NovelToon NovelToon
Seven Years After Divorce

Seven Years After Divorce

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Mengubah Takdir
Popularitas:3.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: moon

🥈JUARA 2 YAAW S2 2024 🏆

Perceraian, selalu meninggalkan goresan luka, itulah yang Hilda rasakan ketika Aldy memilih mengakhiri bahtera mereka, dengan alasan tak pernah ada cinta di hatinya, dan demi sang wanita dari masa lalunya yang kini berstatus janda.

Kini, setelah 7 tahun berpisah, Aldy kembali di pertemukan dengan mantan istrinya, dalam sebuah tragedi kecelakaan.

Lantas, apakah hati Aldy akan goyah ketika kini Hilda sudah berbahagia dengan keluarga baru nya?

Dan, apakah Aldy akan merelakan begitu saja, darah dagingnya memanggil pria lain dengan sebutan "Ayah"?

Atau justru sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#20

#20

Gadis kecil itu melenggak lenggokkan tubuhnya di depan cermin, ia telah rapi dengan seragam sekolah serta rambut yang sudah di kepang ekor kuda. 

Gadis itu adalah Revalina, Putri pertama Aldy dan widya, dia gadis kecil yang cantik, ceria serta sama sekali tak pernah merepotkan orang-orang disekitarnya, berprestasi di sekolah dan diluar sekolah ia kerap mengantongi penghargaan di bidang seni menggambar.

Kendati semua hal baik ada pada dirinya, kehadirannya masihlah belum mampu memuaskan keinginan Pak Johan Rifaldy sang kakek yang masih sangat ingin memiliki seorang penerus berjenis kelamin laki-laki. 

"Kakek … salim." Pamit Reva ketika ia berpapasan dengan sang Kakek yang sudah siap pergi bekerja.

Pak Johan menyambut uluran tangan sang cucu, hanya sekedarnya saja, tak ada sapaan hangat, apalagi pujian layaknya seorang kakek terhadap cucunya.  

"Assalamualaikum …" Ucap Reva sopan setelah mencium punggung tangan sang Kakek. 

Pak Johan pun bergegas menuju halaman tempat mobilnya berada. 

Melihat interaksi dingin antara anak dan Papa mertuanya membuat hati Widya berdenyut nyeri, berkali-kali ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa, sebenarnya Reva di sayangi oleh Kakek dan Nenek nya, hanya saja dalam bentuk yang berbeda. 

"Ayo sayang … sarapan dulu, habis ini Mama antar ke Sekolah." Widya meletakkan nasi serta lauk pendamping di piring Reva.

"Iya, Ma …" 

Reva Makan dengan lahap, wajahnya tersenyum dan bersemangat karena hitungan di jemari tangannya hanya tersisa 2, itu berarti Papa nya akan segera kembali dari Yogyakarta.

"Kenapa senyum senyum begitu?" tanya Widya.

"2 hari lagi Papa pulang," Jawab Reva senang.

"Oh iya, Mama sampai lupa." Karena satu minggu belakangan, Aldy semakin sulit dihubungi, kalau pun Widya berhasil menghubungi Aldy, jawaban pria itu pun dingin dan sepertinya benar-benar tak ingin di ganggu. 

Walau penasaran ingin bertanya, tapi Widya tahan sebisa mungkin, terlalu kepo bisa membuat Aldy terpancing untuk marah. “Apakah mas Aldy kembali bertemu dengan wanita itu?” Monolog Widya. “Bisa gawat jika sampai Mas Aldy bertemu dengan wanita itu, apalagi sampai tahu bahwa ia telah memiliki anak laki-laki dari mantan istrinya.”

Yah… 7 tahun yang lalu, setelah Widya dengan serakah mengambil alih uang gono gini Hilda, Widya menyewa seorang detektif untuk menemukan keberadaan Hilda. Tapi setelah mengetahui keberadaan Hilda, serta tahu bahwa Hilda telah melahirkan seorang bayi laki-laki milik Aldy, rasa dengki itu kian menebal melapisi dinding hatinya. 

