Peluk Aku Sekali Lagi Ayah

Semua orang pergi ke rumah sakit, mereka panik karna darah mengalir dari kepala andre juga kakinya terluka, mereka semua melupakan Zian padahal sendiri tidak baik baik saja.

Saat tiba dirumah sakit andre segera ditangani, surya menghela nafas lega karna luka dikepala dan kaki andre tidak terlalu parah.

"Kak, aku gak percaya kalau Zian ngelakuin itu ke andre" ucap reno

"Tapi kamu dan papa melihat sendiri Zian kan mendorong andre, tapi papa sendiri bingung harus mempercayai siapa? "

Dua hari sudah andre dirawat dirumah sakit, mereka seakan lupa dengan anak dan adiknya.

"Ndre kenapa lu bisa jatoh dari loteng? " tanya angga

"Ndre coba jelaskan pada papa apa kamu dan Zian bermasalah? Papa ingin kalian berdua akur"

Andre menjelaskan apa yang terjadi, tentang Zian yang membenci nya tanpa alasan, dan tujuan pertama nya berhasil, ia tersenyum puas saat semuanya menyalahkan Zian.

Sore nya andre sudah kembali ke rumah, saat mereka kembali tak ada yang melihat Zian, "ndre kamu sekarang beristirahatlah" suruh surya

"Bi apa bibi tau Zian pergi kemana? " tanya reno

"Den, Zian tidak bicara mau pamit kemana dengan! " ucap bi asih

Zian sendiri ia sedang berada di rumah sakit untuk memeriksakan dirinya, kemaren ia sempat merasakan nyeri di dadanya hingga membuatnya tak sadarkan diri di kamarnya.

"Zian, apa kamu sudah memberitahu kan ayahmu tentang keadaanmu, kondisi jantung kamu semakin memburuk, kakak minta kamu segera memberitahu kan nya! " ucap dokter Ardi

"Aku pasti akan memberitahukan pada ayah kak, tapi tidak sekarang jadi aku mohon kakak jangan beritahu siapapun"

"Baiklah kakak, akan merahasiakan nya tapi kamu harus tetap meminum obatnya, dan tetap jaga kondisi tubuh kamu"

"Aku pasti akan mematuhi nya kak" ucap zian dengan semangat.

Tiba dirumah semua orang sedang bercengkrama, surya memanggil Zian untuk menanyakan kenapa ia melakukan hal berbahaya itu.

"Zian kenapa kamu bisa melakukan hal itu? Papa tidak menyangka kamu tega, kamu harus tau andre sudah tidak. Punya siapapun jadali papa harap kamu jangan ulangi lagi"

"Apa papa percaya aku akan melakukan hal itu, tapi percuma saja semua orang tidak akan pernah percaya padaku"

"Sudahlah sebagai hukuman nya uang bulan kamu tidak akan papa berikan selama 2 bulan"

Zian pergi begitu saja dari hadapan surya, hari ini ia sudah cukup lelah, kondisi tubuhnya pun tidak mendukung di kamar ia merenungi semua hal.

"Sepertinya aku harus mencari pekerjaan, aku perlu uang untuk harianku" ucapnya tanpa beban

Esok harinya saat akan pergi ke sekolah reno menawarkan diri untuk mengantarkan Zian tapi Zian menolak nya, dengan alasan ia tidak terbiasa dan akan menggunakan bus saja.

Saat disekolah ia segera menghampiri malik, dan mengajak malik untuk mencari pekerjaan paruh waktu.

"Zi.. Seruuu lu mau kerja emang lu gak dikasih uang jajan ama bpknya? "

"Papa ngasih, cuma gua hanya pengen ada kegiatan aja jenuh juga dirumah terus paling keluar cuma ama lu" kekeh Zian

"Oke, gua bakal tanya bang damar moga aja ada lowongan dia kan baru buka kafe, gua bakal rekomendasikan, ntar pulang sekolah saja kita ke kafe bang damar" ajak malik

Zian tak ingin orang lain mengetahui keadan keluarganya, apa lagi dengan keadaan yang seperti ini. Kegiatan mengajar berjalan dengan lancar sampai jam pulang selesai malik dan Zian pun bergegas pergi.

