" Bocil nakal itu istriku" pernyataan Zain kepada semua temannya yang ikut duduk bersama di sofa club'.
" what? ,,,, Istri Zain dia masih kecil Lo " tak percaya teman Zain menatap gadis kecil bar-bar yang tengah berjoget di atas punggung di Bawah kelap-kelip lampu sorot .
flash off.
Zain akhirnya menerima permintaan Papa nya untuk menikah lantaran itu adalah permintaan pertama dari orang tuanya yang selama ini selalu memberikan apapun yang Zain mau bahkan tak pernah mematahkan satupun hal yang Zain inginkan sebagai seorang anak .
" Tapi Maa apakah tidak ada calon istri untuk Zain yang Mama sukai selain Bocil nakal itu?" lesu Zain menatap Mama nya yang iseng sekali memilihkan calon istri senakal itu untuk dia yang sudah matang serta dewasa .
" tidak ada Zain , Walaupun dia nakal tapi Mama menyukai nya" pernyataan Mama Zain dengan senyum penuh damba bahkan sebuah harapan pada Zain .
yuk baca 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Aya siap berperang
" kita ngapain ke kamar ini Daddy ?" tanya Aya pada Zain yang membawanya masuk ke kamar di sebelah ruang santai .
Aya menatap kamar mewah yang berukuran lebih kecil dari pada kamar yang biasa mereka tempati namun sangat minimalis karena interior dan furniture nya hanya sedikit .
" Sini " Zain duduk ditepi ranjang lalu membuka kakinya agar Aya bisa berdiri di tengah dan merangkul pinggang Aya agar dapat bersandar di perut dan Dada Aya .
"Daddy ngapain ?" tanya Aya sedikit heran tak mengerti apa yang diinginkan Zain .
" Kamu mau dapat maaf apa enggak ?" tanya Zain dengan ketus saat Aya malah tidak peka kalau dia ingin bermanja .
" Iya " kata Aya .
" Ikuti perintah Daddy " suara lesu Zain merasa kesal juga saat Bocil itu benar-benar tidak peka .
" Kecup dan elus kepala Daddy " perintah Zain yang langsung di kerjakan Aya dengan sedikit terpaksa yang penting dapat maaf dari Zain.
" Yang tulus Bocil kau ini benar-benar tidak bisa diajak romantis" kesal Zain akhirnya lebih memilih berbaring di atas ranjang menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dari pada mengemis kasih sayang pada Aya yang sama sekali tak mengerti keinginan nya.
Sejak Aya terdiam memperhatikan Zain yang sudah menutup seluruh tubuh nya dengan selimut itu .
" Hahahaha " tawa meledak Aya melompat ke atas ranjang saat dia peka kalau Zain itu ingin bermanja padanya .
" Jadi Daddy pengen dimanja?" tanya Aya berbisik menggoda langsung kedekat telinga Zain yang masih tertutup selimut itu.
" Enggak , Bocil menyebalkan" umpat Zain tanpa membuka selimut semakin kesal saat tau Aya sudah peka namun Bocil sialan itu malah mengolok-olok nya.
" Ayo sini Aya manjain " kata Aya duduk bersandar ke kepala ranjang meluruskan kedua kakinya.
" Enggak " ketus Zain bahkan berbaring memunggungi Aya .
" Beneran nggak nih?" tanya Aya sekali lagi menepuk-nepuk paha berisi nya yang begitu kenyal .
Zain tidak menjawab hanya diam entah kenapa sikap nya barusan justru membuat dia malu sendiri setelah dia pikir-pikir.
" Satu, Dua, ti," di hitungan ketiga barulah kepala Zain berpindah ke pangkuan Aya .
Aya memegang wajah Zain yang ekspresi nya sangat tak terbaca lalu mengecup kening pria dewasa itu berulang kali sampai ekspresi datar itu berubah menjadi senyum-senyum .
" Kalau mau dimanja dibilang Om nggak usah gengsi " ledek Aya terkekeh lagi menepuk-nepuk lengan Zain pelan .
" Aakh" teriak panjang Aya saat Zain mencubit pahanya yang tidak tertutup apapun namun rasanya bergejolak bukan sakit .
" Apa Daddy setua itu di mata kamu sampai panggil Om " kata Zain dengan galak tak hanya komplen mendengar panggilan Aya tapi juga tidak k terima.
" Hehehe ,gampang naik darah" kekeh Aya terus mengelus kepala Zain yang mulutnya sudah komat-kamit mengomeli Aya .
" Kalau Daddy mendengar kamu panggil Om sekali lagi terima akibatnya" ucap Zain yang berbaring di pangkuan Aya menatap lurus pada wajah Aya .
