Cerita ini series kedua dari Skandal Mr. Mafia.
jika ada kesamaan di awal bab 1-18 mohon di maklumi karena cerita yang membedakan dari series ini dan yang satunya di mulai dari bab 19.
Selamat membaca.
Nathania tercengang mendengar suara desahan dari dalam kamar Tunangannya. Niat hatinya untuk pulang secara mendadak, tanpa memberi kabar Saka memang sudah jauh-jauh hari ia rencanakan untuk memberi Kejutan ulang tahun kekasihnya.
Namun siapa sangka Malam itu menjadi malam kelam yang membuatnya begitu Trauma akan cinta.
Nia berjalan cepat menuju sebuah pintu kamar yang menjadi saksi bisu pergulatan sengit antara dua insan yang tengah saling memberikan kepuasan satu sama lain. Nia menutup bibirnya rapat-rapat sembari menahan tangis saat melihat Saka begitu bersemangat menyetubuhi seorang wanita di bawah kungkungan nya.
Akankah Nathan ia Collins Haditama, menemukan cinta sejatinya setelah mendapatkan pengkhianatan dari Aldo Askha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sadar
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan harinya Nathan ia terbangun dari tidurnya. "Stttttt Kenapa badanku terasa remuk begini?" Gumamnya sembari berangsur duduk menyandarkan dirinya ke kepala ranjang.
Kini wanita itu menelisik seluruh ruangan yang ia tempati, Awalnya diam diam sembari mengamati apa yang semalam ia lakukan. "Di mana ini? apa yang sebenarnya terjadi?" Wajahnya berubah puas nana kala ia sama sekali tak mendapatkan jawaban dari semua pertanyaannya tadi.
Buru-buru ia ingin bergerak turun dari atas ranjang, namun tiba-tiba ia berteriak menahan sakit akibat perbuatan yang sudah ia lakukan semalaman bersama dengan Revaldo Mahendra.
"Ahhhhhhh"
"Berisik" Bentak Valdo sembari menutupi kedua telinganya.
Ternyata pria itupun masih bergulung dalam satu selimut yang sama dengan Nathania, hanya saja karena baru bisa tidur pada pagi hari buta membuat Valdo tak sadar saat Nia terus bergerak di sampingnya, barulah ia sadar saat mendengar teriakan Nia karena begitu memekakkan telinganya.
"Kau... " Geram Nia sembari menatap sengit ke pada Valdo yang terlihat santai duduk di sampingnya.
Nia menelisik seluruh tubuh pria itu, ada banyak keanehan menurutnya. Kenapa pria itu bisa berada di sini bersamanya? kenapa pula pria itu tidak memakai pakaiannya, apalagi begitu banyak tanda merah di lehernya.
Tak mendengar suara Nia kembali berbicara akhirnya Valdo memutuskan untuk turun dari ranjang menuju ke arah kamar mandi. dan di saat itulah Nathania di buat terbelalak tak percaya melihat penandaan tubuh Valdo yang telanjang bulat di depannya.
"Ahhhhh" Teriak Nia untuk kedua kalinya di pagi ini. Lalu wanita itu menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya karena kaget sekaligus malu.
Valdo yang Tengah berjalan akhirnya berhenti dan berbalik menoleh ke arah Nia. "Kau ini berisik sekali, Sebenernya kau ini manusia atau ayam yang hobby berteriak di pagi hari?" Cibir Valdo dengan nada kesal karena Nia sudah menganggu tidurnya tadi.
"Kenapa kau tidak memakai pakaian mu?" Tanya Nia sembari melirik tubuh Valdo dari sela-sela jarinya. Menurutnya rugi sekali jika harus melewatkan pemandangan seindah itu ada di hadapannya jika tidak di nikmati, meskipun ia sedikit merinding dan merasakan kedutan di area intinya saat melihat senjata Valdo yang begitu besar.
"Bukannya kau yang melepaskan semua pakaianku semalam, jadi kemana kaj membuangnya?"
"Hah apa maksudmu?" Kini ia tak malu-malu lagi membuka wajahnya untuk menatap Valdo.
Nia buru-buru membuka selimutnya untuk melihat kondisi tubuhnya sendiri. Dan benar saja Kondisinya tak jauh berbeda dari Valdo saat ini.
"Lihat dirimu sendiri! kau bahkan semalaman memperkosa ku Nia, bagaimana bisa kau melupakan kejadian itu....."
"Diam kau!" bentak Nia dengan sorot mata penuh luka. Ia kecewa karena kehilangan Hal yang paling berharga dalam hidupnya, Namun ia lebih kecewa lagi kenapa bisa ia dengan mudah memberikan Hal itu kepada pria yang bukan suaminya.
