Bercerita tentang seorang anak laki laki sederhana yang bernama Eric yang di tinggal kedua orang tuanya dari kecil, dan kini ia sudah beranjak SMA, dia tidak tau tentang percintaan, mampukah Eric mendapatkan cinta wanita idaman sekolah itu dan mendapatkan cinta pertamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kazumifx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alamat peninggalan sang nenek 2
Eric kini sudah sampai di stasiun kereta, dan siap untuk berangkat ke alamat yang sudah tertera di kertas itu, tiket sudah ia dapatkan dan ia sekarang berada di dalam kereta, perjalanan yang cukup memakan waktu jadi ia tertidur di kereta.
Setelah beberapa jam, sampailah di kota tujuan nya, ia membuka ponselnya dan mencari letak tempat alamat tersebut.
"Jauh juga ya, gapapa deh banyak tranportasi umum disini"
Eric naik kendaraan umum, dan setelah memakan waktu beberapa jam, ia sampai di tempat yang selama ini ia cari
"Rumah? Jadi alamat yang ada di kertas ini adalah rumah?" ucap Eric.
Eric perlahan menuju rumah itu dan mengetuk pintu
"Tok tok, permisi"
"Tok tok"
Setelah mengetuk pintu, keluar lah seorang perempuan yang umurnya beda setahun dengan Eric, perempuan itu bernama Nadya.
"Anuu, kakak siapa ya?" ucap Nadya.
"Saya Eric, apa benar ini rumahnya pak Hendrik?" tanya Eric.
Di alamat yang Eric bawa, terdapat tempat dan nama yang tertulis di kertas nya itu, nama saya tertera adalah Hendrik.
"Iya betul, kakak siapa ayah saya ya?" ucap Nadya
"Oh Ade putri nya ya, maaf ganggu tapi ayah nya ada ga?" ucap Eric
"Ayah saya kerja kak, dan pulang nya pasti sore jam 4." ucap Nadya
"Sekarang jam 12, masih lama ya" ucap Eric sembari melihat jam di ponsel nya.
"Anu, maaf saya malah diemin kakak di luar, mau masuk dulu sambil nunggu ayah saya pulang?" ucap Nadya.
"Anu maaf, di dalam rumah ada siapa emang?" tanya Eric.
"Ada pembantu saya kok." ucap Nadya
"Oh yaudah, permisi." ucap Eric sembari melangkah masuk ke dalam rumah.
Eric duduk di kursi yang sudah di sediakan, saat duduk ia sembari melihat sekeliling rumah yang cukup mewah.
"Rumah nya keren banget." ucap Eric
"Bibi tolong ambilkan minuman ya." ucap Nadya menyuruh ke salah satu pembantu nya.
"Ga perlu repot-repot kak."
"Udah gapapa, ngomong ngomong kakak asal nya darimana?" tanya Nadya
"Saya dari kota Jakarta" ucap Eric
"Waduh, jauh banget dong kesini, emang ada perlu apa sama ayah saya." ucap Nadya
"Nenek saya meninggal, dan dia meninggalkan kertas berisikan alamat, dan aku penasaran." ucap Eric
Setelah lama mereka mengobrol, waktu menunjukkan pukul 4 sore, dan suara pintu terbuka.
Masuklah seorang pria berjas rapih sambil mengopong tas kantor nya.
"Ayah" ucap Nadya sembari berlari memeluk ayahnya.
"Hey sayang, maaf ayah telat." ucap Hendrik sang ayah.
"Hallo om." ucap Eric
"Kamu siapa?" tanya Hendrik
"Saya Eric om, saya dari Jakarta" ucap Eric.
"Eric ya, mau apa kesini." ucap Hendrik dengan tegas.
"Ada yang mau saya tanyakan om " ucap Eric
"saya tidak tidak ada waktu untuk meladeni anak sepertimu, pergilah dari sini." ucap Hendrik dengan tegas.
"Saya mohon om, 15 menit saja setelah itu saya akan pergi." ucap Eric
"Dimana kedua orang b*doh itu." ucap Hendrik
"Maksudnya om?"
"Si Arini dan Hendra." tanya Hendrik.
"Mereka berpisah om, saya sudah di tinggalkan mereka sejak saya menginjak kelas 2 SD dan sampai sekarang saya tidak pernah bertemu dengan mereka lagi." ucap Eric.
Arini dan Hendra adalah nama orang tua Eric seperti namanya. Hendra dan Hendrik adalah saudara kandung, saat Eric berumur 1 tahun. Hendra dan Hendrik memiliki konflik sehingga sampai saat ini, Hendrik sangat membenci orang tua Eric.
