follow ig. @ Shanyu114
Novel ini di perkenankan untuk 21 ++
Ada Beberapa adegan yang di lakukan orang dewasa.
Elia dokter cantik, harus menerima nasib tragis karena diperkosa oleh Reyhan, pengusaha muda yang memiliki dendam pada kakaknya Elia.
Bagai jatuh tertimpa tangga, Elia yang sudah di perkosa pun melihat dengan mata kepalanya sendiri jika tunangan yang sudah berjalan tiga tahun berselingkuh di belakangnya.
Karena rasa sakit hati yang mendalam membuat jiwa Elia memberontak dan mengubah nasibnya agar tidak selalu teraniaya. Dia membalas dendam pada tunangannya dan Reyhan yang sudah memperkosanya. Berhasilkah Misi Elia? Atau harus gagal karena sebuah rasa cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 25 Like Father Like Son
Hari ini ibu Reyhan datang, karena keduanya sedang di mabuk asmara, sampai melupakan jika seharusnya mereka menjemput di bandara. Ibu Reyhan berpikir jika Reyhan sangat sibuk, jadi ia memutuskan untuk tidak menganggunya, lagi pula ia tak mau merepotkan Elia untuk menjemputnya, Sudah bertemu dengan Elia saja sudah membuatnya bahagia.
" Ting .... Tong..... " suara bunyi pintunya
Mereka berpikir yang datang adalah Elwas, sehingga Reyhan tak menggubris assisten nya. Dia tetap melanjutkan permainan yang sudah berada hampir di puncak *******.
" Ting.... Tong..... " Terdengar bunyi pintu lagi.
Reyhan tetap menahan Elia agar tak mengagalkan puncaknya, yang jika di hentikan akan membuat mulas perutnya yang sangat menyiksa.
" Ting .... Tong...... " bunyi pintu terus berbunyi.
Reyhan semakin mempercepat ritmenya agar segera selesai, hingga ia tumbang di atas tubuh istrinya.
" Sial !! Sudah berani mengangguku Elwas, tunggu aku memberimu lembur satu bulan penuh agar kamu tak ada waktu untuk mengangguku. " kata Reyhan mengambil bath ropenya, sedang Elia memunguti pakaiannya yang bercecer dan berlari ke kamar.
Reyhan melihat wajah tamunya, dari kaca pengintai kamar.
" Ibu ?? " kata Reyhan kaget. Ia baru teringat jika seharusnya ia menjemput ibunya di bandara.
Reyhan segera membuka pintu rumahnya, terlihat ibunya jauh lebih terkejut melihat Reyhan dengan wajah yang berantakan, dan berkeringat di sekuruh tubuhnya.
" Kamu sakit Rey? " tanya ibu Reyhan khawatir . Karena sebelum menikah Reyhan tak pernah mau sekalipun untuk cuti, walau badannya sakit, Reyhan tetap memaksakan untuk berangkat kerja.
Reyhan berpikir sejenak, jika ia menjawab ia, pasti ibunya khawatir, dan juga ia sudah berbohong. Jika menjawab tidak, Ibunya pasti akan marah karena tak menjemputnya, apalagi jika alasan nya hanya karena lupa, ibunya pasti kecewa.
" Iya bu, tadi terasa sedikit pusing, tapi setelah di beri obat Elia, aku menjadi berkeringat dan sembuh. " bohong Reyhan
" Tapi benar kamu tidak perlu ke dokter? " tanya ibunya lagi.
" Tidak bu, aku sudah sembuh. Tenang bu, menantumu sangat pandai menjagaku. " kata Reyhan.
" Bodoh ! Seharusnya jamu sebagai laki laki yang menjaganya. " kata Ibunya mendorong Reyhan masuk, karena Reyhan tak kunjung mempersilahkan masuk, mereka hanya terlibat perbincangan di depan pintu.
Ibu Reyhan masuk ke ruang tamu, kakinya merasakan menginjak sesuatu di karpet, ia ingin melihat apa gerangan, langsung diambil oleh Reyhan.
Ibu Reyhan sontak terkejut dengan kelakuan Reyhan yang langsung mengambil sesuatu yang terinjak itu secepat kilat, seolah Reyhan memang sengaja menyembunyikan dari ibunya.
" Apa itu Reyhan ? " tanya ibunya penasaran.
" hanya kain untuk mengelap keringatku tadi bu. " bohong Reyhan dengan gugup, untung saja Ibu Reyhan tidak terlalu mengintrogasi yang sebenarnya. Ibunya hanya mengangguk angguk saat Reyhan berusaha menyembunyikan kain itu.
" Elia dimana Reyhan, kenapa dia tidak menyambutku? " tanya ibu Reyhan kemudian
" Aku akan memanggilnya. Dia sedang mandi. " jawab Reyhan bergegas masuk ke dalam kamar.
Reyhan membuang celana ***** yang tadi terinjak ibunya. Karena tadi Elia hanya memunguti pakaiannya saja. Reyhan menuju walk in closed dan memakai dalaman karena tadi belum sempat.