Dan sepertinya Tuhan hendak memberinya peringatan, beberapa minggu setelah kejadian itu, Aldy di PHK karena Bank tempat ia bekerja mengalami krisis parah, dan bayi dalam kandungannya yang semula sudah di posisi yang benar dan siap untuk lahir normal, tiba-tiba berubah posisi melintang dan tak bisa lagi berputar ke bawah karena ukuran janin yang sudah semakin besar. 

Di tengah semua itu, Aldy masih harus dipusingkan dengan cicilan rumah yang mulai berantakan, bahkan akhirnya Aldy merelakan rumah barunya di take over oleh pihak Bank. 

“Yah, sebaiknya aku meminta bantuan detektif untuk mengawasi aktifitas Mas Aldy di Yogyakarta.” Gumam Widya, hingga ia tak menyadari bahwa kakak Iparnya sudah ikut bergabung di meja makan. 

"Jelas saja kamu lupa, pasti kamu senang kan kalau Aldy tak ada di rumah?" Alika yang baru bergabung di meja makan Ikut menimpali.

Widya urung tersenyum, ia menatap kakak iparnya yang lagi-lagi menunjukkan sikap penuh permusuhan. "Jangan memulai pertengkaran, kak. Aku tak punya energi untuk berdebat." 

Baru saja Alika hendak membalas kalimat Widya, Bu Retno bergabung di meja makan, "Bisakah kalau makan tidak sambil bertengkar?" tegur Bu Retno. 

Membuat Alika kembali menutup mulut, dan Widya menunduk, kembali fokus ke makanan yang ada di atas piringnya.

Senada dengan Alika, Bu Retno pun sebenarnya tak terlalu menyetujui pernikahan Aldy dan Widya, tapi Ibu mertua Widya ini agaknya bersikap masa bodo, karena itulah ia pun tak banyak berinteraksi dengan Widya, walau mereka telah tinggal seatap selama hampir 8 tahun. Bahkan terhadap Reva pun sikapnya sedikit lebih hangat dibandingkan dengan sikap sang suami.

"Nanti sekalian belanja bulanan, Ibu lihat isi kulkas sudah menipis, Ibu bosan, karena kamu belanja Ayam terus, masak ayam lagi ayam lagi,” Protes Bu Retno, “belilah ikan dan daging, biar Bik Nah yang masak kalau kamu memang tak bisa memasak Ikan dan daging." Instruksi Bu Retno, membuat Widya menciut, ia sudah bertahun tahun belajar dan berusaha mengolah makanan yang sesuai dengan selera kedua mertuanya, namun entah kenapa ia belum juga berhasil menguasai kemampuan memasak yang paripurna. 

"Iya Bu."

Beberapa waktu berlalu, Usai mengantar Reva ke sekolahnya, Widya melajukan mobilnya ke supermarket berbelanja semua kebutuhan rumah dan dapur. 

Widya enggan menginjakkan kakinya ke pasar, walau itu pasar modern, ia justru memilih tempat yang nyaman dan bersih, agar dirinya bisa sambil jalan-jalan dan cuci mata, karena setiap hari terkurung dengan urusan rumah dan anak. 

“Pastikan pekerjaanmu rapi, seperti dulu!!” Perintah Widya pada detektif yang ia sewa kembali. 

“Baik, Bu, percayakan pada saya.”

“Cari tahu, apa saja yang suamiku kerjakan selama di Yogyakarta, bila perlu ikuti kemanapun!!!”

Detektif Tyok mengangguk sebelum mengakhiri panggilannya, seakan ia tengah berhadapan dengan Widya. Pria muda dengan pembawaan santai ini pun segera memesan tiket penerbangan menuju Yogyakarta demi melaksanakan tugasnya.

BRUK!!! 

Trolley yang widya bawa, menabrak seseorang, karena ia sedang fokus dengan ponselnya. 

.

.

