Sungguh malang nasib seorang pria miskin nan buruk rupa. Jonatan selalu dihina oleh sang mertua dan dia tak pernah mendapatkan cinta dari sang istri yang sudah satu tahun dia nikahi, bahkan mereka selalu tidur dengan terpisah.
Suatu hari, Jonathan tidak sengaja membunuh seorang preman demi melindungi sang istri, sehingga Jonathan harus dipenjara dan divonis hukuman mati. Nasib Jonathan semakin memilukan ketika dia harus kehilangan adiknya yang mati dengan cara yang sangat mengenaskan.
Disaat perjalanan dari pengadilan menuju lapas, tiba-tiba terjadi sebuah kecelakaan yang membuat Jonathan telah dikira mati, padahal sebenarnya dia ditolong oleh seorang pria yang mengaku bahwa dia adalah kepercayaan ayahnya.
Lima tahun berlalu, Jonathan kembali ke Indonesia mengubah identitasnya menjadi Rafael Wilson. Menantu yang dulu buruk rupa kini telah berubah menjadi seorang pria yang sangat tampan. Dan dia adalah sang penguasa di dunia kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Pagi hari ini Luna terbangun dengan mata yang sedikit menyipit membiasakan biasa cahaya matahari yang menusuk kedua bola matanya.
"Ahhh..." Luna merasakan kepalanya sangat pusing, mungkin akibat mabuk semalam.
"Apakah semalam aku salah minum?" keluh Luna, padahal jus strawberry yang dia minum adalah minuman yang sengaja dipesan oleh sang kakak tiri, tapi mengapa bisa membuatnya mabuk? Apakah mungkin Selena sengaja membuatnya mabuk?
Luna pun menggelengkan kepalanya, dia menepis pikiran negatif terhadap Selena. Selama dia amnesia, Selena telah menjadi seorang kakak yang baik untuk Luna dan begitu perhatian kepadanya. Tidak mungkin Selena berbuat jahat padanya.
Luna terlonjak begitu menyadari bahwa dirinya sedang berada di dalam sebuah kamar yang nampak asing, dia memperhatikan setiap sudut di kamar tersebut.
"Kamar siapa ini? Mengapa aku ada disini?" Luna nampak kebingungan memperhatikan seluruh isi di ruangan kamar tersebut.
Luna pun membulatkan kedua bola matanya saat mengingat bahwa semalam dia telah ditangkap oleh tiga orang pria mes-um yang memaksa dirinya untuk masuk ke dalam mobil.
Luna segera mengecek pakaiannya, dia sangat bernafas lega, ternyata dia masih mengenakan pakaian lengkap. Jangan sampai dia kebobolan oleh pria asing yang tidak dia kenal. Mau tidak mau dia harus menyerahkan kesuciannya untuk Arga setelah dia dan Arga menikah nanti. Seorang istri memang memiliki kewajiban untuk memberikan haknya terhadap seorang pria yang telah menjadi suaminya nanti, walaupun dia masih ragu terhadap Arga.
Luna segera turun dari ranjang, dia pun bergegas keluar dari kamar tersebut. Dia nampak terperangah begitu dia menyadari bahwa dirinya kini sedang berada di sebuah mansion yang sangat megah dan mewah.
Kemudian Luna berjalan dengan mengendap-endap agar tidak menimbulkan bersuara dan tidak membangunkan penghuni mansion. Luna harus melarikan diri dari sana.
"Mau pergi kemana kamu? Siapa yang mengizinkan kamu pergi dari sini?"
Luna dikejutkan dengan suara seorang pria yang telah memberikan pertanyaan itu untuknya.
Dengan hati yang tak menentu, Luna segera membalikkan badannya, dia tertegun melihat seorang pria yang sedang berdiri dihadapannya. Seorang pria asing yang sangat tampan.
Walaupun tampan, tapi sama sekali tidak membuat Luna tertarik, dia lebih tertarik kepada seorang pria gendut yang selalu terbayang-bayang di dalam pikirannya. Mengapa pria itu sering muncul dipikirannya? Sementara keluarganya bilang bahwa dia sama sekali tidak pernah berurusan dengan seorang pria gendut.
Akan tetapi jika seandainya pria gendut itu memang memiliki hubungan yang dekat dengan Luna, mengapa selama lima tahun ini pria gendut itu tidak pernah muncul ke dalam kehidupannya?
"Kamu siapa? Kenapa kamu membawa aku kesini?" tanya Luna dengan nada gemetaran.
Ternyata pria itu adalah Jonathan. Bukannya menjawab pertanyaan dari Luna, Jonathan malah berjalan mendekati Luna.
Luna terkesiap, dia berjalan mundur, sangat takut Jonathan akan berbuat macam-macam kepadanya.
"Jangan mendekat! Jangan macam-macam padaku! Aku sudah bertunangan dan tinggal menghitung hari aku akan segera menikah." Luna memamerkan cincin pertunangannya kepada Jonathan. Dia berharap Jonathan tidak akan berbuat macam-macam kepada seorang wanita yang sebentar lagi akan menjadi istri dari seorang pria bernama Arga itu.
Usaha Luna gagal. Jonathan masih saja bergerak maju mendekati Luna, membuat Luna terus melangkah mundur untuk menghindari Jonathan.
Luna sudah tidak bisa mundur lagi, punggungnya telah mentok di dinding. Dia sangat merasa tegang, sampai menelan saliva dengan bersusah payah ketika tubuh Jonathan sangat dekat dengannya. Jonathan telah mengunci tubuh Luna di dinding dengan kedua lengannya.
"Ka-kamu siapa? Apa yang kamu mau diriku?" tanya Luna dengan nada ketakutan.
"Apa kamu yakin ingin mendengarkan apa yang aku inginkan darimu, Luna Xander?" Jonathan bertanya balik kepada Luna. Tentu saja Jonathan ingin menciptakan sebuah penderitaan untuk Luna. Anggap saja itu adalah sebuah hukuman karena wanita itu sudah melakukan kesalahan padanya.
Luna mengerutkan keningnya, sepertinya pria dihadapannya itu memang telah mengenal siapa dirinya.
Tentu saja Jonathan pun sudah memiliki rencana untuk menghancurkan sang mertua, Arga, dan keluarga Xander lainnya yang sudah menghinanya dengan sesuka hati. Dan menuntut balas atas kematian sang adik tercinta.