NovelToon NovelToon
PETAKA GHIBAH

PETAKA GHIBAH

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Balas Dendam / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Hantu / Trauma masa lalu / Tumbal
Popularitas:61.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Malam itu petir mengaum keras di langit, suara gemuruhnya bergema. Angin mengamuk, langit menangis, meneteskan air dengan deras. Alam seolah memberi pertanda, akan datang suatu bencana yang mengancam sebuah keluarga.

Clara seorang ibu beranak satu menjadi korban ghibah dan fitnah. Sampai mati pun Clara akan ingat pelaku yang sudah melecehkannya.

Akankah kebenaran akan terungkap?
Siapa dalang di balik tragedi berdarah ini?

Ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 Abel

TAP!

TAP!

Ella membalikkan badannya. Ella tertegun menatap sosok pria tampan di hadapannya. Pria itu berbadan tinggi, bermata biru, kulitnya putih, berambut kecoklatan. Pria itu tersenyum. Ella langsung jatuh hati.

"Hallo, aku Abel," dia mengulurkan tangannya.

"Ella," dengan malu-malu membalas uluran tangannya.

"Aku pemilik istana ini. Jika kamu bersedia menjadi istri ku, semua ini akan jadi milikmu," Abel menjentikkan jarinya, dalam sekejap di depan Ella muncul satu buah emas batangan.

Ella segera mengambil emas batangan itu, memegangnya erat, Ella takut emas batangan itu akan menghilang.

"Benarkah? Semua ini akan menjadi milikku?" Ella kegirangan.

"Tentu saja, tapi sebelumnya, katakan apakah kamu yang dikirimkan untukku? Kalo kamu jujur, emas batangan ini langsung menjadi milikmu. Tapi kalo kamu bohong, dia akan menghilang," Abel membelai rambut Ella dan mengecup ujung rambutnya.

Ella yang takut akan kehilangan emas batangan, jujur mengatakan sebenarnya bukan dia yang akan menjadi pengantinnya. Abel terus mencari informasi. Abel meminta Ella untuk mengantarnya ke gadis yang akan diberikan kepadanya.

Ella kembali meminta imbalan. Abel akan memberikan setelah bertemu dengan gadis itu. Dan dalam sekejap Abel dan Ella sudah berada di luar wahana rumah hantu.

Suasana masih seperti tadi sebelum Ella menghilang. Teman-teman Ella masih ribut dengan panitia rumah hantu. Ella dan Abel keluar dari rumah hantu. Ella menunjuk ke seberang jalan ada toko es krim. Dilara dan Dira ada di sana. Ella memberi tahu Abel, gadis yang di sana lah yang seharusnya bersama Abel saat ini.

Abel memperhatikan Dilara dari kejauhan. Abel tersenyum, dalam hitungan detik Abel berpindah tempat dan berada di depan toko es krim. Abel berdiri di depan kaca besar toko es krim dan terus menatap Dilara yang sedang asik menikmati es krim.

Dira merasa terganggu. Dira menatap ke arah Abel. Dira tidak suka melihat Abel yang terang-terangan menunjukkan rasa sukanya pada Dilara. Abel mengetuk kaca besar toko es krim. Perhatian Dilara pun teralihkan kepada Abel.

Abel langsung mengirimkan mantra saktinya tatkala pandangan matanya bertemu dengan Dilara. Dilara tersihir, Dilara sangat mengagumi ketampanan Abel. Dilara tersenyum ke arah Abel dan melambaikan tangannya.

"Yank, apa-apaan ne. Kamu main mata sama cowok lain?" Dira cemburu.

Dilara terus saja menatap Abel. Abel tersenyum dan masuk ke dalam toko es krim. Abel menghampiri meja Dilara dan mengulurkan tangannya. Dilara langsung membalas uluran tangan Abel.

"Eh apa-apaan!" Dira menarik tangan Dilara.

Tapi Dilara dengan cepat menghempaskan tangan Dira. Abel meraih jemari Dilara berniat membawanya pergi.

"Tunggu! Siapa lu? Baru datang sudah bawa kekasih orang," Dira kembali menarik Dilara ke dalam pelukannya.

"Gue calon suaminya," jawab Abel.

"Dila, sadar! Apa kamu tidak takut melihatnya. Dia setan!" Dira mengunci Dilara dalam pelukan.

Dilara terus berusaha melepaskan pelukan Dira. Dilara ingin bersama Abel. Dilara sangat tergila-gila padanya. Dilara menancapkan kukunya yang panjang ke lengan Dira. Dira merintih menahan sakit.

Abel berhasil menarik Dilara dan membawanya pergi meninggalkan toko es krim. Abel dengan cepat menghilang. Dira mengejar mereka, Dira kehilangan jejak.

...----------------...

Sementara itu, Dilara berada di istana mewah milik Abel. Dilara terus mengagumi ketampanan Abel.

"Nama ku Abel,"

"Aku Dilara,"

"Aku menyukaimu. Dilara. Dan seluruh istana ini nantinya milik mu."

"Aku tidak peduli semua ini, asalkan bersama mu," Dilara terus memandangi ke tampanan Abel.

Dilara berbeda dengan gadis lain, Dilara menolak semua kemewahan istana Abel. Tiba-tiba saja istana Abel yang megah berubah menjadi kastil yang begitu menyeramkan. Emas-emas yang tadinya berkilau berubah menjadi darah yang berbau amis dan menyengat.