" Om , Om " panggil Aya berulang kali sama sekali tak menghiraukan ancaman Zain yang jelas bagi Bocil nakal seperti Aya melihat orang mengomel ada kepuasan tersendiri di hati nya.
Zain bangkit dan menarik Aya sampai berbaring telentang di atas ranjang lalu menindihnya.
" Ampun Om, ehhh Daddy " kata Aya yang tiba-tiba keringatan saat Zain menindihnya.
Zain memegang pipi Aya dengan kedua tangannya lalu mencium Aya dengan brutal sampai meronta-ronta.
Zain langsung melepas ciuman nya saat bisa memprediksi kalau Aya berniat menggigit bibir nya .
" Om brutal " kata Aya yang masih terengah-engah saat Zain melepas ciuman nya .
" Kau benar-benar ingin Aku lahap Hahhh" ucap Zain dengan keras yang tanpa sadar cara bicara mafianya keluar .
" Enggak Daddy ampun " kata Aya berubah serius.
" Ampun Daddy " ucap sekali lagi menatap mata Zain yang begitu tegas .
Muachh.
" Janji nggak panggil Om lagi " janji Aya dengan patuh menggeleng kan kepala nya dengan lucu .
Zain langsung bangkit dari atas tubuh Aya saat Bocil itu semakin menggemaskan dan Zain kesulitan mengontrol dirinya.
" Daddy mau kemana?" Aya mengejar dan langsung memeluk Zain yang berjalan itu dari belakang .
" Keruang kerja" jawab Zain dengan suara berat menatap kedua tangan Aya yang melingkar di perutnya bahkan berhenti berjalan.
" Mmmm, katanya Aya harus nyenengin Daddy biar di maafin " ucap Aya bersandar manja ke punggung Zain .
" Lalu ?" ucapan singkat Zain .
" Ayo sini Daddy " kata Aya kembali menarik tangan Zain keatas ranjang.
" Kamu mau apa?" justru sekarang Zain yang duduk ditepi ranjang itu yang heran melihat Aya melepas beberapa kancing baju nya .
" Daddy mau susu nggak?" tanya Aya yang masih melepas kancing bajunya.
" Mau " kata Zain langsung semangat dengan senyum nakal nya melihat Aya yang berdiri di depan nya .
" Sebentar Aya bikinin dulu ya" kata Bocil polos itu memutar langkah nya.
" Ehhh, Bocil sialan katanya mau kasih Saya susu malah mau pergi " tegas Zain meraih dan kembali menindih Aya di atas ranjang.
" Ya ini mau Aya bikinin " kata Aya dengan polos juga tak mengerti kenapa Zain jadi marah .
" Terus apaan kamu buka kancing baju segala?" tanya Zain yang padahal tadi sudah berfikir akan di kasih susu murni dari sumbernya oleh Bocil itu.
Aya langsung menatap kancing bajunya yang sudah dia buka beberapa.
" Aya buka kancing baju karena gerah Daddy, emang Daddy mau nyusu kayak bayi " jawab Aya dengan polos sambil geleng kepala bisa-bisa Zain berfikir Aya akan memberinya susu ehem-ehem.
" Ya mau lah " jawab Zain langsung mengeluarkan dan melahap membuat Aya kaget dan berteriak .
" Aakh Daddy " suara serak Aya merasakan gejolak Aneh bahkan kedua kakinya saling bergesekan menahan gejolak yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
" Daddy udah " Aya mendorong kepala Zain yang terus saja ngemut seperti bayi membuat Aya tidak tahan .
" Aak, Daddy gila ya" Aya memukul kepala Zain dengan tangan saat pria dewasa itu menghisap kuat sekali secara bergantian membuat Aya benar-benar tidak tahan sampai tubuhnya menegang .
Zain memegang kedua tangan Aya di atas kepala lalu sibuk menikmati bahkan menghisap berkali-kali kelereng kecil itu .
" Daddy, Aya , Aya mau pipis" teriak Aya yang merasa basah .
Setelah sekian lama Zain melakukan aktifitas itu terakhir dia mencium bibir Aya dengan cukup lama dan meninggalkan satu tanda kepemilikan nya di dada Aya .
Zain bangkit lalu berjalan masuk ke kamar mandi meninggalkan Aya yang sudah lemas mencoba mengatur nafasnya yang masih tersengal-sengal belum lagi rasa kagetnya mendapatkan perlakuan begitu dari Zain tiba-tiba.
" Daddy " teriak Aya duduk dan merapikan bajunya, begitu Aya sadar dari keterkejutan nya Bocil itu siap berperang melawan Zain yang mesum itu .
" hufftt, mampus lah kau Zain " senyum ngeri Zain di dalam kamar mandi begitu mendengar teriakkan keras Aya yang sepertinya sudah sadar atas apa saja yang barusan Zain lakukan padanya