NovelToon NovelToon
Jadikan Aku Selingkuhan Mu Ya... OM!

Jadikan Aku Selingkuhan Mu Ya... OM!

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cerai / Romansa
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: LaQuin

Ranti terpaksa harus mengakhiri pernikahannya dengan lelaki yang ia cintai. Niat baiknya yang ingin menolong keponakannya berbuntut peperangan dalam rumah tangganya.

Lalu bagaimana akhir dari cerita ini?
Yuk kita simak ceritanya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25. Nikmat Yang Tak Terbantahkan

Bab 25. Nikmat Yang Tak Terbantahkan

Pov Author

Hari-hari berjalan seperti sedia kala bagi Ranti yang sudah terbiasa di tinggal Pram bekerja di luar kota. Namun tidak biasa bagi Pram dan Menur yang sekarang saling berbagi keseharian melalui pesan singkat tanpa sepengetahuan Ranti.

Menur sudah berencana untuk mengunjungi tempat tinggal Pram disana. Ia akan beralasan menginap di kosan temannya akhir pekan nanti.

Demikian Pram pun juga berencana membuat alasan untuk tidak pulang minggu ini karena sibuk. Dan Ranti akan diminta untuk mengunjunginya kesana seperti sebelumnya.

Pram yakin Ranti akan menolak. Karena ia pun pernah meminta untuk kedua kalinya kesana, namun Ranti mengatakan kalau lebih baik pertemuan mereka di tunda saja, atau Pram yang pulang saja.

"Jadi mas tidak pulang minggu ini?"

"Ya sayang maaf. Tapi apa tidak bisa kamu saja yang kesini. Setelah itu, Mas lagi yang akan kesana."

"Minggu ini kebetulan salah satu rekan kerjaku mengadakan acara di rumah barunya Mas. Dia sudah mengundangku jauh-jauh hari. Tidak enak rasanya kalau tidak jadi pergi. Padahal tadinya kalau Mas pulang, kita bisa pergi sama-sama."

"Oh, begitu. Maaf Mas tidak bisa pulang sayang."

"Tidak apa Mas. Kita bisa bertemu lagi minggu berikutnya."

Begitu lah pembicaraan Pram bersama Ranti di telepon yang membuat Pram begitu senang meski Ranti tidak bisa melihat wajah Pram yang berseri-seri.

Rencana Pram dan Menur berjalan dengan mulus. Tiba di hari sabtu yang di tunggu, Menur benar-benar datang menemui Pram.

Sambutan pelukan hangat penuh kerinduan terbentang begitu Menur masuk ke dalam mess itu. Tak lagi sungkan Menur meletakkan tasnya begitu saja dan melompat ke arah Pram. Mendekap tubuh Pram dengan mengangkat kedua kakinya dan dililitkan di pinggang Pram.

Pram memeluk tubuh Menur agar tidak jatuh. Mereka pun melepas kerinduan dengan berciuman dan saling bertukar saliva.

Tubuh Menur di gendong menuju kamar, dan di rebahkan dengan perlahan tanpa sedetik pun ciuman mereka terlepas. Di tempat tidur mereka lebih leluasa memuaskan hasrat mereka yang tertunda selama ini oleh dinding pemisah yaitu jarak dan Ranti.

Napas keduanya terengah-engah saat keduanya melepaskan ciuman mereka. Baik Pram maupun Menur sudah merasakan tegang di area bawah mereka.

"Kamu tidak lelah sayang?" Tanya Pram sembari menepikan anak rambut di wajah Menur.

"Tidak Om, rasa rinduku belum tertuntaskan."

Pram terkekeh. Gadis muda yang begitu liar di depannya ini tidak pernah menutupi apa yang ia rasakan. Dan Pram menyukainya keberaniannya itu.

"Sebentar, Om kunci pintu dulu."

Pram melangkah meninggalkan kamar dan menuju pintu utama untuk menguncinya. Sedangkan Menur bergegas beranjak mencari kamar mandi dan membersihkan dirinya.

"Loh, sayang... kamu mandi?" Tanya Pram setelah tidak menemukan Menur di kamar malah terdengar guyuran air di kamar mandi.

"Sebentar Om, biar seger." Jawab Menur dari dalam kamar mandi.

Pram terkekeh tanpa suara. Lalu ia mengambil tas Menur dan membawanya ke kamar. Pram duduk di atas tempat tidur sambil memeriksa handphone, apakah ada pesan dari sang istri untuknya.

