"sugeng rawuh dhateng desa kembangan, sinten mlebet mboten saget medhal".
kalimat pertama yang ryuka dengar ketika memasuki desa kembangan yang penuh misteri.
Dapatkah ia memecahkan misteri asal usul desa kembangan yang penuh kutukan dan menggagalkan ritual kehidupan abadi nyai gandari?
Yuk baca bab-bab selanjutnya yang penuh teka-teki dan misteri ini dicerita kisah nyai gandari✨
_happy reading_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RoroAyu_Kimberly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ISI BUKU JUMINTEN
Setelah para penjaga meninggalkan mereka. ruangan itu terasa sangat gelap. tidak ada setitik cahaya apapun di sana.
karso, bagas, dan bero meraba sekeliling ruangan itu. hanya ada dinding batu yang berembun dengan beralaskan tanah becek.
"kita pasti mati, kang! aku tidak mau mati sia-sia!" bero mulai panik.
"tenang dulu, kita cari jalan keluar!" ucap karso.
mereka berpikir bagaimana bisa kluar dari tempat menyeramkan itu. hingga pagi menjelang, seorang penjaga datang dengan membawa makanan berupa nasi dan daging.
"makan!" ucapnya sambil melemparkan piring ke arah mereka dengan kasar.
Ksmudian ia langsung pergi
Tanpa pikir panjang mereka langsung memakannya.
"enak sekali, aku tidak pernah merasakan makanan seenak ini, " ucap bagas.
"iya bahkan dagingnya sangat empuk, berbeda dengan daging sapi yang pernah aku makan" jawab bero.
"itu memang bukan daginng sapi!" kedatangan seorang penjaga mengagetkan mereka.
mwreka bertiga langsung berdiri.
"apa sudah selesai makannya? ayo ikut kami!"
Tiga orang penjaga lagi datang dan langsung menyeret paksa mereka.
"mau di bawa kemana kami?" tanya karso.
mereka tidak mwnjawb dan langsung berjalan. hingga sampai di sebuah tanah lapang.
Tubuh mereka di baringkan pada sebuah dipan kayu dan di ikat dengn kencang.
tak mama kemudian datanglah segerombolan Abdi lelaki yang memakai beskap berwarna hitam lengkap dengan blangkon dan sebilah keris yang terselip di pinggang.
mereka mengerumuni ketiga orang itu dan mengambil keris masing-masing.
mereka bertiga nampak sangat ketakutan.
Dari balik pintu, Nyai Gandari berjalan dengan di tuntun dewi dan Sinta. di belakangnya purwati membawa keranjang kecil berisi kelopak bunga dan mulai menaburkan kelopak bunga dan mulai menaburkan bunga mengitari tempat itu.
Nyai Gandari mendekati ketiga orang itu. ketika Nyai Gandari mengangkat tangannya, lima orang lelaki yang membawa keris itu mulai menyayat bagian tubuh bero. dua orang di bawah tangan kanan dan kiri.
Dan satu orang di bagian tengah dada hingga ke perut.
bero berteriak panjang saat ke lima ujung keris itu mulai menyayat tubuhnya secara perlahan.
Hingga perlahan suaranya menghilang di barengi tubuhnya yang mengekang. darah yang keluar dari tubuhnya di tampung pada sebuah ember.
kemudian lima orang Abdi yang lain mencincang bagian-bagian tubuh bero dengan brutal, hingga menjadi potongan kecil-kecil.
Karso dan bagas tak sanggup menyaksikan kekejaman ini. tubuh mereka gemetar sampai keluar keringat dingin.
"simpan dulu ke dua orang itu!" ucap Nyai Gandari.
____________________________________________
Di rumah Mbah Sutijah ......
Ryuka sedang menyapu rumah. ia tak sengaja menemukan gulungan kertas kecil di sudut ruangan kamar Egi. karena penasaran, ia membukanya.
"ini surat dari mbak Nining? kasihan sekali mbak Nining. pasti dia sangat menderita karena terpaksa harus menikah dengan orang tidak ia cintai!".
Tiba-tiba Egi datang dan merebut kertas itu, kemudian di sobeknya hingga menjadi serpihan-serpihan kecil.
"mas Egi... "
"cepat buang kertas itu, aku tidak ingin melihatnya!"
"aku thu mas Egi kecewa!"
"aku sudah melupakannya, Ryuka! aku sama sekali tidak bersedih!"
" baguslah kalau begitu. mas Egi akan datang ke pesta pernikahan mbak Nining kan?"
"aku tidak akan datang! aku malas bertemu dengan danang dan pak lurah! kau tahu kan mereka tidak suka smaa kita?"