" Assalamu'alaikum, bang "ucap malik saat tiba di kafe baru damar. Ia damar membuka kafe disini karna damar berencana untuk membuka beberapa cabang lagi.

" waalaikum sallam, tumben adek abang pulang sekolah langsung kesini? Dan ada Zian juga apa kabar zi kok kamu kurusan abang liat"tanya damar

"Aku baik bang, kan aku tumbuh nya ke atas bang makanya keliatan kurus" ucap Zian

Malik punya mengutarakan tujuan dia membawa Zian ke kafe milik kakanya, dan damar pun dengan senang hati menerima Zian. "Zi untuk jam kerjanya setelah kamu pulang sekolah saja, agar tak mengganggu jam sekolah kamu, cuma sampai jam 12 aja " ucap damar

Mereka pun berbincang dan tak terasa hari sudah sore, malik mengantarkan Zian pulang setelahnya ia pamit pulang.

"Assalamu'alaikum, " Zian mngucap salam sepertinya semua orang sedang sibuk di kamar mereka.

"Hmmm... Sepertinya suasana rumah kembali seperti dulu, seharusnya aku tidak pernah berharap"gumam Zian

" aahhh... Kenapa sakit sekali Tuhan, aku lelah Tuhan boleh lah aku menyerah "ringis Zian

Ia sepertinya sengaja tidak memakan obatnya, hingga ia pingsan karna menahan sakit yang begitu hebat.

Dikamar nya andre sedang menelpon seseorang, entah apa yang ia bicarakan " aku ingin semuanya berjalan lancar dan aku tidak ingin kegagalan "ucap andre pelan

Tengah malam Zian terbangun, saat ia tersadar ia hanya terdiam dan langsung membersihkannya diri.ia  menuju meja belajar dan seperti biasa akan  menulis semua hal yang terjadi.

Zian menyiapkan 3 amplop. Dan ia mulai menulis sesuatu disana, entah apa yang Zian tulis tapi mampu membuat dadanya sesak.mungkin kalau kalian membaca surat ini berarti aku udah pergi aku harap semua orang baik baik saja.

Hari ini andre diperbolehkan untuk sekolah seperti biasa ia akan pergi bersama angga. Zian segera berpamitan dan berjalan menuju halte bisa agar ia bisa pergi sekolah kali inilah pun tawaran reno untuk mengantarnya ia tolak.

Pelajaran sekolah berlangsung seperti biasa,aneh andre tidak  seperti biasanya selalu saja memancing emosi Zian,Jam pulang akhirnya tiba. Ia segera pergi ke kafe milik damar di antar malik.

"Zi, ini seragam kerja kamu pakailah agar seragam sekolah mu tidak kotor" ucap damar

"Ia kak, Terima kasih banyak sebelum nya" ucap Zian

Hingga jam pulang tiba, entah mengapa perasaan Zian tidak enak, karna semenjak ia pulang sekolah seperti ada mengikutinya.

Reno beberpa kali menelpon Zian, untuk menanyakan keberadaannya, Zian mengatakan kalau ia bekerja dan sedang berjalan. Mencari kendaraan untuk pulang. Reno yang mendengar nya segera pergi untuk menjemput Zian.

"Dek kenapa kamu kerja, kalau papa gak ngasih uang bulanan kan masih ada kak, dan bang Zean kamu sedang tidak sehat badan kamu lemah dek" reno gusar memikirkan Zian

Cukup sekali ai melihat tubuh adiknya dipasangi alat medis yang menyakitkan, saat Zian dihukum sangat ayah. Saat ia tiba ia melihat sangat adik seperti ketakutan dan terduduk dipinggir jalan dengan napas nya memburu.

"Dek... Kamu kenapa dimana obat kamu" tanya reno

Zian menujuk ke arah tas nya yang terjatuh tak jauh darinya, reno segera mengambil obat di dalam tas nya, tapi ia tak menunjuk tas nya yang tak terjatuh dari nya. Renk segera berlari mengambil tas milik adiknya tapi tak menemukannya.ia melihat Zian tak sadarkan diri pani Seketika.

"Dek... Bangun sadarlah" reno meracau dengan membawa tubuh Zian masuk kedalam. Mobil

"Dek... Abang mohon bertahu sekali lagi abang gak mau kehilangan kamu, jadi abang mohon kali ini bertahan"