Samantha diusir oleh ayah nya karena menolak pria yang dijodohkan oleh ayah nya,dia pergi kesebuhan kota dan tinggal disana untuk menunjukan pada ayah nya jika dia bisa bertahan hidup tanpa bantuan ayahnya.pada suatu malam Samantha menemukan seorang bayi laki-laki didepan rumah nya.
Karena iba Samantha memungut bayi itu dan berjuang membesarkan nya.tiga tahun kemudian Samantha kembali memungut seseorang didepan rumah nya.
Kali ini bukan bayi laki-laki,tapi seorang pria tampan yang hilang ingatan.siapa kah laki-laki itu?
Dan bagaimana perjuangan Samantha mempertahan kan bayi itu saat kedua orang tua sang anak kembali untuk meminta anak nya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayi Laki-laki
Samantha mendekati keranjang kecil yang ada diepan pintu rumahnya dan suara tangisan bayi semakin nyaring terdengar olehnya.
Dengan cepat Samantha melihat isi didalam keranjang, matanya melotot tidak percaya melihat makhluk mungil yang terbungkus kain lampin yang terdapat didalam keranjang.
Bayi itu terus menangis sehingga membuat hatinya tidak tega, Samantha mulai melihat sekeliling nya siapa tahu orang tua bayi masih berada disana.
Tapi area perumahan ditempatnya tingal sangat sepi, entah siapa yang tega meninggalkan mahkluk kecil itu disana.
Karena udara yang begitu dingin, Samantha segera mengangkat keranjang bayi dan membawanya masuk kedalam rumahnya.
Samantha menyalakan lampu rumahnya saat sudah berada didalam dan meletakkan keranjang bayi itu di atas meja.
Karena suasana gelap diluar tadi, dia hanya melihat sekilas bayi itu tapi setelah membawanya masuk kedalam rumahnya dan menyalakan lampu Samantha dapat melihat dengan jelas bayi mungil yang sedang menangis didalam keranjang.
Bayi itu tampak masih merah seperti baru saja dilahirkan beberapa hari yang lalu. Dengan hati-hati, Samantha mengangkat bayi laki-laki yang terus menangis dan untuk menghentikan tangisannya.
Dia merasa canggung karena belum pernah menggendong bayi, tapi insting seorang wanita langsung bangkit saat melihat makhluk kecil yang tampak tampan.
Didalam keranjang tampak sebotol susu dan perlengkapan bayi, ada juga selembar surat dan amplop yang terselip diantara barang-barang bayi mungil yang ditinggalkan entah siapa.
Samantha menggoyang-goyangkan bayi itu agar tidak menangis lagi, tapi bayi itu masih menangis dan menggesek wajah kecilnya didada Samantha, seperti nya bayi itu sangat lapar. Samantha segera duduk diatas kursi dan meraih botol susu yang ada didalam keranjang.
Dia tidak tahu harus bagaimana terhadap bayi yang baru saja dia temukan dan bayi itu masih saja terus menangis tapi yang penting sekarang adalah, dia harus menghentikan tangisan bayi itu terlebih dahulu.
Saat dot susu menempel dimulutnya, bayi itu segera menyedot susu yang berada didalam botol.
Samantha tersenyum karena bayi itu sangat lucu. Entah siapa yang tega meninggalkan bayinya dicuaca yang sedang dingin-dinginnya dimana salju mulai turun.
Makhluk kecil itu tampak terlelap saat susu yang berada didalam botol sudah habis, dengan hati-hati Samantha membawa bayi itu masuk kedalam kamarnya dan meletakkan bayi mungil itu keatas ranjang.
Setelah memastikan bayi itu sudah terlelap, Samantha segera keluar untuk melihat isi keranjang yang dia tinggalkan diluar sana.
Dia mulai membuka perlengkapan-perlengkapan bayi yang sengaja di tinggalkan oleh orang tuanya.
Disana ada beberapa potong pakaian bayi dan sekaleng susu formula. Ada juga sebuah mainan bayi dan beberapa popok bayi.
Setelah melihat perlengkapan bayi yang ada, Samantha mulai meraih surat yang terselip diantara perlengkapan bayi.
Dengan hati-hati Samantha mulai membaca surat yang ditulis menggunakan tangan oleh ibu bayi.
..."Tolong jaga bayi kecilku, maaf aku terpaksa harus meninggalkannya karena aku tidak ingin sampai kedua orang tuaku tahu jika aku sudah memiliki seorang anak sebelum menikah."...