"iya mas. aku juga sebenarnya malas berurusan dengan mereka, tapi aku harus menghargai mbak Nining. aku akan datang"
"ya, aku tahu!"
Selesai membersihkan rumah, mereka duduk di ruang tamu bersama Mbah Sutijah . Ryuka membuka buku pemberian juminten.
"apa simbah sudah siap melihat isi buku ini?" tanya Ryuka
"baca saja, nduk!" perintah Mbah Sutijah .
Ryuka mengangguk dan mulai membuka lembar pertama buku itu.
kala itu, juminten masih remaja. usianya baru menginjak tiga belas tahun.
Juminten di ajak mbakyunya, sartini. pergi mencari kayu bakar ke hutan di bawah bukit hutan pinus.
di tengah hutan, mereka memungut ranting-ranting kering yang berserakan di tanah. ketika merasa sudah cukup banyak mereka mendapat katu bakar. sartini mengajak adiknya pulang.
"ayo pulang, jum. ini sudah cukup. nanti berat kalau terlalu banyak!" ajak sartini sembari mengikat kayu dengan tali.
"iya, mbakyu!"
di tengah perjalanan pulang, mereka di cegat seorang lelaki muda berparas tampan. dia adalah Seto anggoro.
seto anggoro sudah lama menyukai sartini. namun beberapa kali ia mendekati sartini selalu menghindar .
"sartini, ini kamu tidak bisa menghindar dari ku lagi!" ucap seto anggoro.
"jangan ganggu aku mas!aku sudah eoringatkan berulang kali untuk tidak mendekatiku!" ucap sartini.
"jika kamu tidak mau, aku akan memaksamu!" seto anggoro menarik sartini.
"mbak yuu.... !" teriak juminten
"pergi jum lari!" perintah sartini pada adiknya.
seto anggoro menyeret paksa sartini. merebahkan tubuhnya di atas tanah.
"jangan mas! ku mohon.. !" teriak sartini sambil terus memberontak. s
seto anggoro tidak peduli dengan teriakan sartini, dan terus melanjutkan aksinya.
Juminten menangis ketakutan. ia bersembunyi di balik pohon.
Seto anggoro bangkit dan membiarkan gadis cantik itu yang masih terbaring tak berdaya di atas rerumputan.
dengan berlinang air mata, sartini memunguti pakaiannya yang berserakan dan merapikan rambutnya yng acak-acakan.
"aku tidak akan melepaskan mu, sartini!" ucap seto anggoro sembari melangkahkan kaki.
"terkutuk kau seto anggoro! aku tidak akan memaafkan mu sampai kapanpun" teriak sartini di sela isak tangisnya.
"aku tidak butuh maaf darimu , sartini! yang aku mau adalah memiliki seutuhnya. jika aku tidak bisa mendapatkan cintamu, maka tidak akan ada lelaki lain yang akan mendapatkan cintamu!"
"tega kau berbuat ini padaku! semantara adikku mencintamu, aku tidak dapat membayangkan bagaimana perasaan marinah jika mengetahui sifat bejatmu itu!"
Seto anggoro tidak menanggapi ucapannya dan berlalu pergi...
"mbakyuuu.... " juminten menghampiri sartini dan memeluknya.
"tolong jangan bilang sama siapapun tentang kejadian ini, " ucap sartini.
Juminten mengangguk.
Lima bulan kemudian, Mbah Sutijah menyadari perubahan sikap dan fisik sartini. sejak kejadian itu sartini terlihat murung dan enggan keluar rumah. bahkan dia sering kali melamun .
perut sartini mulai membusung. membuat Mbah Sutijah merasa curiga.
"nduk, kamu kenapa? seperti nya akhir-akhir ini lemass dan mendadak jadi pendiam?" tanya Mbah Sutijah
"tidak apa-apa, mbok!" sartini mencoba menutupi kegundahan hatinya.
namun, matanya tidak bisa bohong. membuat Mbah Sutijah kembwli bertanya.
"jangan sembunyikan apapun dariku, sartini! jawab dengan jujur, apa yang terjadi padamu? apa kamu hamil?" bentak Mbah Sutijah .
sartini tidak menjawab. hanya menangis di hadapan simboknya.
"jawab, sartini!"
marinah yang mendengar simboknya berbicara dengan keras langsung menghampiri.
"ada apa , mbok? kenapa simbok memarahi mbakyu sartini?" tanya marinah.
Sedangkan juminten tidak berani mendekat . dia masih terlalu polos untuk mengerti masalah orang dewasa.
"maafkan aku, mbok! aku memang sedang mengandung" jawab sartini.
"siapa laki-laki yang melakukan ini padamu, sartini?!"
Sartini tidak menjawab.
