Bratt Wilson, pria berdarah Inggris-Indonesia yang sudah menginjak usia 35 th. Diusianya yang sudah matang, Bratt memilih untuk tidak menikah. Karena trauma melihat kehancuran rumah tangga orangtuanya, membuat Bratt menganggap pernikahan hanya lah tempat untuk menambah masalah hidup.
Meski tidak menikah, Bratt masih bisa menyalurkan hasratnya dengan memakai jasa wanita bayaran.
Hingga akhirnya Bratt bertemu dengan Alea Andara. Rasa ingin memiliki Alea sangat lah besar meski Bratt tahu kalau Alea sudah memiliki suami.
Apakah rasa ingin memiliki itu hanyalah sekedar obsesi Bratt atau karena memang Bratt telah jatuh cinta pada Alea?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 : Jiwa Jablay Meronta
Alea terus meracau tak jelas sambil menenggak whisky yang ada ditangannya.
Sampai akhirnya whisky yang ada ditangannya pun habis.
Mata Alea pun melirik whisky yang ada ditangan Bratt.
Merasa belum cukup mabuk, Alea pun langsung merampas whisky yang ada ditangan Bratt saat Bratt hendak menenggak whisky itu.
"Hey!!! Apa-apaan kau ini!! Kembalikan!!" Bentak Bratt karena Alea merampas botol whisky dari tangannya.
"Anda bisa mengambil-nya lagi Tuan, kan masih banyak koleksi Anda!" Balas Alea.
"Kembalikan itu! Kau sudah meminum satu botol, jadi itu sudah cukup!" Bratt pun berusaha menarik botol itu.
"Jangan pelit-pelit Tuan! Saya belum cukup mabuk, jadi berikan ini pada saya!" Balas Alea sambil mempertahankan botol whisky.
Tarik menarik pun terjadi lagi. Alea yang sudah setengah sadar tidak punya tenaga yang kuat untuk adu ketahanan dengan Bratt, dan akhirnya...
Byuuuur... Botol pun terlepas dari tangan Alea dan whisky tumpah di kaos oversize yang Bratt pakai.
"Haish... Kau!!" Bentak Bratt karena cairan whisky tumpah di kaos kesayangannya itu. Bratt sangat menyukai warna putih dan hampir kaos yang Bratt miliki adalah warna putih.
"Ma-maafkan saya Tuan!" Ucap Alea. Alea yang tidak enak hati itu pun mengambil tissue untuk menyeka tumpahan cairan whisky.
"Minggir kau!" Bratt menepis tangan Alea lalu membuka kaosnya dan menyeka cairan whisky yang tembus ke dada dan perutnya.
Melihat Bratt membuka kaosnya, Alea menelan salivanya susah payah saat melihat bulu dada dan otot perut Bratt, jiwa jablay-nya kembali meronta-ronta.
Setelah menyeka cairan whisky itu, Bratt pun mengangkat bokongnya dari sofa, niatnya ia ingin langsung mencuci kaos itu agar noda-nya bisa langsung hilang. Tapi baru saja Bratt mengangkat bokongnya, Alea sudah menahan tangan Bratt hingga Bratt duduk kembali di sofa.
"Apa-apaan kau! Minggir! Omel Bratt. Karena sudah kesal kaos kesayangannya kena tumpahan whisky, Bratt sampai tidak menyadari kalau saat ini dirinya ingin mendapat serangan kenikmatan dari Alea. Serangan yang memang sangat di nanti-nantikan Bratt.
"Tuan... bolehkah saya menyentuh ini?" Tanya Alea dengan suara yang berat dan penuh hasrat sambil menunjuk otot perut Bratt.
Pertanyaan Alea itu pun akhirnya menyadarkan Bratt, rasa kesalnya langsung menguar seketika.
"Akhirnya, domba menyerahkan dirinya sendiri untuk di lahap serigala." Gumam Bratt dalam hati sambil menyeringai.
"Sentuh lah!" Jawab Bratt.
Setelah mendapat persetujuan dari Bratt, tanpa ragu Alea pun langsung menyentuh roti sobek Bratt.
Alea menggigit bibir bawahnya sambil dirinya menyentuh roti sobek itu, matanya pun terpejam dan mulai berfantasi liar.
Dan ekspresi Alea itu membuat hasrat Bratt berkobar-kobar dan otomatis membangunkan Bang Jago-nya. Bang Jago pun timbul dari balik celana jogger yang Bratt pakai.
Tangan Alea semakin nakal, jari-jari lentiknya itu tak hanya bermain di otot perut Bratt, melainkan semakin lama semakin turun dan di dapatlah Bang Jago yang sudah terbangun.
Masih dalam keadaan setengah sadar, Alea membuka matanya dan langsung membuka celana Bratt hingga Bang Jago terbebas.
"Apa ini asli Tuan?" Tanya Alea sambil memperhatikan Bang Jago.
"Apa maksudmu bertanya seperti itu! Tentu itu asli!" Jawab Bratt.
"Maaf Tuan, aku sudah lama tidak merasakan yang asli dan hanya merasakan yang duplikatnya saja." Balas Alea.
"Sentuh saja kalau memang kau meragukannya!" Balas Bratt.
Alea pun langsung menyentuh Bang Jago dengan kelima jarinya. Ia memijat-mijat pelan Bang Jago untuk membuktikan keasliannya.
Alea tidak sadar kalau aksi kelima jari-nya itu membuat hasrat Bratt makin menggila.
"Sssh...ah.." des*ah Bratt.
Mendengar des*ahan Bratt, sontak Alea pun menoleh pada Bratt yang sudah menyenderkan kepalanya di sandaran sofa dan memejamkan matanya. Dan ekspresi Bratt itu membuat jiwa jablay Alea makin meronta-ronta. Alea pun kembali menoleh ke arah Bang Jago dan perlahan memasukkan Bang Jago ke dalam goa bergigi-nya.
*
*
*
Bersambung...