"Bagaimana cara mendapatkan mu?"
Yigon yang didesak ayahnya untuk segera menikah pun merasa kebingungan. Tak lama kemudian, dia jatuh cinta dengan seorang gadis SMA yang baru pertama kali di temuinya. Berawal dari rasa penasaran, lama-lama berubah menjadi sebuah obsesi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Kunjungan Dadakan
Di sore harinya, Yigon mengantar Karina ke rumah utama keluarga Moera, tempat tinggal Garon saat itu. Garon yang sedang sibuk menyirami tanamannya, tidak menyadari kedatangan Karina yang sudah berdiri tepat di belakangnya.
"Kakek!!" teriak Karina memeluk Garon dari belakang.
Garon terkejut sampai tak bisa berkata-kata, cucu nya datang untuk mengunjunginya. Laki-laki tua itu sangat bahagia, dia melempar selang airnya ke sembarang arah, dia berbalik dan memeluk gadis itu dengan sangat erat.
"Lihat siapa yang datang! Cucuku! Kapan kau sampai?" tanya Garon sambil terus memeluk Karina karena saking senangnya.
"Tadi pagi, Karina mampir ke kantornya paman Yigon. Karina menunggu paman pulang kerja dan mengantar Karina ke rumah," jelas Karina, dia terus menatap Yigon yang duduk di kursi taman belakang rumahnya.
"Kau sudah sebesar ini, apa kau menghitung seberapa lama kakek menunggumu kemari?" Garon melepaskan pelukannya tapi tangannya terus mencengkram pundak Karina.
"Karina melihatnya! Perut kakek kembung karena sudah sangat lama menunggu Karina datang kemari. Padahal waktu Karina masih kecil, kakek terlihat sangat tampan dan berotot!" Karina memuji.
Garon berekspresi sombong sambil menonjolkan perutnya yang besar. Karina tertawa melihat perut Garon yang gondal-gandul, seperti perut petinggi di pemerintahan.
Yigon yang merasa diabaikan pun merasa bosan menunggu percakapan ayah dan keponakannya selesai. Dia melirik jam tangannya, ternyata hari sudah menuju petang, dia mengingat jika saat itu dia memiliki rencana makan malam di rumah keluarga Doori sambil membicarakan pernikahan.
Dia berjalan mendekati si ayah, "Ayah, aku pamit ya. Ada janji makan malam dengan seseorang," kata Yigon berpamitan kepada ayahnya.
"Pergilah!" Garon melambaikan tangannya, mengusir Yigon untuk segera pergi dari hadapannya.
Karina yang melihat Yigon berpamitan pun menghentikan Yigon dengan cara menarik ujung jas nya. "Paman mau makan malam bersama siapa? Karina boleh ikut?" tanya nya.
"Ini acara makan malam bersama klien, tetap dirumah, besok aku akan mengajakmu bermain ke aquarium," kata Yigon yang membuat Karina sangat senang setelah mendengar nya.
"Yattta!! Benarkah? Paman akan mengajak Karina ke aquarium?" Karina kegirangan, dia berfikir jika itu adalah ajakan untuk ngedate bersama. Karina menyetujuinya dan mengaku akan anteng di rumah menemani Garon makan malam bersama.
...----------------...
Di rumah keluarga Doori. Fairy yang selesai mandi pun terus memeriksa bekas bulatan-bulatan merah di lehernya, bekas itu kini mulai memudar dan Fairy mencoba menutupinya dengan bedak.
Teman-temannya di kampus, termasuk Osuria terus menanyakan keadaannya Fairy yang dikira sedang sakit karena tidak masuk kelas pagi tadi. Fairy beralasan jika dirinya baik-baik saja, karena dia terlambat bangun dan akhirnya melewatkan kelas pada hari itu.
Tak lama kemudian, bibi Anna datang memanggilnya untuk makan malam. Dia keluar dari kamar dan berjalan turun. Ayah dan ibunya sedang sibuk menelepon selingkuhannya masing-masing, mereka tidak menyembunyikan hal itu sekarang.
"Kau sudah turun? Ayo kita makan bersama sayang," sapa Angelo, begitu melihat Fairy berjalan melewatinya.
Fairy terdiam, dia mengabaikan sapaan ayahnya. "Kau mengabaikan papa sekarang?" tanya Angelo tersinggung melihat sikap anaknya yang mulai berani mengabaikannya.
Fairy menoleh, "Oh jadi papa berbicara dengan Riri ya? Riri kira papa sedang berbicara dengan seseorang yang berada di balik layar ponselnya papa. Bukankah papa juga memanggilnya dengan panggilan 'sayang'? Itu terdengar ambigu, maka dari itu Riri memilih untuk diam daripada salah menanggapi orang yang tidak berbicara dengan Riri," sahut Fairy yang membuat Angelo tidak bisa berkata-kata lagi.
