NovelToon NovelToon
TABIB KELANA 2

TABIB KELANA 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Spiritual / Matabatin
Popularitas:229k
Nilai: 5
Nama Author: Muhammad Ali

Buku ini adalah lanjutan dari buku Tabib Kelana.
Menceritakan perjalanan hidup Mumu yang mengabadikan hidupnya untuk menolong sesama dengan ilmu pengobatannya yang unik.
Setelah menikah dengan Erna akan kah rumah tangga mereka akan bahagia tanpa ada onak dan duri dalam membangun mahligai rumah tangga?
Bagai mana dengan Wulan? Apa kah dia tetap akan menjauh dari Mumu?
Bagai mana dengan kehadiran Purnama? Akan kah dia mempengaruhi kehidupan rumah tangga Mumu.
Banyak orang yang tidak senang dengan Mumu karena dia suka menolong orang lain baik menggunakan ilmu pengobatannya atau menggunakan tinjunya.
Mumu sering diserang baik secara langsung mau pun tidak langsung. Baik menggunakan fisik, jabatan dan kekuasaan mau pun melalui serangan ilmu yang tak kasat mata.
Akan kah hal tersebut membuat Mumu berputus asa dalam menolong orang yang membutuhkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi

Tiba-tiba pintu kantornya terbuka dengan kasar. Salah seorang stafnya, Iman, masuk dengan tergesa-gesa, napasnya tersengal-sengal, wajahnya tampak pucat.

“Bos… Bos…” Suara Iman bergetar, jelas sekali ada sesuatu yang sangat mendesak.

Randy menatap Iman dengan serius.

“Ada apa, Iman?”

“Ruko yang dijadikan gudang minyak kita… dibakar orang!” Jawab Iman cepat, seolah tak ingin membuang waktu.

“Apa?!” Randy berdiri dengan cepat, keterkejutannya jelas terlihat di wajahnya.

“Sejak kapan?”

“Baru saja, bos. Saya dapat kabar dari salah satu penjaga gudang. Mereka berusaha memadamkan api, tapi api terus membesar.” Jawab Iman, nadanya panik.

Tanpa berpikir panjang, Randy segera mengambil jaketnya dan bergegas keluar dari kantor, diikuti oleh Iman yang masih tampak cemas.

Di dalam mobil, Randy terus berpikir. Siapa yang bisa melakukan ini? Mengapa gudang minyaknya yang menjadi target.

Apakah ini serangan sengaja, atau sekadar kecelakaan?

Apa kah ini dilakukan oleh orang yang sama?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantuinya saat ia melaju dengan cepat menuju gudang.

Sesampainya di lokasi, Randy melihat asap hitam tebal membubung di udara.

Kepulan asap itu terlihat jelas dari kejauhan, membuat dadanya semakin sesak.

Dia segera keluar dari mobil begitu tiba di depan gudang. Di sana, beberapa orang terlihat berlarian, panik mencoba mengendalikan situasi.

Beberapa petugas keamanan perusahaan juga tampak kebingungan menghadapi kobaran api.

Randy berlari menuju penjaga yang berdiri di dekat pintu masuk.

"Bagaimana keadaannya? Apa yang terbakar?"

"Untungnya, api belum sempat menjalar ke dalam gudang, Pak. Stok minyak aman. Hanya gardu penjagaan di depan serta salah satu gudang kosong yang terbakar." Jawab penjaga itu sambil menunjuk ke arah bangunan kecil di depan gudang serta gudang kosong di sampingnya yang kini hampir habis dilalap api.

Randy menarik napas lega, meski ancaman masih terasa nyata. Gudang itu penuh dengan stok minyak yang bernilai tinggi.

Jika api sempat menjalar ke dalam gudang, kerugian yang akan dia alami bisa menghancurkan perusahaannya.

“Apa penyebabnya? Apakah ada yang melihat pelakunya?” Tanya Randy, matanya memeriksa sekitar, mencari petunjuk.

Salah satu penjaga yang lain maju dengan ragu.

