Jasmine yang di jual oleh Ibu Tiri nya kepada Madam Grace sang Mucikari, berusaha melarikan diri, dia tidak menyangka hidupnya menjadi luar biasa saat dia berhasil pergi dan menjadi pengemis di jalanan.
Namun, satu bulan berlalu Jasmine sudah tidak tahan lagi hidup dalam pelariannya, di kejar-kejar dan di buru, ia selalu di rundung ketakutan akan tertangkap oleh Madam Grace dan Van Elrond, saat berada di hutan Jasmine menemukan jalan rahasia yang menuju suatu tempat dan ternyata jalan itu membawanya ke sebuah mansion mewah bak kastil besar seperti Istana.
Jasmine menyelinap masuk ke dalam kamar lalu ia mandi dengan di penuhi busa yang sangat banyak, melihat pakaian indah dan mewah Jasmine pun memakai nya dan pada saat yang bersamaan kepala pelayan masuk.
Jasmine terkejut, ia takut dirinya akan di penjara karena menyusup masuk ke dalam mansion.
Namun, kepala pelayan itu justru memanggilnya "Nyonya" dan menundukkan kepala.
Apa yang sebenarnya terjadi di dalam mansion itu? Kenapa Jasmine mendadak menjadi Nyonya di mansion mewah yang sangat besar tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 06
Setengah jam berlalu, dan Nathan sudah selesai menjahit luka di leher Jasmine namun tiba-tiba seorang perawat datang, karena Jasmine menolak bius total, pada akhirnya Dokter Nathan membius lokal dan Jasmine tetap sadar.
"Dokter, ada beberapa orang berpakaian dengan jas serba hitam di depan ingin menemui anda." Kata perawat tersebut.
Dokter Nathan pun melepaskan sarung tangannya dan bergegas pergi.
Sedangkan Jasmine yang sudah merasakan hal janggal, ia tahu mereka pasti suruhan Elrond atau Madam Grace, ia pun turun dari ranjang dan mencari pintu untuk melarikan diri.
Sebelum itu, Jasmine menyambar beberapa obat di atas loyang berbentuk persegi panjang, dan langsung mengantonginya, kemudian ia melewati pintu belakang ruangan yang langsung terhubung dengan lobby belakang karena saat itu dia berada di IGD.
Jasmine berlari tertatih dan terus berusaha melarikan diri, benar saja saat Jasmine menyelinap pergi dan bersembunyi, ia melihat Madam Grace keluar dari mobil mewahnya dan masuk ke dalam Rumah Sakit.
"Aku harus melarikan diri sejauh mungkin." Kata Jasmine.
Di dalam Rumah Sakit, Madam Grace yang masuk ke dalam ruangan IGD bersama Dokter Nathan menemukan ranjang yang di pakai Jasmine sudah kosong, bahkan mereka melihat obat-obatan berserakan di lantai, jejak darah ada di mana-mana, Madam Grace pun marah dan berteriak, ia sangat murka.
"CEPAT CARI JASMINE!!!" Teriak Madam Grace.
Para pengawal langsung bergegas keluar dan berpencar.
"Semoga kau tidak menyembunyikan Jasmine!" Geram Madam Grace.
"Jika aku bisa aku pasti menyembunyikannya. Aku pun sudah muak dengan semua yang kau kerjakan ini!!" Teriak Dokter Nathan.
"Nathan!! Ingat darimana uang yang kau pakai untuk pendidikan Dokter! Ingat juga bagaimana kau bisa memiliki Rumah Sakit ini!! Tanpa dukungan Tuan Elrond kita tidak bisa apa-apa! Jadi teruslah menjadi penyokong kesehatan untuk bisnisku!!" Kata Madam Grace.
Dokter Nathan seketika mematung dan terdiam, karena sejatinya apa yang di katakan Madam Grace memang fakta.
"Jika pun kau bisa menghindari semua amarahku! Kau tidak akan pernah bisa menghindar dari Tuan Van Elrond! Tuan Van Elrond lah yang telah menyokong kita selama ini!!!" Geram Madam Grace.
Akhirnya di tempat lain, Jasmine berhasil berlari hingga ke sisi perbatasan kota, ia terus berjalan tanpa memakai alas kaki, dan kini lukanya terasa sangat nyeri.
Jasmine memakan satu demi satu pil pereda rasa nyeri yang sebelumnya telah di terangkan oleh Dokter Nathan, entah maksudnya apa tapi tiba-tiba saat Dokter Nathan menjahit lehernya, dia mengatakan bahwa yang ada di dalam loyang itu adalah pil-pil pereda rasa nyeri.
Saat Jasmine melarikan diri, ia teringat untuk membawa pil tersebut, nyatanya, sebenarnya Dokter Nathan tahu bahwa Jasmine akan melarikan diri dan memberitahunya untuk membawa obat pereda nyeri secara tidak langsung pada Jasmine.
...*****...
