Maha Rani Larasati rela menikah dengan Daniel Nur Indra seorang duda ber anak satu tapi jauh dari kata bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Trisubarti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
Malam semakin larut kedua sahabat dari orok hingga dewasa Rani dan Nena saling menceritakan keadaan mereka selama enam bulan tidak bertemu.
"Jadi kamu kabur dari rumah Ran?" Tanya Nena menatap sahabatnya prihatin.
"Yah begitulah Nen kadang aku berpikir, sampai kapan aku harus begini? apakah salah jika aku ingin bahagia Nen, walau hanya sedikit" hiks hiks.
"Apakah aku terlalu egois Nen? kadang aku bertanya kepada diriku sendiri, kesalahan apa yang sudah di perbuat oleh nenek moyangku? hingga aku menerima karma ini?
"Setiap aku mencintai seseorang pasti selalu rumit menjalaninya."
"Seperti dulu dengan Reno dan sekarang dengan suamiku."
"Seett" Nena menutup bibirnya dengan kedua jarinya.
"Kamu nggak boleh bicara begitu Ran, manusia hidup tidak akan lepas dari kata ujian, kadang manusia di uji dari kemiskinan, kekayaan, rumah tangganya, bahkan kadang dengan penyakit dan itu tugas kita, kuat atau tidak untuk menerima." "Tentu Allah akan menguji kita dengan kemampuan kita." Nasehat Nena.
"Terimakasih ya Nen, kamu memang sahabat aku, yang terbaik." Mereka saling berpelukan.
"Mulai sekarang kamu nggak usah nge kost lagi, besok kalau kamu sudah pindah kerja, langsung bawa barang-barang mu kesini." Tutur Rani.
"Memang nggak apa-apa Ran kalau aku tinggal di sini?" Tanya Nena takut jika swaktu-waktu suaminya Rani datang kesini. "Nggak apa-apa maksud nya apa? ini kan Ruko aku beli pakai uang aku sendiri" "Jadi jangan kawatir Nen." Tutur Rani.
"Oh gitu ya, okay besok aku tinggal disini, makan gratis, tidur gratis, hidup mana lagi yang harus aku dustakan?" Kata Nena.
"Bisa-Bisa badanku makin melar hehehe..." Nena terkekeh.
"Ah kamu ini Nen, udah ah! kita bobo yuk."
Lelah ngobrol kemudian mereka tidur. Lelap dalam mimpi masing-masing.
******
hari berlalu tibalah saatnya Rani membuat Nasi box pesanan ibu Widi. Saat ini Nena sudah keluar dari pelayan cafe dan sudah bekerja sama Rani. Pagi ini Rani dan Nena sibuk menata pesanan di bantu tetangga sekitar ada 5 orang kusus untuk kue. Dan 5 orang kusus untuk nasi. Tetapi warga hanya tenaga panggilan. Mereka antusias mengerjakan apa yang di inginkan Rani. Sedangkan tenaga pokoknya sibuk melayani pengunjung.
Malam ini karyawan dan tetangga semua di minta lembur. Karena di samping nasi box ibu Widi juga memesan tambahan kue basah satu box isi lima kue. Satu box dengan harga 12 ribu dengan jumlah yang sama yaitu 1000 box.
"Ran, pesanan ini diambil, atau kita kirim? Tanya Nena. Seribu box tentu bukan barang sedikit di tambah lagi kue 1000 box.
"Oh Iya Nen, aku nanti akan hubungi taksi online langganan aku." Jawab Rani selama sebulan ini Rani tidak pernah langganan sama Bambang lagi. Sebab Rani sudah mempunyai motor bekas.
"Taksi online bukanya pakai aplikasi, kok langganan sih Ran? orangnya kan beda-beda." sanggah Nena.
"Iya aku dulu pernah di tolong sama dia, orangnya baik, sopan, jadinya aku minta nomer hp dia."
"Di tolong sama dia, memang kamu kenapa?" Tanya Nena penasaran.
"Aku waktu itu pernah keguguran Nen, padahal kandungan aku sudah 3 bulan lebih" hiks hiks. Rani ingat kejadian itu, hatinya terasa sedih.
"Oh Sorry! nggak usah di teruskan Ran, bukan maksud aku membuat kamu sedih." Tutur Nena merasa bersalah.
"Sudah ayo cepat kita selesaikan, nanti keburu siang" Nena mengalihkan.
