Selena mengalami penindasan baik di rumah maupun di sekolah. Semua orang menganggapnya sebagai beban yang tidak berguna. Namun, sebenarnya Selena adalah serigala berbulu domba yang telah menipu semua orang. Dia selalu membalas dendam berkali-kali lipat dan tak ada satupun yang menyadarinya.
Ares Kairos, seorang jenderal yang bertempur gagah berani di garis depan. Namun, dia hampir berubah menjadi monster gila yang kehilangan akal karena tidak bisa menemukan partner yang cocok. Suatu hari ada gadis aneh yang jatuh ke pelukannya dan dengan kurang ajar meraba tubuhnya.
Selena : Hei tampan, tubuhmu terlihat bagus. *hampir meneteskan air liur*
Ares : Siapa kau?
Selena : Belahan jiwamu. *mengulurkan cakar serigala*
Pangkalan militer.
Tentara : Lapor jenderal! Istrimu kabur lagi!!!
Ares : Kemana dia?
Tentara : Lapangan latihan, dia memerintahkan kami untuk melepaskan pakaian atas.
Ares : *menggebrak meja hingga hancur* SELENA!!!
Selena : Otot yang bagus~~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Destiyana Cindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35 - Damian Sedih
“Eh, Damian? Kenapa kau ada di sini?”
Damian masih dalam keadaan syok dan menatap tanah yang awalnya berdiri tempat hiburan. “Bisnisku,” lirihnya sedih.
“Apa yang kau katakan?” tanya Selena karena tidak bisa mendengar suaranya dengan jelas.
Damian rasanya ingin menangis karena usaha yang dia bangun dari 0 telah menghilang tanpa jejak. Padahal tidak banyak hiburan di Planet Atlas sehingga dia bosan dan ingin bersenang-senang di belakang Sentinelnya.
Lagipula dia mendapatkan banyak informasi berkat tempat ini.
“Turunkan aku!” Selena menepuk kepala singa emas supaya menundukan kepalanya.
“Apakah kau baik-baik saja?” tanya Selena sambil mendekati Damian.
“Aku baik-baik saja,” balas Damian sedih karena hatinya hancur berkeping-keping.
“Aku minta maaf, aku tidak menyangka Ares akan menghilangkan tempat hiburan,” ucap Selena mewakili Ares.
“I- ini Jenderal Ares?” Damian akhirnya sadar ada singa besar dibelakang Selena.
“Dia berbahaya! Kita harus pergi!” Damian panik dan berusaha menarik Selena supaya menjauh.
Raaawwwwwrrrrr ……
Menyadari bahwa partnernya akan dibawa pergi singa emas itu sangat marah.
“Jangan khawatir, dia sangat jinak kok,” kata Selena menyakinkannya.
“Kau yakin?” Damian menelan ludahnya kasar dan tubuhnya gemetar ketakutan.
Dia merasa seperti berhadapan dengan Raja Hutan.
“Tidak apa-apa.” Selena melambaikan tangannya supaya singa emas mendekat. “Lihat!”
Singa emas menikmati gosokan Selena.
“Kau sungguh luar biasa,” puji Damian mengaguminya.
“Baru kali ini aku melihat Sentinel yang masih patuh pada partnernya meskipun sudah berubah menjadi binatang spiritualnya.” Harus Damian akui bahwa Selena bukanlah orang biasa.
Tak heran ‘orang itu’ mengincarnya.
“Ngomong-ngomong kenapa kau ada di sini?” tanya Selena ulang.
Damian mengedipkan matanya dan mengatakan kebohongan dengan lancar. “Aku ditipu oleh temanku.”
Dia mengeluarkan aroma yang bisa membingungkan Selena.
Singa emas itu mengerutkan hidungnya lalu melambaikan cakarnya untuk menghilangkan aroma yang memuakkan.
Damian sangat gugup dan tidak berani menatapnya.
“Kau terlalu baik dan orang lain malah memanfaatkanmu.” Selena menepuk bahunya merasa simpati. “Lain kali tolaklah dengan tegas.”
Damian menghela napas karena kekuatannya masih mempengaruhi Selena.
“Uhmm …. Aku pasti akan menolaknya.”
“Kalau begitu kami akan pergi dulu karena aku harus mengajak Ares berkeliling.” Selena melompat ke atas kepala Ares kemudian melambaikan tangannya pada Damian.
“Hati-hati,” balas Damian sambil melambaikan tangannya. “Hubungi militer jika terjadi sesuatu padamu,” katanya mengingatkan.
“Ya.”
oOo
Setelah mengelilingi Planet Atlas hingga malam hari untuk membuat Ares lelah akhirnya mereka kembali ke pangkalan militer. Selena masih menemani Ares karena tidak ada siapapun yang bisa mendekatinya.
Kali ini dia tidak terburu-buru memberikan guiding.
Dia lebih fokus memulihkan energinya demi kebaikan mereka berdua.
Dia membiarkan Maomao bermain dengan Ares supaya tidak mengganggunya karena singa emas itu suka sekali menempel padanya sehingga Selena tidak fokus.
“Selena, ini makanan untukmu.”
Athena datang mengantarkan makanan untuk Selena. Dia melirik kakaknya yang mirip seperti kucing rumahan. Ini adalah kesempatan langka dan Athena harus mengabadikannya dalam foto.
