnya mau saja dikuti cewek
Jaka tingkir: lanjut biar gk penasaran🤣
Lien Chan: perjalanan masih panjang, kakak. cewek adalah salah satu rintangan menuju tahap tertinggi😅
total 2 replies
Derajat
Mcnya jangan dibiarkan lemah hanya krn Rengekan Seorang gadis.... tidak seru Tor
Jaka tingkir: setuju☝️
total 1 replies
Derajat
Lanjutkan Tor 🙏
Derajat
Yang namanya Siluman Pasti Cantik 😂😂😂
Lien Chan: apa kakak bakal kegoda ma siluman cantik? 😅😅
total 1 replies
Derajat
Siapa yang mbunuh mereka semua
Derajat
Jadi Pagoda itu yg mengurung Longwei
Lien Chan: bukan, kakak. Longwei dikurung di dalam tubuh Fangxuan pake tujuh puluh tujuh pilar bertujuan untuk menekan kekuatannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!