"Kami tidak tahu, Pak. Semuanya terjadi begitu cepat. Tiba-tiba saja gardu itu terbakar. Saya sempat melihat bayangan seseorang di kejauhan, tapi tidak jelas."

Randy mengerutkan kening. Bayangan seseorang? Ini semakin mencurigakan. Tidak mungkin ini kebetulan.

Seseorang sengaja ingin membuat kerusakan, tapi mengapa? Apakah ada pesaing bisnis yang ingin menjatuhkannya? Ataukah ini ulah pihak lain yang memiliki motif lebih personal?

Tak lama kemudian, pemadam kebakaran tiba di lokasi dan segera memadamkan sisa-sisa api yang masih menyala.

Untungnya, situasi bisa dikendalikan sebelum api menyebar lebih jauh.

Tapi pikiran Randy terus berkecamuk, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi.

Setelah api benar-benar padam, Randy berjalan mengelilingi area tersebut, mencoba menganalisis kerusakan.

Gardu penjagaan di depan hampir hangus sepenuhnya, hanya menyisakan kerangka besi yang gosong.

Namun, stok minyak yang disimpan di dalam gudang benar-benar aman, seperti yang dikatakan penjaga tadi.

Untung lah gudang yang satunya lagi sengaja dia kosongkan semalam, jika tidak, dia akan hancur total.

Randy menarik napas dalam-dalam, menenangkan dirinya.

Meski kerusakan yang terjadi tidak terlalu besar, kejadian ini tetap menjadi ancaman.

Ini bisa jadi peringatan dari seseorang yang memiliki agenda tersembunyi.

Masalah semakin serius. Belum lama ini dua kapalnya disabotase sekarang aset perusahaannya yang lain mulai menjadi incaran.

Iman mendekat, raut wajahnya masih tampak cemas.

“Bos, bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?”

Randy menatap Iman sejenak, lalu mengangguk pelan.

“Kita perlu lebih hati-hati. Pastikan keamanan di sekitar gudang ditingkatkan. Pasang lebih banyak kamera pengawas, dan tempatkan penjaga tambahan, terutama pada malam hari.”

“Baik, Bos. Saya akan urus segera.” Jawab Iman cepat, kemudian berlalu untuk menjalankan perintah Randy.

Randy berdiri sejenak di depan gudang yang sekarang tampak tenang setelah kekacauan tadi.

Namun, pikirannya masih belum tenang. Dia merasakan ada sesuatu yang lebih besar di balik kejadian ini, sesuatu yang belum sepenuhnya dia pahami.

...****************...

Mumu terbangun dari tidurnya dengan keringat dingin membasahi wajah.

Mimpi aneh baru saja melintas di kepalanya, begitu nyata dan penuh ketegangan.

Di dalam mimpi itu, dia berdiri di tengah ruangan sempit yang penuh dengan bayangan kabur, seperti berada dalam sebuah ruang yang tidak sepenuhnya terdefinisi.

Ruang itu seakan berubah-ubah, tidak stabil, dan di tengahnya ada sebuah cincin emas tua yang berkilau samar-samar di meja kayu usang.

Dalam mimpinya, cincin itu tampak bergetar, seakan ada sesuatu yang hendak keluar darinya.

Mumu merasa seperti terhipnotis, tertarik oleh energi misterius yang terpancar dari cincin tersebut.

Ia mendekati cincin itu dengan langkah perlahan, meski hatinya berdebar kencang, ada rasa takut yang aneh namun juga keinginan untuk tahu apa yang terjadi.

Ketika ia mendekat, cincin itu mulai berputar sendiri, seakan diputar oleh kekuatan tak kasat mata.

Bayangan-bayangan di sekelilingnya semakin kabur, namun suara desis halus terdengar, seolah-olah sesuatu dari dalam cincin itu sedang mencoba keluar.

Namun, apapun yang hendak muncul, tak pernah benar-benar berhasil.

Sesuatu itu seakan terjebak di dalam cincin, terus-menerus berusaha muncul, tetapi selalu gagal.

