cerita ini masih bersetting di Dunia Globus di sebuah benua besar yang bernama Fangkea .
Menceritakan tentang seorang anak manusia , dimana kedua orang tua nya di bunuh secara sadis dan kejam serta licik oleh sekelompok pendekar kultivator .
Trauma masa kecil , terbawa hingga usia remaja , yang membuahkan sebuah dendam kesumat .
Dalam pelarian nya , dia terpisah dari sang kakak sebagai pelindung satu satu nya .
Bagai manakah dia menapaki jalan nya dalam hidup sebatang kara dengan usia yang masih sangat belia .
Bisakah dia mengungkap motif pembunuhan kedua orang tua nya , serta mampu kah dia membalas dendam ? .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertarungan di Tengah Hujan panas.
Perlu Author ingatkan terlebih dahulu, cerita ini bukan kultivasi murni, tetapi cerita silat yang berlatar belakang kultivasi, jadi mungkin lebih banyak jurus jurus silat, ketimbang kultivasi.
Tingkatan tingkatan kultivasi nya pun Author buat sedemikian rupa, tanpa istilah asing, agar pembaca mudah mengingat nya.
Cerita ini, bagian dari serial Shin Liong sang Dewata Agung muda.
\= Bermula \=
Cerita ini dimulai dari sebuah Dusun bernama Angguan, sebuah Dusun sunyi namun terkesan sangat Damai.
Dusun ini di huni sekitar dua puluh buah rumah yang letaknya saling berjauhan, dan di kelilingi oleh hutan rimba belantara serta berada di hulu sungai Liong ho, di kaki pegunungan Kwan Lun bagian timur.
Saat itu matahari baru saja bergulir melewati tengah hari, dan panas terasa sangat terik sekali.
Di ujung barat Dusun,berjarak dua ratus langkah dari rumah penduduk, nampak sebuah rumah mungil, mungkin hanya seukuran tiga kali lima depa saja, terbuat dari kulit kayu hutan dan batang bambu.
Di belakang rumah itu,berjarak sekitar seratus langkah pula, mengalir sebuah kali kecil,berair jernih yang dangkal, dalam nya cuma sebatas lutut orang dewasa saja, dengan batu batu besar berserakan di dasar sungai itu.
Nampak dua orang anak laki laki berusia tujuh tahun dan lima tahun, sedang asik mandi di pinggir kali kecil itu, sambil bercanda riang.
Sementara di rumah, nampak seorang pemuda tampan,usia sekitaran dua puluh delapan tahun, sedang mengumpulkan padi yang di jemur, kedalam lumbung kecil di samping rumah itu.
Di dalam rumah, seorang wanita muda nan cantik jelita usia sekitar dua puluh tujuh tahun, sedang sibuk menanak nasi di dapur.
"Bum!".
Meskipun hari panas terik, namun tiba tiba di langit terdengar suara guntur ber dentum panjang.
Pemuda itu buru buru menyelesaikan pekerjaan nya, mengumpulkan padi padi kedalam lumbung.
Tidak seberapa lama,hujan pun turun dengan lebat nya, di tengah panas matahari yang terik itu.
Baru saja pemuda itu bermaksud masuk kedalam rumah mereka, tiba tiba di depan nya muncul sepuluh orang laki laki paro baya berjubah merah marun,vdengan rambut di ikat diatas kepala.
"Ha ha ha ha, hei ban*sat Fu Cai Ong, akhirnya persembunyian mu kami ketahui juga, ha ha ha ha, Dunia memang tidak lah terlalu besar kan Cai Ong?, hari ini tuntas sudah dendam dan kebencian kami dengan bayaran nyawa busuk mu itu!" ucap salah seorang dari laki laki paro baya itu sambil tertawa gelak di ikuti oleh teman teman nya.
"Tuan!, maaf kan kami, tolong lepaskan kami tuan, kami tidak akan kemana mana dan tidak akan mencemarkan nama baik klan tuan" kata pemuda itu.
"Memaafkan kalian?, tentu tidak!,setelah pengkhianatan yang kalian lakukan, kau memang tidak akan kemana mana, selama nya akan tetap di Dusun ini, kau pantas menerima nya" ucap laki laki itu sambil berjalan kearah pemuda itu.
"Kau boleh membunuh ku tuan, tetapi lepaskan lah Lian Eng" pinta pemuda itu lagi.
"Kau pendosa yang tidak bisa di maafkan, kami tampung diri mu dari jalanan, dan kami beri makan dan naungan, namun apa balasan mu heh?, kau menikam kami dari belakang, kau cuma seekor an*ing yang pantas mati" kata laki laki itu lagi semakin mendekat kearah pemuda itu.
Pemuda itu mundur ke belakang beberapa langkah dengan muka yang pucat pasi.
Tiba tiba laki laki itu melayangkan tendangan nya kearah rahang sang pemuda itu .
Pemuda itu menundukkan tubuh nya, lalu tangan kanan nya dengan kecepatan luar biasa menghantam paha bagian bawah laki laki itu.
Laki laki paro baya itu tidak menyangka sama sekali, jika pemuda itu ternyata bisa melepaskan diri dari tendangan nya, bahkan balik menyerang diri nya.
