Membaca novel ini mampu meningkatkan imun, iman dan Imron? Waduh!
Menikah bukan tujuan hidup Allan Hadikusuma. Ia tampan, banyak uang dan digilai banyak wanita.
Hatinya telah tertutup untuk hal bodoh bernama cinta, hingga terjadi pertemuan antara dirinya dengan Giany. Seorang wanita muda korban kekerasan fisik dan psikis oleh suaminya sendiri.
Diam-diam Allan mulai tertarik kepada Giany, hingga timbul keinginan dalam hatinya untuk merebut Giany dari suaminya yang dinilai kejam.
Bagaimana perjuangan Allan dalam merebut istri orang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dimana Istri Saya?
“Maysha tenang ya … Tidak apa-apa, Sayang … Semua sayang Maysha. Jangan takut, ya.” Dengan penuh kelembutan Giany masih berusaha menenangkan Maysha. “Kita ke kamar saja, ya ... Maysha mau?”
Maysha menjawab dengan anggukan, sehingga Giany segera membawanya masuk ke dalam kamar. Begitu pun dengan Bu Dini yang mengekor di belakang mereka. Wanita itu tampak tak peduli dengan kehadiran Ayra di sana. Bahkan terkesan enggan bersahutan dengan wanita yang pernah menjadi menantunya itu.
Sedangkan Ayra masih membeku di tempatnya berpijak. Berusaha menahan tangisnya.
Merasa tidak terima Giany membawa anaknya masuk ke dalam kamar, Ayra ingin menyusul namun Allan segera menarik lengannya.
“Aku mau bersama Maysha, aku ibunya!”
“Cukup Ayra!” Allan membentak dengan keras hingga suaranya terdengar menggema memenuhi ruangan itu. “Kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan? Kamu yang sudah membuat Maysha trauma sampai menjadi seperti sekarang.”
“Allan, aku tahu aku salah tapi aku juga butuh waktu bersama Maysha.”
Allan mendengus. Hingga kini Ayra tak kunjung menyadari kesalahannya. “Kamu sendiri yang sudah membuang waktumu. Bukan salah Maysha kalau dia merasa kamu asing.”
"Kamu jangan berusaha menjauhkan aku dari dia, Allan. Maysha bukan hanya anak kamu, tapi juga anak aku!"
Allan semakin geram mendengar ucapan Ayra. "Kamu sadar kalau Maysha itu anak kamu. Lalu kenapa kamu tinggalkan dia demi kariermu?"
Pertanyaan Allan pun berhasil membungkam Ayra. Ia menghempas tangan Allan yang mencengkram lengannya, kemudian menjatuhkan tubuhnya di sofa. Merebahkan rasa lelahnya di sana. Kesedihan dan kekecewaan lebur menjadi satu. Menciptakan rasa sakit yang teramat dalam.
Nasi sudah menjadi bubur. Mungkin ungkapan itu tepat untuk Ayra. Walau bagaimana pun, ia tidak dapat lagi mengubah apa yang terjadi di masa lalu. Semuanya telah terlambat, karena Allan dan Maysha sudah menutup pintu hatinya untuk Ayra.
Hingga beberapa menit berlalu, wanita itu tampak lebih tenang. Tangisnya juga mulai terhenti. Allan masih berdiri di hadapannya demi menjaga agar Ayra tak mengganggu ketenangan putrinya dengan memaksa masuk ke dalam kamar.
"Sekarang lebih baik kamu pergi. Masih banyak waktu untuk kamu bisa bertemu Maysha, dan dalam keadaan yang lebih baik."
Ayra masih diam. Wanita itu merasa berat untuk pergi dari rumah yang pernah ia huni bersama Allan. Apalagi ada sosok Giany yang siap menggantikan tempatnya. Allan seolah telah mengubur segala kenangan manis bersama Ayra, yang pernah terukir di rumah itu.
🌻
Ting Tong!
Bel rumah berbunyi.