Cekrek! Cekrek! Cekrek!
Ares masih sibuk dengan permainannya dan tidak menyadari kemalangan yang akan dia derita.
Selena membuka matanya dan melihat Athena yang sibuk memfoto. “Kakakmu akan memarahimu.”
“Tidak akan, aku tinggal bersembunyi di belakangmu.” Athena sangat menyadari kelemahan kakaknya sehingga dia akan memanfaatkan Selena.
Selena tidak menghentikannya dan malah meminta hasil fotonya.
“Ngomong-ngomong apakah kau mendengar kabar tentang Dokter Althea?” Sejak Selena sadar dia belum pernah melihat Dokter Althea dan dokter yang merawatnya hanya diam ketika dia bertanya.
“Dokter Althea? Maksudmu Althea Harris?” tanya Athena memastikan.
Selena menganggukan kepalanya.
“Kudengar dia dipecat sebagai dokter militer,” jawab Athena jujur.
“Mengapa?” Selena sangat terkejut ketika mendengarnya.
“Karena dia berniat buruk padamu dan membawamu ke jalan pintas yang malah membuatmu jatuh ke dalam retakan gempa.” Athena sangat marah ketika kakeknya memberitahunya.
Jika Selena tidak menghilang maka kakaknya tidak akan berakhir seperti ini.
“Dia tidak melakukan apapun padaku, saat itu hanyalah kecelakan,” bela Selena dan merasa bersalah.
“Militer memiliki rekaman CCTV ketika Dokter Althea berkata ingin memisahkan kalian,” sambung Athena.
Selena memijat dahinya frustasi. “Dia hanya bersikap baik padaku.”
“Seperti yang kau tahu, kekuatanku rendah dan sulit menenangkan energi mengamuk Ares. Dokter Althea menyadari hal ini dan memintaku pergi karena Ares lebih membutuhkan Guide berperingkat tinggi.” Selena akhirnya memahami maksud Dokter Althea dan dia bukan orang yang jahat.
“Omong kosong! Kalian adalah partner yang cocok dan terbukti sekarang kau bisa menenangkan kakakku,” jawab Athena sambil melirik kakaknya.
“Lagipula dia juga bersalah karena penelitiannya berbahaya,” sahut Athena sambil menyilangkan kedua lengannya.
“Penelitian apa?” tanya Selena penasaran.
“Penelitian obat penenang Sentinel, Dokter Althea membuat obat untuk kakakku tapi hasilnya sangat buruk dan membuat energinya semakin mengamuk,” jelas Athena.
“Tapi sebelumnya Ares pernah meminumnya.” Selena teringat dengan botol berisi obat di kamar Ares.
“Itulah yang membingungkan, menurut data penelitian Dokter Althea ketika kakakku meminum obat pertama kali energi di tubuhnya menjadi stabil. Tetapi saat obat itu diberikan untuk menenangkannya saat mengamuk malah membuat energi kakak semakin kacau,” jelas Athena.
“Padahal komposisi obatnya sama.”
Athena tidak mengerti bagaimana hal itu terjadi.
“Kapan Ares menggunakan obat itu pertama kali?”
Athena berusaha keras mengingatnya. “Kalau tidak salah sekitar setengah tahun yang lalu.”
Tubuh Selena membeku ketika menyadari apa yang sebenarnya terjadi.
Setengah tahun yang lalu dia pertama kali memimpikan pria tampan dan menandai di kalendernya sebagai hari yang membahagiakan. Oleh sebab itu dia terkejut ketika melihat Ares muncul di upacara pencocokan padahal dia hanyalah sosok di mimpinya.
Apakah saat itu kekuatan Selena otomatis aktif saat merasakan Ares dalam bahaya?
Bahkan dia pernah berharap supaya pria tampan itu muncul lagi dan keesokan harinya dia memimpikannya.
Ini bukanlah kebetulan!
“Apa yang kau lamunkan?” Athena menepuk bahu Selena supaya sadar.
“Tidak ada,” balas Selena cepat. “Bisakah kau membantuku untuk menyampaikan pesan pada Marshal Zeus.”
“Pesan apa?” tanya Athena penasaran.
“Tolong katakan untuk tidak menghukum Dokter Althea terlalu keras karena dia tidak berniat menyakitiku sama sekali.” Selena tidak bisa memohon ampun untuk Althea karena penelitian obatnya sudah diketahui militer.
Hukum militer sangat ketat!
“Aku akan menyampaikannya tapi jangan berharap terlalu banyak.” Athena tidak yakin jika kakeknya akan mengabulkan permintaan Selena.
“Terima kasih.”
oOo
[Bagaimana dengan hasilnya?]
Damian pergi ke tempat terpencil dan menerima pesan enkripsi.
[Sesuai rencana.]
Dia membalas pesan rahasia itu kemudian mematikan smartwatchnya.
“Hahhhhh …… sampai kapan aku harus melakukannya?” Damian menghela napas panjang sambil menatap langit.
“Aku muak.” Damian sangat kelelahan dengan hidup yang dia jalani.
Tiba-tiba muncul kenangan tentang Letnan Gloria.
“Bisakah kita hidup seperti orang normal?”
Damian tahu keinginannya sangat egois tapi dia tidak bisa melupakan Sentinel yang telah bersamanya selama 10 tahun.
“Andai saja aku terlahir di keluarga biasa.”
-TBC-