mengikuti perjalanan Kaelan, seorang remaja yang terjebak dalam rutinitas membosankan kehidupan sehari-hari. Dikelilingi oleh teman-teman yang tidak memahami hasratnya akan petualangan, Kaelan merasa hampa dan terasing. Dia menghabiskan waktu membayangkan dunia yang penuh dengan tantangan dan kekacauan dunia di mana dia bisa menjadi sosok yang lebih dari sekadar remaja biasa.
Kehidupan Kaelan berakhir tragis setelah tersambar petir misterius saat dia mencoba menyelamatkan seseorang. Namun, kematiannya justru membawanya ke dalam tubuh baru yang memiliki kekuatan luar biasa. Kini, dia terbangun di dunia yang gelap dan misterius, dipenuhi makhluk aneh dan kekuatan yang tak terbayangkan.
Diberkahi dengan kemampuan mengendalikan petir dan regenerasi yang luar biasa, Kaelan menemukan dirinya terjebak dalam konflik antara kebaikan dan kejahatan, bertempur melawan makhluk-makhluk menakutkan dari dimensi lain. Setiap pertarungan mempertemukan dirinya dengan tantangan yang mengerikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raven Blackwood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Langkah Baru Menuju Turnamen
Keesokan harinya, matahari belum sepenuhnya terbit ketika Kaelan sudah terjaga dari tidurnya. Suara kehidupan di kota besar sudah mulai terdengar, hiruk pikuk pasar yang dibuka lebih awal, derap langkah para penduduk yang memulai aktivitas mereka, dan derit roda kereta yang melintas di jalanan. Setelah malam panjang penuh dengan pikiran-pikiran tentang turnamen, Kaelan tahu ini saatnya melangkah maju.
“Aku harus segera mendaftar,” Kaelan bergumam sambil merapikan peralatannya. Pikirannya masih dipenuhi bayangan tentang betapa kuatnya orang-orang yang akan ikut dalam turnamen ini, termasuk mereka yang dibicarakan para petualang kemarin.
Setelah memastikan semua barang bawaannya, Kaelan keluar dari penginapan. Jalanan sudah mulai ramai dengan aktivitas pagi. Di kiri-kanan, bangunan-bangunan tinggi menjulang, toko-toko berjejer rapi, dan berbagai pedagang mulai menggelar dagangannya. Kota ini memang luar biasa, pikir Kaelan. Tidak banyak tempat yang semegah ibu kota ini, dengan tembok besar melingkarinya dan menara penjaga di berbagai sudut. Setiap kali Kaelan melihat bangunan-bangunan megah itu, dia merasa seolah memasuki dunia yang berbeda dunia yang penuh dengan kekuatan, peluang, dan bahaya.
Kaelan bergerak dengan langkah pasti menuju pusat pendaftaran turnamen. Di sepanjang jalan, ia bisa melihat orang-orang bersenjata yang sepertinya memiliki tujuan yang sama. Beberapa dari mereka berpenampilan angkuh, mungkin karena mereka tahu kekuatan mereka lebih dari cukup untuk memenangkan turnamen. Ada yang membawa pedang besar di punggung, kapak, bahkan senjata-senjata yang lebih eksotis.
Setibanya di tempat pendaftaran, kerumunan sudah mulai terlihat. Gedung besar dengan pilar-pilar batu yang kokoh berdiri di depan Kaelan. Di pintu masuk, para penjaga sibuk mengatur jalannya pendaftaran, memastikan bahwa orang-orang yang masuk sudah memenuhi syarat. Beberapa orang terlihat antre dengan sabar, sementara yang lain tampak tidak sabar dan mulai menggerutu. Kaelan hanya tersenyum tipis dia tahu bahwa ujian ini hanyalah awal dari perjalanannya.
“Setiap peserta harus menunjukkan bukti bahwa mereka adalah pengguna kiryoku tingkat lima atau lebih,” suara salah satu penjaga terdengar keras di tengah kerumunan.
Kaelan terdiam sejenak, mendengarkan aturan yang dibacakan. Untungnya, dia telah mencapai tingkat itu selama bertahun-tahun latihan bersama Takashi. Namun, banyak orang yang mungkin hanya mencoba peruntungan mereka.
Di dekatnya, ada seorang pria bertubuh kekar yang mengeluh kepada temannya, “Tingkat lima? Itu gila! Aku baru di tingkat empat! Bagaimana bisa mereka menetapkan standar setinggi itu?”
Kaelan tersenyum lagi mendengar keluhan itu, menyadari betapa seriusnya turnamen ini. Tanpa basa-basi, dia melangkah ke depan, melewati kerumunan yang mulai bergerak menuju meja pendaftaran. Ketika sampai di meja, seorang petugas memandangnya tajam.
