Enggak dapet anaknya, Ayahnya pun jadi.
Begitu pula Isvara Kinandari Heksatama, gadis cantik patah hati karena pujaan hatinya menikah dengan wanita lain. Isvara atau yang kerap disapa Isva melakukan hal yang diluar nalar yaitu menikahi Ayah dari pria yang cintai yaitu Javas Daviandra Bimantara.
Keputusan terburu-buru yang diambil Isva tentu saja, membuat semua orang terkejut. Tidak terkecuali sang adik yaitu Ineisha Nafthania Heksatama, bagaimana tidak. Pria yang dinikai oleh Kakaknya adalah Ayah mertuanya sendiri, Ayah dari Archio Davion Bimantara.
Pria yang Isvara cintai memang menikah dengan adiknya sendiri, tentu hal itu membuatnya sangat sakit hati karena yang dekat dengan Archio adalah dirinya. Namun, Archio secara tiba-tiba malah menikahi Ineisha bukannya Isvara.
Demi menghancurkan pernikahan Ineisha dan Archio, Isvara harus tinggal bersama mereka. Salah satu caranya yaitu menikah dengan salah satu keluarga Archio, sedangkan yang bisa ia nikahi hanyalah Javas seorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16 | Isvara Protes
Jujur, Isvara kenapa ikut mual ketika dirinya terpaksa bersikap manja di depan semua orang, sedangkan Javas juga membalas dengan memanggilnya sayang. Bagaimana tidak, ia tentu tidak terbiasa dipanggil sayang oleh pria yang bukan keluarganya. Dan sekarang, Javas suami pura-pura nya melakukan itu tanpa aba-aba.
Tiana melihat hal itu langsung tersenyum, tidak salah ia meminta Isvara dan Javas menikah pura-pura. Karena akting keduanya sangatlah bagus, tidak terlihat gugup sama sekali.
"Kalila!" panggil Tiana.
"Iya, Ma."
"Apa kamu nggak dengar, suami dan madu capek? Mereka harus segera istirahat, Kalila. Sekarang mending kamu antar mereka ke kamar Javas, Isvara mulai sekarang akan menempati kamar Javas," titahnya tidak terbantahkan.
Javas dan Kalila memang tidak pernah tinggal berada di dalam kamar yang sama, jika Javas tinggal di kamar yang besar dan juga mewah. Berbeda dengan Kalila yang tinggal di kamar pembantu, itu semua atas perintah Tiana. Tidak ada yang bisa menolaknya.
"Baik, Ma." Kalila hanya bisa mengangguk, menuruti semua perintah sang mama mertua. Walaupun akan menyakitinya.
"Setelah itu, kamu bisa antarkan anak dan menantu kamu ke kamar Chio," lanjutnya.
Chio menatap sang Mama dengan menggeleng pelan, ia jelas tidak suka melihat mamanya diperlakukan seperti itu oleh Omanya sendiri. Namun, ia bisa apa. Dirinya sejak dulu tidak pernah bisa melawan kehendak Omanya, jangankan ia, Papanya pun juga tidak pernah bisa.
Kalila benar-benar mengantarkan Isvara dan Javas ke kamar yang akan ditempati pengantin baru itu, ia juga membantu memegang gaun panjang madunya agar membuat sang madu lebih mudah jalannya.
Sampai juga mereka bertiga di depan kamar Javas, Isvara tersenyum menatap istri pertama suami pura-pura–nya. "Terima kasih, Tante Kalila. Maaf, saya nggak tau harus manggilnya apa, saya takut salah soalnya."
"Kamu bisa memanggil saya terserah kamu, Isvara," jawab Kalila menunduk, ia hanya bisa meratapi nasibnya yang sejak dulu tidak pernah bahagia. Apalagi sekarang, tidak ada seorang wanita manapun yang baik-baik saja ketika tahu suaminya menikah lagi. Menikah dengan gadis yang seumuran dengan Chilla— putrinya.
"Panggil saja, Mbak sayang. Kalila kan Kakak madumu, jadi sudah sepantasnya kamu memanggil seperti itu," jawab Javas dengan lembut. Isvara hanya mengangguk setuju.
Kalila tersenyum kecut, bahkan hampir dua puluh tahun berumah tangga dengan Javas. Javas sama sekali tidak pernah berbicara ataupun bersikap lembut padanya. Tentu ia sudah tahu alasannya, tetapi tetap saja hatinya merasa sakit dan tidak terima.
"Kalila, saya nggak mau tahu ya. Kamu harus melayani apapun yang istri saya mau, kamu juga tidak boleh memperlakukan istri saya dengan buruk. Awas saja sampai saya tahu kamu bersikap buruk sama istri saya, kamu akan tahu akibatnya," ancam Javas dengan berbisik agar Isvara tidak sampai mendengarnya.
