Amara harus iklas di nikahi seorang CEO berhati dingin yang tak pernah dia cintai. dua ke pribadian yang berbeda harus tinggal seatap dan berperan sebagai suami istri. Masa lalu yang telah lama terlupakan kini datang kembali ke tengah tengah mereka.
Apakah akan ada cinta di antara mereka dan bagaimana mereka mengatasi masa lalu yang belum usai.
Ayo ikuti kelanjutan ceritannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ndo'Uus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
Sepanjang perjalanan Amara sudah tak sadarkan diri dia tertidur di dalam mobil. Radit hanya memandang wajah polos Amara. Dia tak menyangka saat Amara mabuk tingkahnya bisa semenggemaskan itu.
Tak lama mereka telah sampai di depan rumah. Radit memasukkan mobil ke dalam garasi. Dia turun terlebih dulu dan membuka pintu .Di angkatnya tubuh Amara, Radit menggendong Amara dan membawanya masuk kedalam rumah. Radit menaiki anak tangga menuju kamar. Di bukanya knop pintu kamar dan di rebahkan tubuh Amara di atas kasur.
Radit membuka heels yang di kenakan Amara. Radit hendak membuka kancing bajunya, yang terkena muntahan Amara. Saat hendak berdiri Amara menariknya hingga tubuh Radit jatuh tepat di atas Amara.
"Mas kamu mau ke mana ?" Ucap Amara yang belum sadar sepenuhnya. "Jangan pergi ke wanita itu mas hiks... hiks..... " Amara terlihat menangis.
"Aku hanya akan berganti pakaian, aku gak akan kemana mana. " Ucap Radit seraya menghapus air mata Amara.
"Mas hatiku sakit melihatmu dengan wanita itu. Aku tau dia kekasihmu dulu dan aku juga tau seharusnya aku tak boleh seperti ini tapi aku juga gak tau kenapa hatiku bisa sesakit ini. "
"Maafkan aku Amara, aku sudah membuatmu sedih" Radit mengelus pipi Amara.
"Aku takut kehilanganmu mas. "
Amara menggenggam tangan Radit dan tangan satunya meraih tengkuk Radit. Amara mendaratkan ciuman di bibir Radit. Radit sedikit terkejut tapi dia tak bisa menahannya lagi. Radit mendekatkan tubuhnya dan membalas ciuman Amara dengan rakus.
"Kamu akan menyesal telah memancingku. "Bisik Radit.
Kini mereka saling berpagutan. Ciuman mereka semakin memanas Radit melumat habis bibir merah ranum milik Amara. Amara membuka semua kancing baju Radit dan melemparnya.Radit makin berani di ciumi seluruh wajah Amara dari pipi, hidung,mata hingga turun ke leher putih dan mulus itu. Radit meninggalkan bekas di lehernya. Saat Radit hendak membuka kancing baju Amara,Radit melihat Amara sudah tertidur lelap. Radit terpaksa mengurungkan niatnya. Dia juga tak mau melakukannya jika nantinya Amara tak mengingatnya.
Radit turun dari ranjang dia mengambil baju di lantai dan pergi ke kamar mandi. Radit terpaksa menuntaskan hasratnya seorang diri. Setelah membersihkan diri Radit turun ke lantai satu mencari bi Mira. Dia ingin bi Mira membantunya untuk mengganti baju Amara yang kotor .
Radit memilih meninggalkan Amara dan tidur di ruang kerja dari pada nanti dia hilang kendali saat melihat Amara. Bi Mira terlihat tengah sibuk mengganti pakaian Amara. Dia juga membasuh tubuh Amara menggunakan air hangat.
*********
Pagi itu Amara terbangun dengan kepala yang teramat sakit. Dia memegang kepalanya dengan kedua tangan. Dilihat baju yang kini sudah berganti. Amara tak terlalu ingat apa yang telah terjadi semalam. Dia hanya mengingat pergi ke Club malam dan tidak sengaja meminum minuman Mey. Setelah itu Amara tak mengingatnya.