Karena serangan nya sudah lebih dari separo jalan dan tidak mungkin bisa di tarik kembali, terpaksa dia memutarkan tubuh nya di udara, mengharap pemuda itu kebingungan melancarkan serangan nya.
"Prak!".
Tanpa ampun lagi, paha laki laki paro baya itu terkena pukulan sang pemuda hingga kaki nya terkulai patah.
Laki laki paro baya itu roboh ketanah yang basah oleh air hujan sambil mengerang kesakitan.
Dia sadar, dia terlalu menganggap remeh lawan nya, sehingga menyerang dengan ceroboh nya .
Tetapi kesadaran yang sudah sangat terlambat sekali.
"Ban*sat!, ayo kita serang an*ing hina ini bersama sama" teriak salah seorang laki laki paro baya yang lain nya.
Sembilan orang yang tersisa segera mengepung pemuda itu.
Pemuda itu tidak ingin menyerah begitu saja, dengan segenap kemampuan nya, dia berusaha melawan ke sembilan orang laki laki paro baya yang mengeroyok nya itu.
Ternyata meskipun tingkat kultivasi nya berada di bawah para laki laki paro baya pengeroyok nya itu,yang sudah berada di ranah Alam Raja akhir, sementara dirinya berada di ranah Alam Raja menengah, berkat semangat nya yang tinggi serta di barengi dengan otak nya yang cukup cerdik, sehingga empat puluh jurus sudah berlalu, belum ada tanda tanda ke sembilan laki laki paro baya itu dapat mengalahkan pemuda itu.
Bahkan pada satu kesempatan, ketika mereka sedang bergerak menyerang kearah pemuda itu dari sekeliling nya, dengan satu teriakan yang nyaring, pemuda itu melompat keudara,bersalto beberapa kali, lalu dengan kecepatan tinggi, tumit nya berhasil menghantam tengkuk salah satu lawan nya, hingga jatuh tersungkur ketanah dengan dahi terlebih dahulu.
Bukan main murka nya delapan laki laki paro baya yang masih tersisa itu.
Dengan gerakan yang cepat, salah seorang dari laki laki paro baya itu segera menghunuskan pedang nya, lalu menyerang kearah sang pemuda tanpa aba aba terlebih dahulu.
Melihat itu,ketujuh orang teman nya yang lain segera melakukan hal yang sama pula.
Delapan orang laki laki paro baya bersenjatakan pedang, mengeroyok seorang pemuda yang tidak bersenjatakan apa apa.
Kini pemuda itu cuma bisa mengelak dan menghindar saja, di buru oleh delapan orang laki laki bersenjata lengkap.
Hingga beberapa saat kemudian, sebuah tusukan pedang berhasil menyayat pundak pemuda itu.
Darah pun mulai keluar membasahi baju pemuda itu.
Pertahanan pemuda itu kini sudah mulai goyah, dan tusukan pedang lawan, satu persatu mulai menyayat kulit nya.
Sebuah tebasan pedang mengincar leher nya, pemuda itu segera merendahkan tubuh nya sambil menghantam lawan nya dengan satu pukulan tangan kanan nya, yang menghantam ulu hati lawan yang di depan nya dengan telak, hingga tubuh lawan terjajar kebelakang, lalu jatuh tertelentang.
Namun di saat itu pula,sebuah tusukan pedang lawan nya dari belakang, berhasil masuk di rusuk kanan nya hingga tembus ke depan, membuat pemuda itu terhuyung kedepan beberapa langkah.
"Bangsat hina dina!, kalian para orang tua, malah mengeroyok seorang pemuda, tidak tahu malu!" terdengar suara bentakan seorang wanita dari dalam rumah sambil menyerang kearah tujuh orang yang masih tersisa itu.
"Lian Eng wanita tak tahu balas budi, kami datang membawa mu ke klan untuk menerima hukuman dari patriak!" teriak salah seorang dari kaki laki paro baya yang masih tersisa itu.
"Aku manusia paman, bukan barang yang bisa diatur,aku berhak menentukan nasib ku sendiri, pergi lah dari sini,jangan ganggu kami lagi!" bentak wanita muda yang sangat cantik itu.
"Kau wanita pilihan Dewa,tidak ada pilihan bagi mu, kembalilah bersama kami, dan jalani hukuman!" ujar laki laki paro baya itu lagi.
"Tidak!, aku tidak Sudi kembali, kalian sudah melukai suami ku, kalian harus membayar nya!" wanita itu segera mengeluarkan pedang pendek nya,dan mengamuk menyerang para lelaki itu.
...****************...
Tingkat kultivasi.
Tingkatan Alam Manusia.
1 Ranah Alam pemula.
2 Ranah Alam Taruna.
3 Ranah Alam Ksatria.
4 Ranah Alam Raja.
5 Ranah Alam Brahmana.
Masing masing Ranah terdiri dari tingkat dasar, tingkat menengah, tingkat akhir dan tingkat sempurna.
Selanjut nya Tingkat Alam Dewa pertama.
1 Ranah Dewa Bumi.
2 Ranah Dewa Laut.
3 Ranah Dewa Langit.
4 Ranah Dewa Bintang.
5 Ranah Dewa Sorga.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
/Good//Good//Good//Good/
/Grin//Grin//Grin/
/Grin//Grin//Grin/
/Grin//Grin//Grin/