Rasa ketegangan di udara semakin terasa berat. Mumu merasa seperti ada yang menekannya, membuatnya sulit bernapas.

Tangannya gemetar saat ia mencoba menyentuh cincin itu.

Namun, begitu jari-jarinya hampir menyentuhnya, sebuah kilatan cahaya menyilaukan keluar dari cincin tersebut, dan tiba-tiba, mimpi itu lenyap.

Mumu terbangun dengan napas terengah-engah di tempat tidurnya, kesadarannya kembali ke dunia nyata.

Dia memegang dadanya, jantungnya masih berdebar kencang. Mimpi ini berbeda dari mimpi lainnya yang pernah ia alami.

Terlalu nyata, seolah-olah itu lebih dari sekadar mimpi. Ia memejamkan matanya sejenak, berusaha menenangkan diri.

Cincin di dalam mimpi itu, entah kenapa, terasa sangat familiar.

Tapi Mumu tidak bisa mengingat di mana atau kapan ia pernah melihat cincin semacam itu.

Keesokan paginya, pikiran tentang mimpi itu terus membayangi Mumu.

Sepanjang hari, ia merasa resah, seakan ada sesuatu yang tertinggal di balik mimpi itu, sebuah pesan yang belum sepenuhnya ia pahami.

Semakin hari kondisi Erna semakin membaik.

Hingga kini sakit anehnya tidak pernah kambuh lagi. Oleh karena itu Keesokan harinya, Erna sudah mulai berangkat kerja dan Mumu sendiri lah yang menemaninya.

Kebetulan hari ini ada rapat penting sehingga Erna harus hadir.

Rapat ini menyangkut kerja sama perusahaannya dengan perusahaan yang lebih besar.

"Buk Erna maaf, kami sudah mempelajari proposal anda tapi kami tak bisa melanjutkan kerja sama ini."

"Boleh saya tahu alasannya, Pak? Semua persyaratan kami sanggup penuhi. Tolong tunjukkan di mana kekurangan perusahaan kami sehingga dianggap tidak layak?"

"Kami tahu bahwa perusahaan Ibuk memenuhi semua persyaratan tapi kami memerlukan perusahaan yang bukan hanya kuat secara finansial tapi juga punya kekuatan untuk mengamankan proyek tersebut."

1
Endro Budi Raharjo
hrs patahin satu2 mereka ini...
Endro Budi Raharjo
ini baru ksatria....
Sirot Judin
lanjut....
Ejan Din
kenapa dipikirkan. silap kalian tidak sama seperti mumu.. apa otak kalian itu seperti udang.. jelas2 mumu tidak peduli tentang kalian..
Yandi Maulana
Memang gak ada kata "jika" sebelumnya /Facepalm/
Suwardi Sumantri
Sayang sekali Mumu terlalu baik hati , seharusnya bapak sama anaknya dikasih pelajaran biar tidak songong dan semakin memupuk dendam dikemudian hari.
Kalau cuma dipukul tidak sampai babak belur tidak akan kapok.
... Silent Readers
👣👣👣👣👣
... Silent Readers
🐾🐾🐾🐾🐾
Rikarico
next banyak2 thor
tirta arya
ya dikempesin biar keplnya ga gede lah..gonblok banget nih anak!..🤪🤪🤪🤲😜😜😜😝😝😝😝
Mohammad Djufri
ah bang ali, memang sengaja nampaknya, menggantung cerita....
padahal masih bisa dilanjut....😄👍🙏
Leni Agustina
lalu lanjut lagi
Sarita
krrekk ,ternyata Mumu kebal senjata .dan si jaka langsung tumbang kena totokan yg mematikan
Casudin Udin
Lalu..
bersambung...
Muchtar Albantani
lalu lau
icih maricih
lalu...apa thor?!
... Silent Readers
👣👣👣👣👣
Sirot Judin
lanjut.....
Leni Agustina
lanjut
Saad Kusumo Saksono SH
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!