Dan Abel juga berubah tampilan. Mata Abel memerah, dari kedua sisi mulutnya keluar taring yang panjang dan tajam.

"Si ... siapa kamu? Mengapa aku bisa ada di sini?" Dilara mulai tersadar, Dilara menatap ke sekelilingnya.

"Aku adalah calon suamimu, kemari lah sayang," Abel mengulurkan tangannya ke arah Dilara.

Dilara mundur beberapa langkah ke belakang, Dilara menggelengkan kepala memberi isyarat dirinya tidak menerima Abel. Dilara mencari Dira. Di mana Dira.

"Kak Diraaaaaaaaaaaa!" Dilara mencari kekasihnya.

"Jangan sebut cowok lain di saat kau bersama ku!"

Dilara takut melihat kemarahan Abel. Dilara berlari masuk ke dalam kastil. Kastil yang nampak angker dari luar tapi sangat besar dan mewah di dalam. Sepertinya akan diadakan pesta pernikahan. Dilara melihat ada pelaminan.

Ada dua orang wanita yang sangat cantik mendekati Dilara. Mereka dengan cepat memasukkan Dilara ke dalam sebuah ruangan gelap. Dan lampu di dalam ruangan itu menyala. Dilara menatap bayangan dirinya di depan cermin besar yang ada di dalam ruangan itu.

Dilara dalam sekejap sudah berganti pakaian pengantin putih. Dilara memastikan gaun pengantin yang dipakainya saat ini mahal karena berbahan sutra dan bordirannya terbuat dari emas. Dilara juga memakai tiara berlian di atas kepalanya.

"Maaf Abel, aku tidak mengerti mengapa aku bisa ada di sini. Maaf, aku bukan pengantin mu. Aku sudah punya kekasih. Dan aku harap Kak Dira yang akan menjadi pengantin ku," ucap Dilara.

CRACK!

CRAAAANG!

Cermin di depan Dilara retak dan pecah. Pecahan kacanya mengenai pipi dan lengan Dilara. Dilara terjatuh dan tangannya tanpa sengaja tertancap pecahan kaca.

"Sudah ku bilang! Jangan sebut nama cowok lain di depan ku!"

Kemarahan Abel semakin menjadi. Benda-benda yang kebanyakan terbuat dari kaca ada di dalam ruangan itu melayang dan pecah. Dilara semakin ketakutan. Dilara secara perlahan menggerakkan kakinya yang nyeri mencoba menjauh.

Dilara melihat lampu hias yang ada di atasnya berayun-ayun dan mengeluarkan bunyi tak sedap. Sesuatu jatuh menimpa kening Dilara. Dilara mengambil dan melihatnya. Ternyata beberapa buah sekrup terlepas dari lampu hias tersebut. Dan beberapa buah sekrup itu kembali jatuh bersamaan dengan lampu hias.

CRAAAANG!

Lampu hias itu jatuh. Dilara memejamkan matanya saat tubuh bagian belakangnya terasa tertarik dan ujung kaki kanannya tertimpa lampu hias.

"Sayang, kamu tidak apa?"

Dilara membuka kedua matanya dan mendongak ke arah belakangnya. Dilara menangis sejadi-jadinya. Dira langsung memeluk kekasihnya.

"Kak kenapa baru datang, aku takut," Dilara mengeratkan pelukannya.

"Dilaraaaaaaaaa! Sudah ku bilang, kamu pengantin ku!"

Abel datang penuh kemarahan. Abel merentangkan dan mengangkat kedua tangannya. Benda-benda yang ada di dalam ruangan itu kembali melayang-layang berputar di atas Dilara dan Dira. Abel melemparkan semua benda-benda itu ke badan Dilara dan Dira.

Dira refleks melindungi Dilara dengan punggungnya. Tapi benda-benda itu entah bagaimana bisa kembali kepada Abel. Terdengar umpatan Abel yang menggelegarkan ruangan. Dilara mengintip apa yang terjadi dari balik punggung Dira.

"Mama," Dilara meneteskan air matanya.

Dira pun berbalik ke belakang. Dan Dira melihat seorang wanita cantik tersenyum berdiri di depan mereka. Wanita itu sangat mirip dengan Dilara. Dan wanita itu lah yang menarik Dira saat dirinya panik kehilangan Dilara. Dia yang membawa Dira bertemu dengan Dilara di sini.

"Siapa kamu! Lancang kamu!" teriak Abel.

"Siapa aku? Apa kamu tidak tau siapa aku? Aku calon mertua mu," jawab Clara.

Abel tersenyum bahagia, karena ternyata Clara mendukung perkawinannya.

"Tapi sebelumnya, kamu harus mengalahkan aku terlebih dahulu," wajah Clara berubah menjadi lebih menyeramkan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Ajeng Sripungga
Luar biasa
Yenny Een: Mksh atas dukungannya 🙏🤗
total 1 replies
Queen
hmmm, dendam Clara terbalas
Queen
😱
Queen
msh ingat 😁
Queen
walaupun jahat, tapi kasian ya
Queen
😱
Queen
tokotok 🤣
Queen
Ella jadi setan 😱
Queen
gila cinta 🤣
Queen
syukur deh
Queen
😰
Queen
rasa in
Queen
🤣
Queen
😁
Aila
ihhhhh /Drool/
Queen
hmmmm
Queen
Clara sdh end kh?
Zzz
/Facepalm/
Queen
sama² selingkuh
Anang
🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!