Ali-ali tidak menumbuhkan pesan sang istri Pram membuka media sosialnya dan melihat apa saja yang unggah followernya.

Sedang asik melihat handphone, Pram tidak sadar akan kedatangan Menur yang tanpa suara. Tiba-tiba saja Menur mendorong tubuh Pram hingga pria itu terbaring di tempat tidur.

Pram tercengang melihat Menur. Bukan tercengang karena bingung melainkan tercengang akan keindahan Menur yang begitu menggoda.

Ya, Menur sedang polos sekarang dan berada di atas Pram. Dua bukit menggantung indah di dadanya seakan-akan sudah meminta untuk di jamah.

"Sayang..."Panggil Pram sayu penuh hasrat.

Sudan pasti di bawah sana pusakanya sudah meronta-ronta.

Pram melepaskan handphonenya begitu saja dan menarik tengkuk Menur dan melahap bibir tipis kemerahan itu dengan rakus. Tangannya bergerilya di bukit indah Menur yang menggantung dengan bentuk sedikit berbeda dengan milik Ranti.

Berbeda dengan Menur yang perlahan melucuti pakaian Pram yang sedang menggunakan baju model kemeja tipis. Bahkan celana pendek Pram pun tidak A singkirkan dengan jemari kakinya.

Sesuatunya menggunung di bawah sana sudah menggeliat bangun dan menampakkan diri. Pram yang terus terbayang milik Menur saat mengintip gadis itu masturbasi sudah tidak dapat menahan hasratnya yang melambung tinggi sehingga ia merubah posisi dengan Menur berada di h bawahnya.

Pram mulai turun menciumi setiap inci tubuh Menur sehingga Menur menggeliat merasakan sensasi yang selama ini hanya ia bayangkan saja. Nyatakan di sentuh langsung dengan orang tercinta membuatnya lebih mabuk kepayang.

"Pelan-pelan ya Om. Hanya jari saja yang pernah masuk kesana."

Pram terkekeh mendengar permintaan Menur di sela-sela gairah mereka.

"Om akan pelan-pelan sayang."

Dan mereka pun melakukannya.

***

Di tempat yang berbeda. Entah kenapa Ranti merasa gelisah sejak pulang kerja. Pikirannya hanya tertuju kepada sang suami yang jauh disana.

Ranti takut terjadi sesuatu yang buruk kepada Pram, dan akhirnya mencoba menelepon suaminya itu.

Panggilan telpon terhubung namun tidak di angkat. Ranti mencoba lagi dan panggilan darinya itu tetap tidak di angkat. Berkali-kali Ranti mencoba namun hasilnya tetap sama. Ia pun menjadi semakin gelisah dan perasaannya semakin tidak menentu.

Ranti membuang napas berat. Tidak pernah terjadi sebelumnya seperti ini. Perasaan yang membuatnya gundah semakin membuatnya berpikir sesuatu telah terjadi kepada Pram, apalagi lelaki itu tidak mengangkat telepon darinya.

Bagaimana mungkin Pram yang sedang memacu ke puncak asmara mengangkat telepon darinya. Apalagi milik Menur begitu luar biasa sempit yang sudah lama tidak Pram rasakan lagi kepada Ranti. Tentu Pram tidak akan mengendurkan hasrat yang nyaris memuntahkan bahan pokok penghasil generasi berikutnya.

Keduanya terbaring terlentang begitu puncak telah di raih. Dengan keringat yang membasahi tubuh dan napas yang masih terengah-engah, Pram meraih handphone dan melihat siapa yang menelpon.

7 panggilan tak terjawab dari Ranti serta 10 pesan yang menunggu untuk di baca. Pram menelan salivanya, karena tidak biasanya istrinya seperti ini. Ia pun membaca satu persatu pesan yang dikirimkan kepadanya.

Sedang masih menggenggam handphonenya, panggilan dari Ranti berdering kembali. Pram pun mencoba mengangkat telponnya dan ingin tahu, kenapa sang istri terlihat begitu cemas setelah membaca pesan singkat yang di kirim.

"Assalamualaikum, sayang..."

Mendengar Pram menyebut sayang, mata Menur yang tadinya terpejam sesaat karena lelah, mendadak jadi terbuka. Ia tahu kalau yang menelpon adalah Tante, Ranti.

Menur bangun dari rebahannya dan dengan santainya duduk di atas milik Pram yang setengah sadar dan mulai pingsan. Ia tidak mau kehilangan perhatian Pram meski Pram sedang menelpon istrinya.