"Iya, Anda tenang saja. Saya tidak akan bersikap buruk padanya, Tuan Javas," balasnya.
Percakapan Kalila dan Javas memang sangat formal, terkadang Kalila memanggil Javas dengan panggilan Tuan jika hanya berdua atau paling tidak di depan anak-anaknya. Namun, berbeda ketika didepan anak-anaknya, Kalila akan memanggil Javas dengan panggilan Papa, karena Javas memang adalah Papa dari anak-anaknya. Atau Mas Javas, walau Javas sendiri tidak suka. Karena secara umur Javas lebih muda 4 tahun dibandingkan Kalila.
Javas segera mengajak istri kecilnya masuk ke dalam kamar, setelah memastikan pasang suami itu masuk ke dalam kamar. Kalila langsung pergi dari sana, toh tidak ada untungnya dirinya tetap berada di sana.
Di dalam kamar Javas, Isvara menatap sekelilingnya dengan takjub. Bagaimana tidak, kamar Javas selain mewah dan megah ternyata sangat estetik.
"Gimana kamu suka dengan kamar kita, sayang?" tanya Javas sengaja untuk menggoda Isvara.
Isvara menatap nyalang suami pura-pura-nya, lalu berkata, "jangan panggil sayang-sayang, geli tau, Om. Apalagi sekarang kita 'kan cuma berdua di kamar."
Javas terkekeh melihat wajah cemberut istri kecilnya, karena memang umur keduanya beda 20 tahun lebih. Jadi wajar Javas menyebut Isvara adalah istri kecilnya.
"Om?"
"Iyalah, Om. Emang berharap aku panggil apa, Om 'kan udah tua jadi cocok aku panggil, Om," balasnya dengan santai.
"Kenapa kamu nggak panggil saya, Mas Javas seperti tadi? Saya lebih suka kamu panggil saya Mas Javas dibandingkan Om, saya bukan Om kamu loh. Saya ini suami kamu."
Isvara memutar bola matanya dengan jengah saat mendengat ucapan Javas. "Suami pura-pura, Om. Inget kita nggak bener-bener nikah, kita ini cuma sandiwara kalo di depan banyak orang. Sekarang cuma kita berdua di sini."
"Kamu mau kita menikah beneran gitu? Biar kamu mau manggil saya dengan sebutan Mas Javas entah kita lagi berdua atau lagi sama banyak orang." Entah kenapa, Javas mendadak suka sekali menggoda Isvara. Padahal sebelum pernikahan pura-pura terjadi. Keduanya merupakan dua orang yang saling mengenal, bahkan image Javas awalnya adalah pria yang sangat cuek tapi juga cool.
Sudah lama juga Javas tidak menggoda makhluk yang bernama perempuan, ia ingat terakhir menggoda perempuan yaitu saat masih SMA sebelum menikah dengan Kalila tentunya. Bukan karena Javas setia pada Kalila, tetapi karena setelah itu para perempuanlah yang menggodanya demi untuk mendapatkan uang banyak. Jelas saja mereka'kan memang wanita bayaran.
Javas juga suka dengan wajah kesal Isvara setelah ia goda, walau terlihat kesal tetapi Isvara terlihat begitu cantik
"Enggak mau! Ini aja aku nyesel banget udah mau nikah sama Om, sekalipun cuma nikah pura-pura. Aku itu nggak mau jadi istri kedua, kenapa Om Javas enggak bilang kalo Om masih punya istri. Kalo tau Om punya istri, mana mungkin aku mau nikah sama Om. Aku ini anti pelakor ataupun istri kedua, tetapi sekarang aku malah jadi seperti itu," marah Isvara, tetapi tidak terlihat menakutkan malah lebih terlihat sangat menggemaskan.
Isvara memang mengira dirinya menikah dengan seorang duda, kan memang banyak pria duda yang ditinggal meninggal atau duda cerai. Ia kira Javas termasuk salah satunya, tetapi ternyata ia salah.
Demi apapun, dirinya memang berniat menghancurkan pernikahan Chio dan Isvara. Tapi ia tidak ada niat menyakiti hati istri Javas atau menghancurkan pernikahan Javas dan Kalila dengan ia menjadi istri kedua Javas, ingin sekali ia memberitahu wanita itu bahwa pernikahannya dengan Javas bukanlah pernikahan sungguhan. Namun, ia sadar bahwa Tiana tidak akan membiarkannya.
Isvara baru sadar, bahwa penampilan Kalila seperti pembantu. Sangat berbeda dengan Javas dan Tiana yang sangat elegan, membuatnya penasaran sebenarnya keluarga Bimantara itu keluarga seperti apa.
"Apa ada gitu kamu tanya saya punya istri apa enggak?" jawabnya dengan santai, toh benar ucapannya. Isvara terlalu menyimpulkan sendiri, tidak bertanya dulu tentang status Javas yang sebenarnya.