"kenapa kamu tega mempermalukan simbok! kita ini orang miskin. simbok mu ini janda miskin yang tidak punya apa-apa, kamu malah melakukan perbuatan hina! apa kata orang-orang jika tahu hal ini!" Mbah Sutijah tak dapat lagi membendung air mata.
"aku korban mbok! aku di renggut paksa!"
"sipa pelakunya?"
"A-aku tjdak tahu. aku tidak kenal!"
Semakin hari, perut sartini semakin membesar. Orang-orang mulai menggunjing dan melontarkan kata-kata hinaan kepadanya.
bahkan seto anggoro pernah sengaja menemuinya . seto anggoro meminta sartini menerima sebagai suaminya.
"aku tidak sudi menjadi istrimu lebih baik aku menahan malu dengan melahirkan anakku tanpa seorang bapak! aku tidak akan membiarkan anakku tahu siapa bapaknya!" begitulah jawaban sartini ketika seto anggoro datang padanya.
Hingga tiba waktunya sartini melahirkan. ia di bantu oleh seorang dukun bayi.
"terus, nduk! sebentar lagi bayimu akan keluar!" ucap mbah dukun menyemangati.
"aku tidak kuat, mbah.... " sartini terus mengejan.
"oekkk!!.. oekkk!!!" suara bayi sudah terdengar.
marinah dan Mbah Sutijah masuk ke dalam kamar. nampak mbak dukun sedang membrsihkan bayi sartini.
"mana bayiku, mbah?" ucap sartini yang lemah.
"bayimu laki-laki, nduk!" mbah dukun mendekatkan bayi itu pada sartini.
"anakku!"
Tiba-tiba sartini mengalami pendarahan hebat. tubuhnya kejang-kejang.
"mbakyu... " teriak marinah panik.
"sartini kamu kenapa?" Mbah Sutijah menyentuh tangan anaknya.
beberapa detik kemudian,sartini berhenti bergerak. ia menghembuskan napas terakhirnya.
"dia sudah meninggal!" ucap mbah dukun.
"tidak mukin!" Mbah Sutijah sangat terpukul dengan kejadian itu.
selepas kematian sartini, seto anggoro sering datang ke rumah Mbah Sutijah . seto anggoro adalah pendatang dari desa sebelah. ia anak juragan tanah dan kini ia tinggal di rumah pamannya di desa kembangan.
Selama tinggal di desa kembangan, ia terkenal dengan sikapnya yang angkuh dan sombong, sehingga Mbah Sutijah tidak menyukai nya.
Pagi itu, Seto anggoro datang ke rumah Mbah Sutijah . marinah menyambut kedatangannya dengan wajah berseri-seri.
selama ini marinah memendam perasaan kepada laki-laki tampan itu namun Seto anggoro tidak pernah tahu dan seakan tidak peduli
taoi setelah kematian sartini, ia sering datang dan mendekati marinah.
marinah membuka pintu sambil menggendong bayi yang kini sudah berumur tiga bulan.
"mas, seto!" sapanya.
"marinah, anak itu sudah semakin besar. tampan sekali, wajahnya mirip dengan sartini!" ucap Seto anggoro.
"iya, mas. kalau saja mbakyu sartini masih hidup pasti dia akan senang melihat anaknya yng tampan ini!"
mereka ngobrol di teras rumah. Seto anggoro terus memperhatikan bayi yang sedang terlelap di pangkuan marinah itu.
Mbah Sutijah keluar rumah dan melihat Seto anggoro duduk bersama marinah.
"marinah! tidurkan Egi di kamar saja!"
"iya, mbok!"
Setelah marinah masuk ke rumah, Mbah Sutijah langsung mengusir Seto anggoro.
"untuk apa kamu terus datang kemari? bukankah kamu tidak suka keluarga miskin seperti kami!"
"aku tidak seburuk itu, mbok. jika boleh, aku ingin meminang marinah untuk menjadi istriku!"
"tidak akan ku biarkan anakku menikah dengan laki-laki kasar dan sombong seperti dirimu!"
"aku janji akan membantu merawat anak sartini. aku bisa menjamin kebahagiaan marinah dan juga anak itu!"
"jangan mentang-mentang kamu anak orang kaya. lalu kau merasa bisa menjamin kebahagiaan anakku. kalau tidak di hina sama keluarga mu saja mu sudah mending! lebih baik kamu cari gadis lain saja!"
Mbah Sutijah masuk dan menutup pintu.
"tidak akan ku lepaskan anak itu! lihat saja nanti, marinah akan tergila-gila padaku. dan anak itu akan menjadi milikku!"
seto anggoro berlalu pergi.
terpaksa deh...nikah sm org jahat