Knop pintu di buka, Radit masuk ke dalam kamar dengan membawa sup hangat dan segelas susu. Radit sengaja membuatnya untuk menghilangkan rasa pegar Amara setelah mabuk.
" Kamu makan sup ini biar pusingmu hilang, "Perintah Radit.
"Bagaimana caraku pulang mas? apa Mey yang mengantarku?"
Radit menyuapi Amara. "Kamu tidak ingat kejadian semalam ?"
"Ada apa mas apa aku berbuat bodoh saat mabuk? Kalo di filem korea kan biasa begitu ."
"Filem terus yang kamu fikirkan. Apa kamu benar benar tidak ingat semalam?"
"Yang terakhir aku ingat, aku pergi ke club dengan Mey. Aku gak sengaja meminum minumannya setelah itu aku tidak ingat. "
"Jadi kamu tidak ingat apa yang telah kamu lakukan padaku. " Ucap Radit sedikit kesal.
"Memangnya aku ngapain mas ?Apa aku melakukan hal bodoh?"
"Kamu harus berusaha untuk mengingatnya.Dan bertanggung jawab padaku."
" Aku benar benar tidak mengingatnya mas. " Ucap Amara kebingungan.
"Ya sudah kalo kamu gak ingat. Aku mau siap siap ke kantor, lebih baik kamu istirahat dulu hari ini. Tidak usah masuk kerja. "Ucap Radit sambil berjalan menuju pintu.
"Aku harus ke kantor mas. Aku baru kemarin masuk, kalo hari ini gak masuk nanti kena marah mas. "
"Ya sudah kalo begitu. Nanti bareng aku berangkatnya. "
"Jangan mas nanti apa kata orang kantor kalo aku berangkat bareng mas. Aku kan gak mau mereka semua tau. "
Radit berbalik. "Memangnya kenapa kalo mereka tau, kamu kan memang istriku. Kita sudah sah menikah. "
"Tolong lah mas, hanya sampai magangku selesai ya, Aku gak suka kalau nanti mereka memperlakukan ku berbeda. "
"Terserah apa mau mu. Tapi berangkat kantor tetap harus bareng aku. Nanti aku bisa menurunkanmu agak jauh dari kantor. " Paksa Radit.
Amara mengangguk "Iya mas."
Amara segera turun dari ranjang walau kepalanya masih terasa pusing. Amara mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Setelah beberapa saat ,Amara keluar dari kamar mandi.Saat Amara bercermin dia melihat tanda merah di lehernya. Hal itu membuat Amara bingung, digosoknya tanda merah itu dengan menggunakan tangan tapi tak juga hilang.
Tiba tiba Amara teringat sesuatu.Akhirnya Amara mengingat kejadian di mana dia dan Radit melewati malam yang panas tadi malam. Amara terkejut dan malu setelah apa yang dia perbuat kepada Radit. Amara menggeleng gelengkan kepalanya. Amara melompat ke atas kasur dan menggulung tubuhnya di dalam selimut. Dia berguling guling tak percaya dia sudah mengatakan semua perasaannya pada Radit.
"Tidak... Apa yang sudah aku lakukan. " gumamnya. " Aku mengakui semua perasaanku, astaga bodohnya aku,"
Amara duduk dan memegangi lehernya.Wajahnya merona jika mengingat ciumannya bersama Radit.Dia tersenyum berseri seri.Amara turun dari ranjang dan berlari ke kamar mandi.Amara berendam di bathtub dia menyalakan lilin aromaterapi.
Setelah mandi Amara menatap ke cermin dia senyum senyum sendiri menatap dirinya.Seketika mimik mukanya berubah ,dia bingung harus bersikap seprti apa di depan Radit.Apa yang harus dia katakan.Amara memutuskan berpura pura tak mengingat kejadian semalam.Dia mengoleskan foundation di tanda yang ada di lehernya.
Dukung Author dengan Like, Koment dan Vote.
mampir dikaryaku jugaa yaa