Kiara Larasati terpaksa menikahi lelaki yang tak dikenal karena sebuah salah paham salah satu warga desa yang melihat Kiara d cium seorang lelaki bule dalam keadaan seluruh pakaiannya basah
Elvano yang berkunjung d vila keluargnya sedang menikmati pemandangan air terjun melihat seseorang tenggelam jiwa heroiknya memaksa dia untuk menolong dan berakhir menikahi gadis yang dia tolong
bagaimana kisah percintaan mereka, ikuti terus kisahnya ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon etha anggra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34
Sudah satu jam berlalu acara demi acara sudah di lewati, tinggal acara ramah tamah, tuan rumah mempersilahkan para tamu undangan menikmati jamuan yang sudah di sediakan.
"Sayang mau berdansa" ajak Adrian.
"Boleh" Adrian mengajak putrinya ke lantai dansa dan mulai melangkah mengikuti musik.
Banyak pasang mata yang memandang kearah ayah dan anak itu, banyak juga yang terkejut dengan Adrian yang sudah tidak menggunakan kursi Roda.
"wanita itu cantik sekali ya sayang, seandainya ekspektasiku bisa terealisasi, dia sangat cocok berdampingan dengan Vano" ujar Anna.
"Honey!" seru George
"Iya iya" sungut Anna.
Daniel berjalan ke arah lantai dansa menghampiri Adrian.
"Maaf tuan boleh saya berdansa dengan Nona Kiara" Adrian bertanya lewat isyarat Mata pada Kiara, setelah mendapat persetujuan Adrian tersenyum dan mempersilahkan Daniel berdansa dengan putrinya. Kiara merasa tidak enak kalau harus menolak dengan terpaksa Kiara menerima uluran tangan Daniel dan mereka mulai berdansa.
"Anda terlihat cantik malam ini" puji Daniel
"Terima kasih" Balas Kiara dan tersenyum
Lagi-lagi Pasangan di lantai dansa mengundang banyak pasang mata, ada yang memandang takjub, ada juga yang iri.
"Mereka cocok sekali" ucap George mengawali obrolan bersama Adrian. setelah meninggalkan lantai dansa Adrian berdiri di samping George.
"Tapi menantuku masih lebih baik" ucap Adrian sambil menyesap minumannya.
"Oh ya by the way selamat akhirnya anda bisa berjalan lagi, pasti butuh perjuangan keras" ucap George.
"Anda benar, semangatku bertambah semenjak aku memiliki cucu"
"Aku pernah bertemu dengan cucu anda yang menggemaskan itu" Adrian tersenyum memang phoe sangat menggemaskan, seandainya dia tahu kalau Phoe juga cucunya, pikir Adrian.
"Maaf aku harus kembali ke sisi papaku" ucap Kiara mengakhiri dansanya
"oh Iya silahkan" Daniel tersenyum berjalan keluar dari lantai dansa.
"Sudah malam sayang sebaiknya kita pulang" ajak Adrian pada putri semata wayangnya.
"baik papa, tapi Kiara ke toilet dulu" ucap Kiara dan di angguki oleh Adrian.
Kiara buru-buru masuk toilet Karena dia harus segera menuntaskan hajatnya.
"Halo vano apa kau sudah makan nak?" terdengar suara yang tidak asing saat Kiara berjalan menuju wastafel.
"Iya mom nanti Vano pasti makan, kapan mommy pulang"
Deg
"Suara itu! El" Kiara berlari masuk ke dalam toilet lagi saat suara mom Anna semakin mendekat.
"Baiklah sayang jaga kesehatan ya, ingat jangan terlalu banyak berpikir" ceramah mom Anna panjang lebar.
" Baik mom, I love you"
"I love you my baby" Anna mematikan sambungan teleponnya mencuci tangan dan keluar dari toilet.
Kiara menangis menutup mulut, sungguh dia sangat merindukan suara itu
"apa yang terjadi denganmu El, kenapa kau tidak mencariku" lirihnya dalam tangis.