"Waalaikumsalam. Mas tidak apa-apa? Kenapa tidak mengangkat telpon dariku?"

"Maaf sayang, aku tadi sedang buang setoran. Dan handphone ku letakkan di kamar."

"Pantas saja suara Mas terdengar sedikit tersengal-sengal. Mas lari ya dari kamar mandi ke kamar?" Tanya Ranti yang tahu posisi kamar mandi di mess suaminya itu terletak di ujung rumah.

"Ya sayang."

Terdengar Ranti menghela napas panjang yang menandakan perasaannya sedikit lega.

Ranti tidak tahu, bawah Pram yang menerima telponnya sedang meremas bukit indah milk Menur yang sedang menggesek-gesekan sesuatu di bawah sana untuk bangun dengan posisi tegap dan siap untuk berpacu lagi.

Bersambung...

Jangan lupa like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

1
D͜͡ ๓KURNI CACAH
Pram nya lagi sibuk belah duren RAN jadi gak usah hawatir 😁kok sakit ya jadi Ranti
⠀⠀ ⠀ ⠀⠀⠀ ⠀ ⠀ ᴿᵅʸʸᵅ𒈒⃟ʟʙᴄ 𝐙⃝🦜
kau nikmatilah menur sekarang pram, sampek kau tega mengabaikan tlp istrimu sendiri, sumpahhj kesel aku sma kau pram 😤😤😤
klo sama menur jangan di tanya lagi, dari ibunya masih ada aja aku udah kesel kali
Wati Nanda
omg omg omg🤦‍♀️🤦‍♀️
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
nauudzubillahiminzdalikkk
☠ᵏᵋᶜᶟぁん🏘⃝Aⁿᵘ𒈒⃟ʟʙᴄ
bersenang² lah tunggu karna kalian kemudian
☠ᵏᵋᶜᶟぁん🏘⃝Aⁿᵘ𒈒⃟ʟʙᴄ
pram dudul barang berharga milik Ranti kn udah kamu acak² , gk mungkin lah bisa utuh lagi kek punya si menur 😤😤😤
ǟʟʏǟ_🏘⃝Aⁿᵘ
aahhhhhh nooooo ahhh tidak😩😭🤣🤭🏃‍♀️
ǟʟʏǟ_🏘⃝Aⁿᵘ
apa yang yang digigit🙈mom bikin neng penasaran😫
ǟʟʏǟ_🏘⃝Aⁿᵘ
pram lagi menikmati surga-Nya dunia bersama daun muda😩😭
ǟʟʏǟ_🏘⃝Aⁿᵘ
bobo aja ,takut ikutan tegang🚶‍♀️
ǟʟʏǟ_🏘⃝Aⁿᵘ
ya salam menur ga takut dosa😭
ǟʟʏǟ_🏘⃝Aⁿᵘ
boleh di coba nih, ehhh🤣🤭🏃‍♀️
ǟʟʏǟ_🏘⃝Aⁿᵘ
apa yang di lilit, neng ga paham apa yg dililit😩🤭🤣🏃‍♀️
ͩ🏘⃝Aⁿᵘ Md. Wulan ᵇᵃˢᵉ🍻🍇
kau akan menyesal Pram setelah kehilangan Ranti, Menur emng enak kau jadikan mainan,tapi gak pantes dijadikan istri 🙄
ͩ🏘⃝Aⁿᵘ Md. Wulan ᵇᵃˢᵉ🍻🍇
Menur bener bener ya pelakor 🤣
ͩ🏘⃝Aⁿᵘ Md. Wulan ᵇᵃˢᵉ🍻🍇
iyalah pasti Menur lebih menggigit dan menjepit ya🙄
ͩ🏘⃝Aⁿᵘ Md. Wulan ᵇᵃˢᵉ🍻🍇
suami lagi memadu kasih Ranti,dan membagi hati dan raganya untuk ponakan mu,🥱
ͩ🏘⃝Aⁿᵘ Md. Wulan ᵇᵃˢᵉ🍻🍇
wah kalian udh diluar batas ini
ͩ🏘⃝Aⁿᵘ Md. Wulan ᵇᵃˢᵉ🍻🍇
kalian mau ngapain itu 🤔
ͩ🏘⃝Aⁿᵘ Md. Wulan ᵇᵃˢᵉ🍻🍇
wah wah kucing dikasih ikan , langsung atuh dicaplok ya🙈
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!