Kali ini seperti ditekan beberapa kali dengan tidak sabar. Juga suara ketukan pintu yang mengiringinya. Seolah makhluk yang berada di luar sana begitu menuntut untuk segera di bukakan pintu.
Bibi Misa datang dari arah dapur. Melangkah terburu-buru menuju ruang depan sambil memaki dalam hati siapapun yang tengah menekan bel dan mengetuk pintu dengan tidak sabarnya.
Begitu pintu terbuka, wanita itu pun terlihat terkejut. Betapa tidak, di depan telah berdiri beberapa tetangga bersama ketua RT yang berjumlah beberapa puluh orang.
“Ada apa ya, Pak?” tanya Bibi Misa.
“Maaf, apa Dokter Allan ada di rumah?” tanya pria yang menjabat sebagai ketua RT itu.
Bibi Misa menatap beberapa warga yang berada di depan dengan heran, ada yang saling berbisik, ada pula yang wajahnya menggeram. Melihat itu, Bibi Misa pun menduga ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi.
“Dokter Allan ada. Tapi sedang ada tamu. Kalau boleh tahu, ada apa ya, Pak?”
“Maaf, kami butuhnya dengan Dokter Allan,” jawab pria berusia kira-kira empat puluh tahunan itu.
“Benar! Cepat suruh Dokter Allan keluar!” teriak seorang warga diikuti beberapa orang lainnya.
Keributan pun tercipta, membuat Allan terkejut dan segera beranjak keluar. Begitu pun dengan Ayra yang merasa penasaran, ada apa gerangan di depan sana.
“Bibi Misa, ada apa?” tanya Allan begitu tiba di ambang pintu.
“Ini Dokter, ada Pak RT dan beberapa warga yang mencari.”
Allan menatap banyaknya warga yang berkumpul di depan rumahnya dengan heran. “Maaf, Pak Sofyan, ada apa ini?”
“Maaf kalau kedatangan kami mengejutkan Pak Dokter. Tapi saya menerima laporan, kata nya Dokter Allan membawa pergi istri dari Pak Desta. Dan sekarang, istri Pak Desta berada di rumah ini. Apa benar?”
Allan menarik napas dalam. Kemudian meneliti satu persatu puluhan orang yang berada di depan rumahnya. Ia baru sadar, salah satu di antara nya adalah Desta. Tatapan Allan pun berubah tajam.
“Maaf, Dokter … Beberapa warga juga mengaku pernah melihat seorang wanita muda di sekitar rumah ini. Pak Desta sudah memperlihatkan foto istrinya kepada saya. Dan beberapa warga yang pernah melihat juga mengakui, bahwa benar wanita yang ada di dalam foto sama dengan yang pernah dilihat warga di sekitar rumah ini," terang Pak Sofyan panjang lebar.
"Apakah benar, istri Pak Desta memang ada di rumah ini?” tanya Pak Sofyan lagi ketika Allan hanya diam menatap Desta.
Desta kemudian mendekat dan berdiri tepat di sisi Pak RT. Seulas senyum kemenangan terbit di sudut bibirnya. Melaporkan Allan kepada ketua RT setempat sepertinya keputusan yang tepat untuk merebut kembali Giany dari Allan.
Allan terdiam, tetapi tatapannya masih sama. Sorot matanya begitu menyala memancarkan kemarahan. Seolah tatapan itu mampu membakar tubuh Desta hingga menjadi abu.
“Dimana istri saya, Giany?” tanya Desta dengan nada menantang.
Allan menatap Pak Sofyan. "Bapak-bapak, silakan masuk dulu. Mari kita bicara di dalam," ajak Allan berusaha setenang mungkin.
"Tidak usah! Saya kemari hanya mau menjemput istri saya dan membawanya pulang!" seru Desta.
Ayra yang berdiri tepat di belakang Allan pun terkejut. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa ternyata Allan sedang berusaha merebut istri orang. Dan lebih parahnya, membawa untuk tinggal di rumahnya.
Jadi Giany ini adalah istri orang? Dalam batin Ayra.
🌻🌻🌻🌻