Sementara itu di Yogyakarta, Aldy benar-benar tak bisa fokus pada pekerjaan, bayangan senyum ceria Ammar serta wajah sedih Hilda yang bersimbah air mata, membuat Aldy tak fokus mengerjakan apa-apa. Hingga pekerjaan yang seharusnya bisa selesai dalam 2 minggu, kini justru semakin tertunda, padahal sudah hampir 2 minggu Aldy berada di Yogyakarta.

Lebih hancur lagi ketika menyadari dua orang yang seharusnya ada di pelukannya, kini justru berada di pelukan orang lain. Sialnya irfan justru jauh lebih baik dari dirinya. mengingat bagaimana pria itu tersenyum hangat, bahkan pria itu tersenyum hangat pada Aldy, seakan tak ada sedikitpun rasa cemburu di hatinya.

Dengan malas Aldy bangkit, padahal ia sudah bangun dan sholat subuh pagi tadi, namun ia lemas seolah tak bertenaga, hingga kembali berbaring walau tak memejamkan mata.

Aldy terperanjat ketika ia menatap jam sudah menunjukkan jam 8 pagi, hari ini adalah hari Ammar keluar dari Rumah Sakit, begitulah yang Aldy dengar dari Irfan melalui pesan singkatnya.

Gegas ia bersiap, setidaknya jika tak bisa mendekat, ia bisa melihat Ammar dari, seperti yang ia lakukan selama Ammar di rawat di Rumah Sakit. Ia sudah sangat bahagia ketika di waktu-waktu tertentu Irfan mengirimkan pesan padanya, mengatakan bahwa ia akan membawa Ammar jalan-jalan ke taman jika Aldy ingin melihatnya.

Sesampainya di taman dekat ruang rawat Ammar, ia mengirim pesan pada Irfan, yah hanya ini yang bisa Aldy lakukan, karena sungguh tak mungkin mengirim pesan pada Hilda, Irfan pun melarang, karena emosi Hilda masih belum reda, sementara Ammar masih membutuhkan sang Bunda hingga kondisinya kembali pulih.

"Mas … apa yang Mas lakukan disini? Siapa yang sakit, Mas?" 

Bak disambar petir ketika tiba-tiba Aldy mendengar suara Widya menggaung di telinganya. Bukan hanya suara, ketika menoleh ia mendapati Reva berlari ke pelukannya.

1
C I W I
Luar biasa
Mak e Tongblung
luar biasa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Benar" gak tahu balas Budi 😤
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hadeuh Bram" udah miskin di penjara pula 😜
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Nah loh ketahuan,rasain tuh 🤪
Sulis Tyawati
jgn sampai ibu peri sebenarnya mami nia
Sulis Tyawati
pada hal bram yg menularkan hiv pada widya, kan dia suka gelap celup
Sulis Tyawati
Hilda hamil tuh
Sulis Tyawati
tuh kan, apa kata q. jd sinetron bgt ceritanya
moon❣️: silahkan berhenti!! othor gak maksa siapapun untuk baca cerita othor.

terima kasih sudah mampir 🙏
total 1 replies
Sulis Tyawati
ikkkhhhhh males banget kalo cerita nya hrs berbelit2,,, tr ada halangan lg dri widya
Sulis Tyawati
dsr org tua g tau diri si johan
Lala lala
aldi msh cinta sm mantan its okey...tapi msh mengejar mantan itu bodoh..sdh sering dibohongi soal uang masih sj diam..skrg dikhianati hancur kan..coba dr awal buang.
andai..andai.. dan andai sj otakmu skrg
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Rasain 🤪
Sulis Tyawati
emg bego si aldy ini,,, coba cek rekening mu.
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Benar" serakah kamu Widya 😏
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Pasti pengen duitnya doang tuh 😏
Sulis Tyawati
kamu hrs kuat Hilda, tunjukan sama aldy juda widya kamu mampu hidup
Mak e Tongblung
waduh... janganlah pak
Lala lala
gimana si widya ambil uang , apa atm nya ganti baru pake sogok.. kan buku sm aldi
Mak e Tongblung
bohong, ini anak lelaki yg tempo hari kenalan di supermarket
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!