“Nama dan tingkat kiryoku?” tanya petugas itu dengan nada tegas.
“Kaelan, tingkat lima,” jawabnya tenang, menatap langsung ke mata petugas.
Petugas itu mengangguk dan mencatat sesuatu di buku besar di hadapannya. “Baik, Anda sudah memenuhi syarat. Masuklah ke ruang seleksi,” katanya sambil memberi isyarat ke arah pintu besar di sisi gedung.
Kaelan melangkah masuk ke ruang seleksi, ruangan besar dengan lantai batu dan dinding-dinding yang dihiasi lambang kerajaan. Di dalamnya, sudah berkumpul puluhan, mungkin ratusan orang yang juga telah berhasil mendaftar. Mereka semua tampak tangguh, namun Kaelan tetap menjaga sikap tenang. Sebagian besar dari mereka belum tahu kekuatannya, dan Kaelan juga tidak berminat untuk pamer setidaknya belum.
Sementara menunggu panggilan untuk ujian pertama, Kaelan memerhatikan suasana sekeliling. Orang-orang mulai berbisik-bisik tentang beberapa nama besar yang kemungkinan akan ikut turnamen. Salah satu nama yang sering muncul adalah Raiven, seorang petualang terkenal dari barat yang dikenal dengan kekuatan kiryoku tingkat delapan.
“Raiven... Aku harus memperhatikannya,” Kaelan bergumam. Sosok ini memang menarik perhatian. Banyak orang sudah membicarakannya sebagai salah satu kandidat kuat untuk memenangkan turnamen. Meski demikian, Kaelan merasa tantangan ini bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Dia sudah melewati hal-hal yang lebih buruk di bawah bimbingan Takashi.
Di sela-sela pemikirannya, seorang pria berbadan besar menghampiri Kaelan. “Kau terlihat tenang sekali, Nak. Kau tahu apa yang akan kita hadapi di sini?” katanya sambil mengerutkan kening.
Kaelan menoleh perlahan. “Tenang adalah bagian dari strategi,” jawabnya sambil tersenyum tipis. “Dan aku tahu persis apa yang akan kita hadapi.”
Pria itu terkekeh, namun nada tawanya terdengar meremehkan. “Kau kelihatan seperti seseorang yang baru pertama kali ke sini. Kau mungkin tak tahu seberapa keras turnamen ini.”
Kaelan hanya mengangkat bahu. Dia tidak perlu membuktikan apapun kepada pria ini. Dalam hatinya, dia tahu siapa yang akan bertahan sampai akhir.
Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya Kaelan dipanggil untuk ujian pertama. Ujian ini adalah tentang kekuatan kiryoku, dan Kaelan tahu bahwa ini akan menjadi tes yang mudah bagi dirinya. Dengan langkah mantap, dia memasuki ruangan yang telah disediakan untuk tes individu.
Di sana, ada sebuah alat yang mengukur tingkat kekuatan kiryoku. Alat tersebut berpendar lembut dengan cahaya biru yang semakin kuat jika seseorang memiliki kekuatan kiryoku yang lebih tinggi. Petugas yang berjaga memberi isyarat agar Kaelan mendekati alat tersebut.
Kaelan menarik napas dalam-dalam dan mulai memusatkan kiryoku-nya. Tangannya terulur, dan seketika alat tersebut bereaksi. Cahaya biru yang semula lembut mulai berkobar, semakin terang hingga hampir menyilaukan. Petugas itu terbelalak, terkejut melihat betapa kuatnya energi yang dipancarkan Kaelan.
“Ini... luar biasa. Anda lolos,” ujar petugas itu dengan suara yang sedikit gemetar. Jelas dia tidak menyangka bahwa kekuatan Kaelan berada di tingkat lima, bahkan mungkin lebih.
Kaelan menarik tangannya kembali, mengangguk pelan sebelum meninggalkan ruangan. Saat dia berjalan keluar, para peserta lain mulai memandangnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Siapa orang ini? Kenapa dia begitu kuat, namun tak ada yang pernah mendengar namanya sebelumnya?
Di luar gedung pendaftaran, Kaelan tersenyum. “Ini baru permulaan,” pikirnya. Dia masih memiliki banyak rintangan yang harus dilalui, namun setiap langkahnya membawa dia semakin dekat pada tujuan. Dunia ini mungkin belum mengenalnya sekarang, tapi waktu itu akan segera tiba.
coba cari novel lain trus cek buat nambah referensi 🙏