"Kau apakan aku hah? Kenapa aku sampai seperti ini?" Teriak Nia sembari menahan perih di area intinya.
Melihat Itu Valdo menghela Nafasnya dengan panjang, Jika sudah begini pastinya wanita itu benar-benar melupakan kejadian semalam. jadi mau tidak mau, suka tidak suka ia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya meskipun ia tidak mau. namun sebagai pria sejati, Valdo harus mempertanggung jawab jika sampai Nia hamil anaknya.
"Tenanglah! Aku pasti akan bertanggung jawab." Ucap Pria itu, lalu ia berjalan pergi meninggalkan Nia tanpa perduli apapun lagi yang di ucapkan oleh wanita itu padanya.
Sementara Nia kini nampak termenung, Ia berusaha mengingat-ingat apa yang sebenar terjadi semalam. Potongan-potongan kejadian seperti sebuah film yang begitu cepat muncul begitu saja dalam ingatannya.
Di mulai saat ia memergoki hubungan terlarang antara tunangannya dengan rivalnya di dalam apartemen pria itu, lalu di lanjut ia bertengkar dengan seorang pria yang sangat ia cintai sekaligus ia benci. hingga berakhir di sebuah Club malam dan ia sudah tak bisa mengingat lagi apa yang selanjutnya terjadi.
Nia membekap mulutnya sendiri karena tak mau kembali berteriak dan Berakhir di omeli oleh Valdo.
Tak berselang lama Valdo sudah keluar dari kamar manding dengan keadaan segar, Namun pria itu langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.
Tok Tok Tok
Pucuk di cinta ulan pun tiba, Belum juga Valdo merealisasikan keinginannya menghubungi orang itu Nyatanya sudah berada di depan kamar itu sejak tadi dan saat ini tengah Mengetuk pintu kamar mereka.
Nicolas benar-benar di buat penasaran hingga tidak sabar untuk melihat seperti apa kejadian semalam antara Nathania dan Juga Atasannya.
Sementara di dalam kamar, Valdo berjalan ke arah pintu lalu membukanya sedikit.
CEKLEK
Apes, Saat pintu di buka rupanya posisi Nicolas tengah mengintip dari dalam lobang kunci hingga saat ini ia tepat berada lurus dengan Perut Valdo yang sudah berdiri di hadapannya.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Valdo dengan suara dingin.
"Ahh Selamat Pagi Tuan, Bolehkan saya masuk??" Tanya Nico namun sembari berusaha menerobos masuk ke dalam.
"Tunggu dulu!" Cegah Valdo saat Nicolas ingin masuk ke dalam kamarnya.
"Tuan, saya membawakan baju ganti untuk anda!" Ucap Nico sembari mengangkat sebuah paper bag berisikan pakaian yang ia bawa.
Valdo hanya meliriknya sekilas, lalu kembali menutup pintunya sejenak untuk bicara dengan Nathania. "Cepat ambil bajumu dan masuk ke dalam kamar mandi!" Perintahnya.
"Hah?" Nia Hanya melongo tak mengerti maksud ucapan Valdo padanya, Hanya saja ia tak mau ribut dan akhirnya Memilih mengikuti saja Apa yang pria dingin itu perintahkan tadi.
Setelah itu Valdo kembali membuka pintunya namun kali ini sangat lebar. Dan itu di manfaatkan Oleh Nicolas untuk mengintip apakah Rencananya semalam berjalan dengan Lancar ataukah tidak.
Valdo nampak Mengreyit heran saat lihat tingkah Asisten pribadinya yang terlihat celingak celinguk mencurigakan. "Sebenarnya apa yang ingin kau lihat hah? Kenapa kau begitu tertarik untuk masuk ke dalam sana?"
Mendengar pertanyaan itu sontak Membuat Nicolas gelagapan, Hingga membuatnya harus putar otak untuk menghindari kecurigaan Valdo padanya.
"Saya tuan?" Tunjuk Nico pada dirinya sendiri. "Mana berani saya berbuat seperti itu tuan, anda hanya salah sangka saja!" Ucap Nico dengan tergagap.
"Awas jika aku tau sesuatu kalau kau terlibat dalam masalah ini maka jangan harap kau akan selamat. Aku akan mengirim mu ke Amerika untuk pelatihan Serikat Mafia seperti yang lainnya!" Ancam Valdo dengan sengit.
"A--apa?"
Brak
Setelah mengambil Paper bag berisi bajunya dan Baju Nathania dari tangan Nicolas, Valdo dengan sengaja nutup pintu Kamar itu cukup kasar agar Asisten pribadinya itu sadar jika ia tengah marah padanya, hingga posisinya tengah tidak aman saat ini.
"Matilah aku" Gumam Nico menyesali nasibnya nasibnya