..."Pacarku tidak mau bertanggung jawab sehingga aku terpaksa melahirkannya secara diam-diam. Aku juga tidak bisa membawa anak ini kerumah orang tuaku. Karena aku masih kuliah sehingga aku tidak bisa membesarkannya. Aku sangat berharap yang menemukan bayiku dapat merawatnya dengan baik. Terima kasih"...
Itulah isi surat yang ditulis oleh ibu bayi malang yang dia temukan.
Samantha mendesis dan melemparkan kertas itu diatas lantai.
"Orang tua tidak bertanggung jawab! Kalian hanya mau enaknya tapi tidak mau menerima akibatnya, seharusnya kalian tahu akibatnya saat melakukan itu." makinya dengan tajam.
Seandainya saat ini dia melihat ibu yang telah tega meninggalkan bayi itu pasti akan dia hajar habis-habisan.
Jika saja dia pulang lebih cepat mungkin dia akan bertemu dengan ibu bayi itu dan akan dia hajar habis-habisan apapun alasan ibu sibayi. Dia tidak akan tinggal diam jika dia bertemu dengan ibu tapi sekarang apa yang harus dia lakukan?
Samantha menarik nafasnya dengan berat karena dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
Dia tidak punya pengalaman dalam mengurus bayi, tapi melihat bayi itu membuat hatinya benar-benar tidak tega dan dia juga tidak mungkin meninggalkan bayi yang tidak berdosa dipanti asuhan begitu saja.
Setelah membaca surat dari ibu bayi, Samantha segera meraih sebuah amplop tebal yang ada dikeranjang bayi. Dia segera membuka amplop yang ternyata isinya uang yang berjumlah lima puluh ribu dolars.
Matanya terbelalak kaget dan dia mulai mengambil kesimpulan jika wanita yang membuang bayi mungil itu bukanlah orang miskin.
"Sialan, anak orang kaya sinting!" makinya kesal.
Samantha melemparkan uang itu keatas meja dan mengerutu kesal, dia benar-benar kesel pada wanita yang telah tega membuang bayinya.
"Jika memang begitu banyak uang kenapa tidak membayar pengasuh saja untuk membesar kan bayinya?!" ucapnya penuh emosi.
Samantha benci dengan kehidupan orang kaya yang seenaknya, jika ingin melakukan s*ks bebas bukankah harus menjaga diri?
Apa mereka tidak iba melihat bayi munggil yang tidak bersalah dan meninggalkannya begitu saja?
Samantha segera bangkit berdiri, padahal dia sangat lelah dan ingin segera beristirahat tapi dia tidak menduga ada yang membuang bayi didepan rumahnya.
Samantha masuk kembali kedalam kamarnya dan melihat makhluk kecil yang tertidur dengan pulas di atas ranjangnya.
Wanita itu tersenyum dan segera menuju kamar mandi, badannya sangat lengket dan dia benar-benar sudah tidak tahan untuk membersihkan dirinya.
Dua puluh menit kemudian Samantha keluar dari kamar mandi sambil mengusap-usap rambutnya yang basah.
Dia segera berjalan kearah ranjang dan duduk diatasnya. Samantha memiringkan tubuhnya dan melihat bayi laki-laki yang sedang tertidur pulas.
"Bayi yang tampan." bisiknya sedangkan jarinya mengusap pipi lembut bayi itu dengan pelan.
"Harus aku kasi nama apa ya?"
Samantha mulai memikirkan sebuah nama untuk bayi itu dan tidak berapa lama dia sudah mendapatkan sebuah nama yang menurutnya sangat cocok untuk bayi tampan itu.
"Edward, mulai sekarang namamu adalah Edward Jackson." katanya sambil mengelus pipi bayi itu kembali dengan lembut
Saat merasakan tangannya bayi kecil itu mengeliat kecil, hal itu membuat Samantha tersenyum bahagia.
"Jika kedua orang tuamu tidak mau mengurusmu, maka mulai sekarang aku yang akan mengurusmu, Edward."
Walaupun saat ini dia juga sedang berjuang untuk membuktikan pada ayahnya jika dia bisa hidup diluar tanpa bantuan ayahnya, tapi dia tidak akan tega meninggalkan bayi kecil tidak berdosa begitu saja.
Dia akan berjuang membesarkan bayi itu walaupun tanpa ada ikatan darah dan dia tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya nanti.
not i'm promise