Kisah Cinta seorang santri yang bernama Shifa Assyabiya, masuk pesantren atas dasar keinginan orang tua nya. dan mulai hidup baru nya di pesantren yang jauh berbeda dengan kehidupan bebas nya selama ini.
Lambat laun ia mulai menjalani nya dengan tawakal, setelah bertemu dengan Faisal Gauzali putra dari pemilik pesantgren Al kautsar yang biasa di panggil gus.
Akan kah cinta mereka bisa bersatu..?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
\**Kebahagiaan tidak akan pernah datang kepada mereka yang gagal menghargai berkat yang sudah mereka miliki . ucapkan Alhamdulillah setiap saat dalam hidup* \*
Keesokan harinya, para santri sudah sibuk melatih kemampuan nya untuk mengikuti setiap lomba yang mereka ikuti.
Dan hari ini sudah dilakukan persiapan tempat untuk lomba di madrasah umum.
Lalu Syekh Achmad, umi Halimah dan Gus Faizal juga sudah siap sebagai juri nya.
"Malam ini lomba ada dulu ya Vi,,? tanya tiara.
"Aku juga tidak tau, coba nanti kita tanya sama Nindi" jawab Tiara.
Sementara itu Shafia dan Nindi saat ini tengah berasa di luar pesantren, karena Shafia meminta Nindi untuk menemani nya ke laundry.
Di tempat laundry Shafia terpaku melihat pemandangan yang tidak pernah ia alami, saat itu pemilik laundry itu itu tengah bercengkrama dengan keluarga nya yang terdiri antara Ayah, Ibu dan anak, yang di perkiraan usianya sama dengan Shafia.
Sepasang suami istri paruh baya itu tengah menyambut putri nya yang baru saja pulang dari kota untuk melanjutkan pendidikan nya di sana.
Tak terasa, mata nya mulai berkaca kaca. dan itu membuat Nindi sebagai teman nya merasa heran dengan Sahabat nya yang satu ini, yang ia anggap sedikit aneh.
Bagaimana tidak, baru beberapa hari yang kalau Nindi melihat Shafia tiba-tiba menangis sesegukan saat mengikuti kajian yang di isi Gus Faizal malam itu, dan sekarang ia juga tiba-tiba meneteskan air mata tanpa sebab. Membuat Nindi semakin di buat bingung dan juga penasaran.
"Apa kamu tidak betah tinggal disini" tanya Nindi mulai penasaran.
"Alhamdulillah aku betah disini"
"Lalu kenapa kamu tiba-tiba menangis seperti ini? sudah beberapa kali ini aku melihat kamu yang tiba-tiba menangis tanpa sebab" ujar Nindi.
"Tidak papa, aku hanya tiba tiba ingat keluarga ku sana, aku rindu mereka. sejak aku diantar kesini, mereka belum mengunjungi ku lagi sampai sekarang" ucap Shafia sambil terisak karena sudah tidak kuat menahan rasa sesak nya.
Nindi merangkul Shafia, membawa nya untuk duduk di kursi yang ada dibawah pohon di depan rumah sang pemilik laundry.
"Sudah Jagan menangis, kalau kamu rindu keluarga. kamu bisa menghubungi mereka melalui telepon yang disediakan oleh lihat pesantren" ucap Nindi berusaha memberikan semangat.
"Kalau soal itu, aku sudah tau. aku juga pernah ingin menghubungi keluarga ku, tapi aku urungkan"
"Kenapa"? tanya Nindi.
" Karena aku ingin orang tua ku yang terlebih dulu menghubungi ku Nin, sejak orang tua ku mengantarkan ku kesini mereka belum juga menghubungi ku sampai sekarang"
"Yang sabar ya, mungkin mereka memiliki alesan mengapa tidak menghubungi mu"
Shafia berfikir sejenak, apakah mungkin Ayah nya sesibuk itu hingga dia tidak ada waktu untuk menghubungi nya.
Padahal waktu ia masih sekolah dan pulang terlambat saja akan langsung menghubungi nya karena menghawatirkan nya.
Begitu juga dengan Ibu nya, kenapa juga tidak menghubungi nya, apa mungkin Ayah nya tidak memberitahu perihal dirinya sekarang tinggal di pesantren.?
"Sha...? Shafia..? tanya Nindi.
Seketika panggilan Nindi membuyarkan lamunan nya.
" I-iya Nin, aku hanya sedang berfikir apakah sesibuk itu orang tua ku sampai sampai lupa menghubungi anak nya" ucap Shafia kembali berderai air mata.