Nena menatap wajah Rani tampak ada gurat kesedihan. Nena menarik nafas panjang
"Ran aku boleh cerita sesuatu nggak?" Tanya Nena pelan.
"Boleh mau cerita apa?"Tanya Rani seraya memasukkan makanan ke dalam box.
"Dua bulan yang lalu, suami kamu kan pernah telepon aku" Tutur Nena hati-hati, takut Rani sedih lagi.
Rani terkejut heran mendengar suaminya telepon Nena. Padahal selama kenal dengan Nena, Daniel menyapa saja tidak pernah.
"Suami kamu telepon aku dan anehnya nggak tanya tentang kamu" "Sekarang bisa di simpulkan, kalau suamimu sedang menyelidiki dimana keberadaan kamu saat itu" Tutur Nena.
"Lalu suami kamu telepon Mas Reno segala" "Setelah itu aku sama Mas Reno menghubungi kamu, tapi nomer kamu tidak aktif" "Sebenarnya aku sudah curiga sih! kalau kalian sedang ada masalah, dan aku berniat mengunjungi kamu" "Tetapi kata Mas Reno aku nggak boleh ikut campur, ya udah jadi aku diam saja."
"Nen tolong bilang sama Mas Reno, jangan sampai Mas Daniel tau keberadaan aku"
"Aku ingin menenangkan diriku, Nen."
"Okay siap bos! intinya kamu harus happy."
"Aku akan dukung kamu kok, yang penting sahabat aku bahagia." Tutur Nena.
Tidak terasa box demi box sudah terisi penuh. Pesanan Ibu Widi tinggal di antar Rani akan menghubungi bambang, tapi kalau Bambang lagi sibuk, Rani akan memesan taxi online.
****
Bambang PoV.
Hari ini aku di sibukan rangkaian acara Ulang tahun Showroom yang ke 20 tahun. Sekaligus mengenang almarhum ayah.
Sebenarnya aku tidak terlalu setuju dengan acara ini. Tetapi semua kembali ke Ibu asalkan Ibu senang aku juga senang.
Ibu juga banyak mengundang, pelanggan, mitra, karyawan, hingga media peliputan berita.
"Ini kan sekaligus promosi Bi, jadi sudah lah nurut saja deh sama ibu" Titahnya.
"Iya bu tetapi mengundang terlalu banyak itu krusial bu, harus kita pikirkan matang-matang."
"Apakah para tamu undangan tersebut, mampu mendatangkan benefit dan koneksi baru atau malah merugikan kita bu." Kataku panjang lebar.
"Karena ini merupakan bentuk peningkatan citra maka daftar tamu undangan, juga harus dikondisikan bu."
Ibu hanya diam tidak menolak dan tidak juga mengiyakan.
Akhirnya aku dan Ibu sepakat akan mengundang 1000 orang saja.
Dengan di adakan acara ulang tahun, tentu akan mengeluarkan budget yang tidak sedikit.
Tentu aku harus bisa menekan budget agar tidak membuat usahaku merugi nantinya.
Aku juga memikirkan cara-cara kedepannya yang masih belum terselenggara sehingga budget yang aku keluarkan bisa terbagi rata. Maka acara ini tidak aku buat terlalu mewah. Tetapi bisa di kombinasikan tetap meriah meskipun menghabiskan budget hanya sedikit.
Di saat seperti ini aku menjadi ingat Rani. Wanita yang sudah mecuri hati aku. Sudah sebulan dia tidak memerlukan jasaku. Kemana sih dia? apakah usahanya di buka atau belum?
Ingin sengaja datang ke Rukonya jelas tidak mungkin! lalu apa alasan ku. Aku tidak punya maksud apa-apa hanya ingin melihat wajahnya walau sekilas.
Rani Rani Rani...kamu wanita baik tapi kenapa ada orang yang membuat kamu menangis?
Kenapa kita harus di pertemukan sekarang bukan dulu ketika kamu masih sendiri?
Ya Allah cinta yang indah dan mengapa cinta hadir di saat yang tidak tepat?
Pertanyaan-pertanyaan ini yang hadir dan mengisi hari-hari aku.
Derrrt deerrr derrr
Aku membuka handphone ternyata Rani yang sedang aku pikirkan telepon. Sehatikah? aku dengannya.
lumayan buat nambah penghasilan tambahan 🙏😭😭😭