"Kiara! Apa kau masih di dalam" teriak papa Adrian dari luar toilet,
karena merasa Kiara pergi terlalu lama akhirnya Adrian memutuskan menyusul Kiara ke toilet.
"Iya papa" Kiara menyeka air mata dan keluar dari toilet.
"Maaf pa Kiara lama" ucap Kiara.
"Kau kenapa sayang?" tanya Adrian melihat mata kiara yang sembab.
"Sebaiknya kita bicara di rumah papa, aku merindukan Phoe" ucap Kiara melingkarkan tangannya di lengan Adrian, mengajak pria paruh baya itu keluar dari Hall.
"Sungguh mencurigakan" ucap Anna yang ternyata masih ada di dalam toilet.
Saat melihat Kiara masuk kamar mandi Anna sengaja menghubungi Elvano, ternyata keberuntungan berpihak padanya, hanya sekali panggil Elvano langsung mengangkat teleponnya.
Anna melihat Kiara kembali masuk ke dalam toilet, setelah mematikan teleponnya samar-samar dia mendengar suara isak tangis dan Anna masuk ke dalam toilet saat mendengar teriakan Adrian.
"Honey kenapa lama sekali?" tanya George menghampiri Anna.
"Aku sedang menyamar jadi detektif"
George mengerutkan keningnya mendengar pernyataan istrinya.
"Ayo pulang" Anna berjalan sambil tersenyum karena dia sudah mendapatkan clue dan akan memikirkan sebuah rencana.
Setelah berpamitan pada tuan rumah Adrian membawa Kiara keluar dari hotel dimana mobilnya sudah menunggu di depan lobi.
Kiara memalingkan wajahnya ke arah jendela air mata kembali lolos membasahi pipinya.
"Sayang, Kiara" panggil Adrian
"Are you oke?" Kiara memalingkan wajah pada Adrian dengan air mata yang kian deras. Adrian membawa putrinya dalam pelukannya.
"Ada apa sayang? Apa yang membuatmu seperti ini?" Tanya Adrian bingung tiba-tiba putrinya menangis.
"Elvano papa.. Elvano.. tadi Kiara mendengar suaranya dia terdengar baik-baik saja, tapi kenapa dia tidak mencari Kiara pa, apa Elvano sudah melupakanku" racau Kiara dalam tangisnya.
"Kita akan mencari tahu sayang, Kau bersabar ya, kau harus kuat" Adrian mencoba menenangkan Kiara.
"Hapus air matamu sayang, kau tidak ingin Phoe melihat kesedihanmu Kan?" Kiara mengangguk dan menghapus air matanya.
setelah tiga puluh menit perjalanan Roll Roy's itupun memasuki pintu gerbang mansion Wijaya.
Sopir membukakan pintu untuk majikannya, Kiara Keluar terlebih dahulu di ikuti Oleh Adrian.
"istirahatlah dulu sayang" Adrian mencium puncak rambut Kiara saat mereka sudah berada di tangga. Kiara mengangguk dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Kiara melempar tasnya sembarangan, melepas gaunnya lalu masuk ke kamar mandi mengguyur seluruh tubuhnya dan menangis sejadi jadinya dalam guyuran air shower.
Selama satu jam Kiara meringkuk di bawah guyuran air dia mematikan kran mengambil bathrobe dan keluar kamar mandi.
Setelah memakai piyama tidur dan mengeringkan rambutnya Kiara keluar kamar menuju kamar Phoe.
terlihat Phoe tidur pulas bahkan dia tidak merasakan pergerakan disampingnya.
"Apa kau tidak ingin tau tentang anak kita El" Kiara membelai rambut Phoe.
"Kau tahu! dia sangat merindukan daddynya, sangat ingin bertemu daddynya, apa kau tidak merasakan kehadirannya El" Kiara mencium kening Phoenix merebahkan diri dan memeluknya erat putranya. Kemudian dia pun tertidur di kamar Phoe.
Bersambung
Terima kasih sudah singgah,, jangan lupa tinggalkan jejak ya,, I love you all☺️🙏
😀😀😀
semoga seru ceritanya /Kiss/