Saudara Tiri Tapi Pacaran

Kedua mobil yang di kemudikan Pak Vino dan asisten pribadinya telah sampai di pekarangan rumah yang ada di Jakarta.

Aldi lebih dulu turun dari mobil bersama Venela, Mereka memasuki rumah yang terlihat sunyi dan sepi. Karena emang hari juga sudah malam pukul 21.00.

Saat sudah masuk ke dalam rumah, Venela langsung pergi ke kamarnya Venera, sampai nya disana ruangan itu kosong tidak ada sesosok Venera.

"Loh dia lagi kemana?" Gumam Venela dengan tatapan melongo. Dipikiran nya terngiang kamar ibunya, dia langsung menghampiri kamar Bu Anita.

Yang terlihat hanya perawakan ibunya yang baru saja bangun tidur sambil menguncir rambutnya.

"Mah, Era kemana?" Tanya Venela dengan raut wajah gelisah, langsung di timpal oleh Aldi yang tiba-tiba muncul dari belakang punggung Venela.

"Emang nya orang itu gak ada dirumah?" Kata Aldi sekedar ikut menimbrung.

"Venera lagi pergi ke rumah teman nya" Kata Bu Anita yang sudah mulai melangkah untuk menjauh dari tempat tidurnya. Walau berat sekali rasanya meninggalkan tempat tidur, tapi beliau harus melaksanakan kewajiban nya sebagai seorang istri.

Bu Anita menghampiri Pak Vino, sedangkan Aldi bersama Venela masih terpaku di depan kamar Ibunya.

"apa kamu tau dengan siapa Venera kalau pergi jam segini say?" Tanya Venela kepada Aldi.

"Gak tau, aku gak mau berurusan lagi sama Venera" Jawab Aldi dengan nada sebal, pada dasarnya Aldi sudah sangat benci sekali dengan kelakuan Venera.

**

Sisi lain di rumah Andara...

Venera sekarang lagi tukar pikiran dengan Andara.

Selain di pelukan ibunya, kini Venera curhat di pelukan sahabat barunya yang ada di Jaksel.

Andara yang di dalam hatinya sangat mencintai Aldi, dia terlihat dewasa tentang curhatan Venera yang terus menyebut nama pujaan hati nya, walau di dalam hatinya itu sangat sakit sekali.

Untuk menjaga perasaan Venera, Andara lebih memilih untuk menjadi pendengar yang sangat diandalkan, sekaligus memberi masukan untuk Venera, walau sempat dipikiran Andara terlintas ada niatan untuk silent reader.

Andara juga ikut merasakan kesedihan Venera setelah ditinggal nikah oleh tunangan nya di Bandung.

"Pokok nya lu harus kuat, jangan sampai lu terlihat lemah ERA!, buktikan kalau lu cewek kuat di segalanya!, sekarang bokap lu lagi otw kan ke jakarta? Saatnya lu minta maaf ke bokap baru lu dengan gentle" Kata Andara.

"Heum iya" Kata Venera dengan nada sengau.

Venera tiba-tiba melepas pelukan Andara, karena ponsel nya sekarang sedang berdering.

Di dalam telepon, Venela mengabarkan kalau dirinya sudah berada di rumah, bahkan dia mengomeli Venera ketika dia menghilang dari rumah.

Setelah sambungan telepon nya di tutup, Venera langsung berpamitan sekaligus mengucapkan terima kasih kepada Andara.

Pikiran dan hatinya pun sudah tenang, walau belum sepenuh nya. Venera masih mencari cara untuk membuat senyuman di balik kesedihan yang melanda.

Sepuluh menit kemudian...

Aldi, Venela, Pak Vino, Bu Anita tengah makan malam bersama. Pak Rais pun diundang ke meja makan untuk ikut makan bersama.

Disini yang kurang hanyalah Venera, gadis itu sedang menuju pulang dari rumah Andara.

Yang paling khawatir tentang ketidak-hadiran Venera adalah Pak Rais dengan Bu Anita.

Disaat keluarga sedang berkumpul untuk makan malam, Venera malah tidak ada di tengah-tengah nya.

Situasi Venera saat ini terbilang terbalik dengan Venela, Venela di perlakuan dengan baik oleh Aldi dan Pak Vino. Sedangkan Venera sedang dibuat rungkad oleh mereka karena ulah nya.

Tok..Tok..

Pintu rumah tiba-tiba diketuk.

Diluar pintu, Venera mencoba menarik nafas sedalam mungkin, menariknya lagi dan tersedak batuk-batuk... Ketika netranya melihat Aldi yang membuka pintu sambil pegangan tangan dengan kakak kembarnya.

Venera membulat mata sejenak dan tersenyum pada umumnya. Dia tidak peduli hal itu, karena yang Venera fokuskan sekarang minta maaf kepada ayahnya.

Venera masuk di sela-sela tubuh Aldi yang menghalangi jalan nya, Menyalimi punggung pergelangan tangan Pak Vino, dan itu langsung ditepis dengan kasar.

"Pah, Era minta maaf banget, Era janji mulai detik ini hal-hal yang berbau mafia tidak akan Era bawa lagi di kehidupan Era" Kata Venera.

Pak Vino menoleh sejenak, namun bibirnya beliau belum mengeluarkan suara.

"Pah era ngaku salah, era minta maaf pah..." Lirih Era yang matanya sudah berkaca-kaca.

Gadis itu terlihat sangat tulus saat meminta maaf.

Bahkan Bu Anita sampai bersedih melihat Venera yang mengemis minta pengampunan tapi diabaikan.

"Vin, lihat itu Venera sudah tulus minta maaf, tolong buka pintu maaf untuk nya" Omel Pak Rais yang sedikit geram dengan kelakuan anak nya. Dengan satu tarikan nafas, Pak Vino pun mulai bicara padanya.

"Oke Venera, Ini terakhir ya papah kasih kamu kesempatan untuk kamu jadi lebih baik, papah mau kamu tidak mengulangi kesalahan yang sama, tolong belajar dari pengalaman yang ada" Kata Pak Vino dengan tulus menerima permohonan maaf dari Venera.

Venera tertunduk dengan tangisan nya yang pecah, bukan karena diterima maafnya, tapi pikiran nya terngiang kenangan indah bersama Teguh.

"Sudah jangan nangis, sudah papah maafin sayang" Kata Pak Vino sambil mengusap bahu rapuhnya gadis itu.

"Papa makasih" Rengek Venera, tumpahan air matanya mengalir semakin deras, dan tangisan itu semakin pilu.

Venela mengerut kening, karena tidak biasanya melihat gadis itu menangis dengan cecegukan.

"Mah, Venera kenapa sih?" Tanya Venela.

"Kesedihan nya itu karena habis ditinggal nikah sama tunangan nya yang ada di bandung" Jawab Bu Anita.

"Eh sama teguh?" Kata Venela membelalak.

Venela langsung bangkit dari tempat duduk untuk menghampiri Venera. Dengan rasa penyesalan, dia tidak sama sekali mengerti kondisi saudara kembar nya bagaimana.

Aldi membuang wajah ke arah jendela, dalam hatinya sedang berkacak pinggang, hampir suara batin nya pecah setelah bilang venera lagi cari muka ke ayah nya.

"Gausah drama Ra" Kata Aldi mencibir.

Venela langsung berdiri setelah susah payah menenangkan saudara kembarnya. Venela langsung menampar pipi Aldi saat itu juga dengan raut wajah kesal nya.

"Minta maaf kamu ke Venera" Kata Venela dengan tatapan tajam.