Pagi, siang malam, terus berlanjut, hari demi hari pelarian Jasmine terasa menyesakkan, dia seperti manusia yang sedang di buru dan Jasmine terus berjuang dalam pelariannya, Jasmine hanya lah gadis yang tidak tahu menahu apapun tentang lingkungan dan kawasan kota tersebut. Jasmine tidur di semak-semak atau pun di gudang terbengkalai, dimanapun asal aman dari kejaran mereka semua.
Pengejaran Jasmine terus gencar di lakukan, hingga Van Elrond pun menambah para anak buahnya untuk melakukan pencarian.
Beberapa hari berlangsung hingga minggu ke tiga hampir satu bulan penuh, dan Jasmine masih bersembunyi di balik pakaian kumal yang tebal sebagai pengemis jalanan, tubuhnya benar-benar kotor dan luka di lehernya pun sudah mulai mengering sembuh. Semua itu karena obat yang Jasmine bawa dan setiap hari Jasmine mengambil rerumputan yang bisa di jadikan obat luka, selama di siksa oleh ibu tiri Jasmine sudah paham betul tanaman apa yang bisa menyembuhkan luka, karena setiap kali dia terluk, ibu tiri nya tak akan memberikannya obat.
Sedangkan Van Elrond semakin tidak sabar, bagaimana mungkin gadis polos yang tak tahu menahu tempat dan daerah mampu bersembunyi dengan pintar dan masih belum di temukan. Van Elrond terus memaki para pengawalnya yang dia rasa bodoh, karena bisa-bisanya di kelabui oleh gadis polos.
Siang dan malam, Jasmine lalui dengan memungut makanan dari sampah, ia makan seadanya, ia sudah terbiasa makan makanan busuk bahkan sejak ia tinggal bersama dengan ibu tiri dan adik tirinya.
Wajah cantik Jasmine pun tak di kenali lagi, karena wajahnya kecoklatan terkena debu yang menempel, rambutnya gimbal dan acak-acakan, pakaiannya pun lusuh serba compang camping. Saat itu Jasmine terlihat seperti wanita tua.
Genap satu bulan sudah, Jasmine menjadi pengemis dan ia merasa jengah dengan keadaan tubuhnya yang kotor. Jasmine pun ingin sekali mandi, namun ia tak punya tempat untuk membersihkan dirinya. Tidak mungkin di tempat umum dimana masih banyak pengawal Elrond yang lalu lalang.
Dari kejauhan, di perbatasan kota, ia melihat hutan belantara yang sangat rimbun, menakutkan, dan tak pernah di jamah oleh orang, di katakan di sana tempat tinggal monster besar hingga tanpa sadar mitos itu terus berkembang hingga sekarang, dan di percaya memang ada makhluk buas di sana yang siap memangsa manusia.
Dulunya, setiap orang yang masuk ke sana selalu saja menghilang dan tak pernah lagi kembali. Sehingga sampai saat ini tidak ada yang berani mendekati hutan tersebut.
Jasmine pun memberanikan diri untuk masuk ke sana, hutan itu menbatasi antar kota A dan Kota B, ia pikir tak akan ada yang berani masuk ke sana karena kisah menyeramkannya tentang penghuni hutan, dan Jasmine pikir pasti ada sungai atau kolam untuknya bisa membersihkan dirinya.
Di bandingkan bertemu monster, bagi Jasmine jauh lebih menakutkan jika ia tertangkap oleh Elrond serta Madam Grace.
Saat berjalan, ia mengambil pakaian bersih yang sedang di jemur secara diam-diam, dan kemudian memasukkannya ke dalam mantel besar yang sudah kumal dan rok compang campingnya.
Jasmine melihat ke sana dan kemari, ia pun mantap untuk masuk ke dalam hutan.
"Sret!" Tiba-tiba ada yang memegangi bahunya dari belakang.
Jantung Jasmine mendadak seperti berhenti.
“Apakah aku akhirnya tertangkap?” Tubuh Jasmine mendadak seperti lemas, ia takut sekali jika ternyata yang memegang bahunya adalah Madam Grace atau pun Van Elrond, atau para pengawal lainnya.
Jasmine perlahan melihat ke belakang meski pun ia sangat takut dan hampir pingsan serta ingin menangis, namun ternyata itu adalah seorang wanita tua, dia adalah pengemis yang selalu Jasmine jumpai saat mengais makanan di tong sampah.
"Nak... Jangan masuk ke sana." Kata wanita tua tersebut sembari menggelengkan kepala.
"Ken... Kenapa?" Tanya Jasmine.
"Di sana adalah rumah sang iblis. Sekalinya kau masuk ke dalam hutan itu, kau tidak akan pernah bisa keluar lagi." Kata wanita pengemis tersebut.
"Lebih baik begitu, aku lebih rela dan ikhlas tubuhku di makan iblis atau pun di cabik-cabik binatang buas daripada aku harus menjadi pelacuur." Kata Jasmine.
Seketika tangan keriput yang menahan bahu Jasmine pun mengendur dan mundur.
Bersambung\~
Tu kan d tinggal dan d campakkan dua2nya…
untuk moey,,, sumpah lu g tahu malu bangett sumpah gedek bangey sama lu ,,, g ada harga dirinya sama sekaliii