"Om kenal sama orang tua saya?" tanya Eric
"Duduklah, akan ku ceritakan semuanya kepadamu." ucap Hendrik.
"Orang tuamu dulu, mengambil semua harta ku, dan memfitnah ku sekolah aku yang salah di situ, saat itu istri om sedang hamil dan om bingung waktu itu, kami di usir dari tempat tinggal kami, kalo tidak salah saat itu kamu berumur 1 tahun, itulah alasan om sangat membenci mereka, tapi om tidak membenci mu, karena kamu tidak tau apa apa tentang masalah ini." ucap Hendrik
"Maaf om tadi sempat tegas sama kamu." ucap Hendrik lagi.
"Begitu yaa, saya baru tau kalo kedua orang tua saya bisa sejahat itu, saya juga minta maaf om, atas perlakuan mereka." ucap Eric sambil menunduk kan kepalanya.
"Tidak apa apa, lagian om sekarang sudah bahagia, om tidak mau memikirkan harta yang sudah hilang, sekarang sudah ada gantinya." ucap Hendrik
"Ngomong ngomong gimanaa sekarang keadaan ibu saya, sudah beberapa kali saya ingin bawa dia kerumah ini tapi dia menolak nya." ucap Hendrik lagi.
"Nenek?" dia sudah tenang di peristirahatan terakhir nya om." ucap Eric
"Hah?kok tidak ada yang memberi tahu om mengenai itu, nanti antar om ke makam nya, om sangat rindu kepada ibu om." ucap Hendrik sambil mengeluarkan air mata nya.
"jadi sekarang kamu tinggal sendiri, dimana kamu dapatkan uang untuk kebutuhan sehari-hari kamu, apakah dari Hendra ayah mu?" tanya om Hendrik.
"Iya om, saya sendiri di rumah nenek, untuk biaya makan sehari hari, saya kerja sampingan sambil sekolah om, lumayan cukup kok buat kebutuhan sehari-hari saya." ucap Eric
"Gimana kalo kamu tinggal disini sama om, dan sekolah pun pindah kesini, nanti kamu tidak perlu kerja lagi, fokus sama sekolah kamu dan setelah lulus, kita urus kantor bareng bareng." ucap Hendrik.
Eric sempat merenung mengenai tawaran yang Hendrik berikan, ia sangat ingin menikmati masa muda seperti anak sekolah lain nya, tidak perlu bekerja dan menikmati sekolah.
tapi dari sisi lain, ia tidak ingin meninggalkan rumah yang ia tempati dari kecil, dan sekolah nya yang menurut ia sangat nyaman.
Seketika muncul senyuman Bella yang terlintas di pikiran nya.
"Hah apasih, kok dia muncul." gumam nya dalam hati.
"gimana? Ini sebagai tanda terimakasih om karena kamu sudah mengurus nenek ibu om." ucap Hendrik.
"Itu sudah tugas saya sebagai cucu nya." ucap Eric
"untuk tawaran om, mungkin saya akan pikiran lagi, saya cukup bimbang om." ucap Eric lagi.
"Gini saja, om punya toko kue yang sederhana dan sekarang tidak dipakai, kamu urus saja toko itu, soal modal nanti om modalin, untuk pendapatan nya, kamu saja yang simpan, lokasinya juga ga terlalu jauh dari rumah nenek, gimana?." ucap Hendrik.
"Serius om?boleh om, saya akan urus toko itu dengan sebaik-baiknya." ucap Eric yang senang sekali
"dan itupun ada rumah nya loh, kamu bisa bawa barang barang kamu pindah ke rumah yang ada di toko itu." ucap Hendrik.
"makasih om." ucap Eric yang senang akan pemberian Hendrik.
Eric memutuskan untuk menginap di rumah Hendrik dan besok nya ia akan pulang dan mulai mengurus toko kue sembari mengantar Hendrik untuk ke makam sang nenek.
Ke esokan hari nya, Eric tidak masuk sekolah, Hendrik dan Eric pergi ke makam sang nenek dan lanjut ke toko kue nya Hendrik.
"Ini dia toko kue nya, sudah 1 tahun om tutup karena om tidak punya waktu. Jadi kamu urus saja ya." ucap Hendrik.
"Baik om, saya akan urus dengan baik."
"Kalo gitu om pamit ya, om mau ke kantor, nanti om main kesini."
Setelah kepergian Hendrik, Eric memasukkan barang barang yang sudah di ambil dari rumah lama nya ke rumah baru, meskipun sedikit sulit untuk Eric meninggalkan rumah itu, tapi ini semua demi masa depan nya.
Sementara itu di sekolah Bella yang melihat bangku Eric kosong.
"Dia kemana sih." ucap Bella.