" Siapa tadi kak ? " tanya Elia
" Ibu. Dia sedang mencarimu, katanya kenapa kamu tak menyambutnya " kata Reyhan dengan memakai celana pendek dan kaos pendek.
" Ibu ? " tanya Elia kembali, yang diangguki oleh Reyhan.
Saat ini Elia sangat malu jika harus bertemu ibunya, karena di lehernya hampir penuh dengan tanda merah yang di buat oleh Reyhan. Elia memegang lehernya, ia bingung harus menutupi dengan sesuatu apa.
" Sayang, kenapa? Kita suami istri, aku bahkan sering melihat leher ibu ku banyak tanda melebihi punyamu. Ibu pasti mengerti. " kata Reyhan dengan mencium kening istrinya.
Elia terseyum, akhirnya ia ikut menemui ibunya Reyhan.
" Ibu.... " panggil Elia dengan merentangkan tangan untuk berpelukan, hingga keduanya berpelukan melepas rindu mereka.
" Sudahlah bu, jangan memeluk Elia seperti itu, tubuhnya akan semakin kecil jika kamu memeluknya seperti itu. " protes Reyhan karena ibunya tak kunjung melepaskan pelukan nya.
" Iya sayang, kamu sekarang tambah kurus seperti ini, apa Reyhan tak pernah memberikan mu makan? " tanya ibu Reyhan memperhatikan postur tubuh Elia yang semakin kurus.
" Kenapa aku yang jadi di salahkan bu? " jawab Reyhan
" Karena kamu pasti sibuk bekerja sampai tak ada waktu untuk memperhatikan istrimu. " jawab Ibunya.
" Sudah bu, aku baik baik saja di sini. Mungkin karena akhir akhir ini aku sibuk dengan ujian jadi selera makan ku jadi berkurang. " jawab Elia
" Ujian? " tanya Ibunya
" Iya bu, aku ambil kuliah Ahli kecantikan. Karena aku mengusai basic kedokteran sebelumnya, membuatku cepat mengerti bahkan aku sudah di ikutkan ujian tahun ini. Jadi minggu depan akan wisuda bu. " kata Elia kembali memeluk ibunya Reyhan karena mengingat kebahagiaannya.
" Harusnya jika kamu bahagia, berbagi dengan suamimu sayang. Kenapa Ibu ku terus yang kamu peluk. " protes Reyhan
Ibu Reyhan seperti dejavu mengingat ayah Reyhan juga pernah cemburu seperti itu, saat ia dulu memeluk mertuanya. Ibu Reyhan juga melihat banyak tanda merah di leher Elia, mengingatkan ia pada suaminya, yang tak pernah membiarkan lehernya bersih dalam satu kesempatan saja.
Ibu Reyhan tersenyum, karena setelah menikah ia melihat sifat suaminya menurun pada anak lelakinya tersebut. Bahkan wajahnya pun juga sama dengan ayah nya ketika masih muda.
Elia di tarik Reyhan untuk memeluknya, karena Elia seperti tak menggubris ucapan Reyhan.
" Kak..... " protes Elia, ia malu jika ia harus mengimbar kemesraan di depan ibunya.
" Sudahlah Elia, Ibu bisa mengerti. Karena yang Reyhan lakukan saat ini, sama persis dengan tingkah ayahnya ketika masih muda. bukankah Like Father like Son. " gurau ibunya yang membuat ketiganya tertawa bersama.
Mereka bertiga terlibat perbincangan hangat, tentang neneknya yang sangat merindukan Elia, Ayahnya juga sangat ingin menimang cucu mereka. Sampai perbincangan mereka di hentikan karena mendengar suara bel pintu berbunyi.
" Ting... tong... ! "
" Itu pasti Elwas. Aku akan pergi membuka pintu. " jawab Reyhan.
Benar saja Elwas datang menenteng beberapa menu makanan. Reyhan mempersilahkan masuk.
" Aku akan bantu menghidangkan. Tadi aku baru selesai ujian, jadi tak sempat memasak bu, jadi kak Reyhan menyuruh kak Elwas memesankan makanan untuk kami. " jawab Elia.
Reyhan datang mendekati Elia, seperti Elia melakukan kesalahan.
" Elwas, panggilan kakak hanya boleh di berikan padaku Elia. Kamu hanya boleh memanggil namanya saja Elwas. Kamu tidak keberatan bukan Elwas? " tanya Reyhan
" Tidak Tuan. " jawab Elwas
Ibu Reyhan lagi lagi terseyum melihat tingkah anaknya yang sudah berubah sama persis dengan kelakuan suaminya.
" Sabar sayang. Mertuamu juga seperti itu dulu. Ibu pernah merasakan juga di posisimu. Ayo, ibu bantu menyiapkan makan malam kita. Apa saja yang di bawa Elwas. " kata ibunya merangkul pundak Elia.
Ibunya tahu saat ini Reyhan pasti akan menghukum dengan mencium bibirnya di depan mereka, yang pasti akan membuat Elia semakin malu karena belum terbiasa.
meskipun setuju kembali bersatu tp tetap berharap wanita selalu menang hhhhhh