Aida tersenyum sinis melihat suaminya terdiam. Mereka duduk bertiga di meja makan, tanpa menunggu Hiden, mereka memulai makan malam keluarga bersama. Dimulai dengan doa, makan malam keluarga terdengar sangat sunyi, hanya terdengar dentingan piring yang beradu dengan sendok dan garpu.
DING-DONG! DING-DONG!
Suara bel pintu depan berbunyi, mereka bertiga menebak-nebak siapakah tamu yang akan datang di saat jam makan malam seperti itu. Fairy melirik bibi Anna yang sedang sibuk, "Biar mama yang membukakan pintu," kata Aida menawarkan diri.
Aida berdiri dan berjalan dengan elegan menuju ke pintu depan rumahnya. "Halo, siapa?" sapa Aida seraya membuka pintu rumahnya.
SRAKK!
Yigon berdiri sambil menganggukkan kepalanya, tangannya memegang sebuah buket bunga yang sangat cantik. Aida terperangah, dia tidak percaya bahwa direktur utama Car Company berdiri di hadapannya.
"Selamat malam ibu, kau terlihat sangat cantik seperti putrimu," puji Yigon di hari pertamanya bertemu dengan calon ibu mertuanya.
Aida yang dari awal memang menyukai pria brondong, tidak bisa melepaskan tatapannya terhadap laki-laki tampan didepannya itu. "T-terimakasih, apakah bunga ini untukku?" tanya Aida begitu melihat buket bunga super cantik dan tentunya sangat mahal.
"Ah sayang sekali, aku bukan seorang kurir yang membawakan kiriman bunga untukmu ibu. Mungkin kapan-kapan aku akan membawakannya khusus untukmu, haha apa aku terdengar tidak sopan kepada calon mertuaku?" kata Yigon tersenyum.
"Aku hanya bercanda, masuk lah!" sahut Aida merasa malu, dia mempersilahkan Yigon masuk ke dalam setelah basa-basi nya di tepis dengan kasar.
Fairy dan juga ayahnya merasa sangat penasaran dengan siapa Aida berbicara begitu lama di depan sana. "Siapa ma?" teriak Angelo bertanya kepada istrinya.
"Ah ternyata kalian sedang makan malam bersama ya? Astaga, apakah aku telah menganggu kalian? Bolehkah aku bergabung?" kata Yigon bercakap-cakap dengan Aida sambil berjalan menuju ruang makan.
"Eh? Paman Yigon?" Fairy terkejut begitu melihat Yigon datang ke rumahnya dan bertemu kedua orang tuanya.
"Hallo Baby!" Yigon datang memberikan buket bunga kepada Fairy yang masih tercengang tak percaya.
"Tunggu-tunggu! Kenapa kau kemari?" Fairy berbisik dan menjauhkan Yigon dari kedua orang tuanya.
"Kenapa? Tentu saja untuk memperkenalkan diri kepada calon mertuaku dan meminta restu dari mereka agar kita bisa segera bersama sayang," kata Yigon dengan keras. Fairy panik, dia menutup mulut Yigon dengan jari telunjuknya, dia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil melototi Yigon yang terlihat sangat senang melihat ekspresi panik kekasihnya itu.
Dia menjilati jarinya Fairy. Gadis itu terkejut dan segera menarik tangannya kembali, dia merasa sangat ngeri dengan sikap Yigon yang tiba-tiba seperti itu. Yigon tersenyum saat melihat bekas tanda merah-merah di leher Fairy masih terlihat, walaupun sudah terlihat samar dan memudar.
Aida dan Angelo saling bertatapan, mereka tidak tahu harus berbuat apa melihat orang terpandang seperti Yigon datang dan mengaku sebagai calon menantu mereka.
"Ekhem-ekhem, n-nak Yigon! Mari bergabung ke meja makan, tidak baik jika terus berdiri seperti itu. Fairy! Ajak Tuan Yigon duduk di kursi," kata Angelo mencoba mencairkan suasana yang terasa sangat canggung.
"Wahh, terimakasih banyak ayah. Dengan senang hati, kebetulan saya belum makan malam," sahut Yigon yang tanpa tahu malu langsung duduk tepat di samping Fairy.
"Astaga.... Ini terasa sangat menyesakkan,"
Jangan pernah lelah untuk mencintai hingga Sukses bareng.
Terkadang semangat yang berlebihan bisa di patakan dengan mudah oleh keadaan 😊😉😉
mampir juga dikaya ku ya jika berkenan/Smile//Pray//Good/