"Setidaknya kamu masih beruntung Sha.. masih ada orang tua, mungkin mereka sengaja tidak menghubungi mu agar kamu betah tinggal disini. lain dengan ku yang tidak ada orang tu,,a" ucap Nindi terpotong, ia mulai berkaca kaka.
Melihat hal itu membuat Shafia penasaran dengan kata kata itu.
"Kamu tidak punya orang tua? maksud kamu"? Tanya Shafia.
"Iya, setahun yang lalu orang tua ku meninggal bersamaan hanya dalam kurun satu minggu" ucap Nindi tangan nya bergetar.
"Dan sejak saat itu, alhamdulillah aku jadi betah tinggal disini. selain aku tidak punya orang tua, aku juga tidak punya tempat untuk pulang.
Aku disini bisa terus terbawa dengan hal hal positif dan kegiatan positif" ucap Nindi dengan air mata yang menetes.
Setiap ia mengingat orang tuanya yang sudah tiada, ia sangat ingin menangis di tempat yang sepi.
Tapi ia berusaha menahan tangis nya, Nindi menghela nafas perlahan dan kemudian tersenyum pada Shafia.
Ia berusaha untuk tidak berbagi kesedihan itu kepada orang lain cukup hanya dirinya saja.
"Oh maaf, aku tidak bermaksud.... " ucap Shafia merasa bersalah menanyakan hal itu pada Nindi.
Nindi mengangguk dan tersenyum pada Shafia.
"Ayo, kita kembali ke pesantren" ajak nya yang langsung di setujui Shafia.
* * * * * *
Malam tiba, lomba akan segera di mulai dalam beberapa menit lagi.
Para juri pun sudah duduk di kursi masing-masing.
"Baik, Untuk malam kali ini. kita akan langsung memulai perlombaan yang pertama ya itu Qiro'ati Qur'an.
Dan mari kita mulai perlombaan ini dengan membaca Bismillahirrahmanirrahim bersama sama" ucap panitia pembawa acara.
Lalu lomba di mulai dan panitia sudah mulai memanggil setiap peserta yang mengikuti lomba.
Satu persatu peserta lomba mulai menampilkan bakat nya masing masing, dari mulai peserta pertama hingga peserta terakhir.
Pukul sebelas malam, lomba pertama selesai dilaksanakan.
Dan penilaian para juri sudah di Terima dan juga di diskusikan siapa saja pemenangnya yang akan di umum kan nanti pas acara isra mi'raj.
"Alhamdulillah selesai juga" ucap Nindi.
Para panitia masih di dalam madrasah, sedangkan santri yang lain sudah kembali ke asrama masing-masing untuk beristirahat.
"Untuk lomba selanjutnya apa besok"? tanya Syekh Achmad.
"Besok lomba Dakwah Syekh" jawab ustadz Amar.
"Bagaimana? banyak peserta yang ikut lomba"?
" Alhamdulillah banyak Syekh "
"Kalau untuk peserta santri putri gimana apakah banyak juga"?
" Sejauh ini, alhamdulilah banyak Syekh. sekitar 30 orang peserta yang ikut " jawab ustadzah Zahra.
"Baiklah, ini keputusan pemenangan lomba malam ini kamu pegang Mar"
"Baik Syekh" jawab ustadz Amar dengan sopan.
Setelah menyerahkan hasil pemenang lomba, Syekh Achmad beserta Umi Halimah dan Gus Faizal kembali ke ndalem.
Sebelum mereka meninggalkan madrasah, para santri yang bertugas sebagai panitia lomba bersalaman pada Syekh Achmad dan Umi Halimah.
"Silakan kalian boleh kembali ke asrama, sudah tengah malam istirahat lah" ucap Gus Faizal sebelum meninggal kan madrasah.
" Baik Gus" jawab semua panitia.
Semua panitia mulai meninggal kan madrasah, mereka kembali ke kamar nya masing-masing.
Nindi masuk ke kamar melihat kedua teman nya sudah tertidur pulas, hanya Shafia lah yang belum tidur dan masih memegang buku nya.
"Sudah selesai Nin"? tanya Shafia begitu sahabat nya masuk kamar.
" Alhamdulillah sudah, kenapa belum tidur"?
"Ya kan aku nungguin kamu"
"Ya sudah ayo istirahat"
Tidak perlu lama akhirnya keduanya sudah masuk ke dalam alam mimpi.
\**Percayalah pada Allah ketika segala sesuatu nya tidak sesuai dengan keinginan mu, Allah memiliki rencana yang lebih baik untuk dirimu*"
ditunggu session duanya, anaknya kembar buat kejutan abi n uminya.
end loh ini?
baik lah ...mksh ya kk ceritax
" mengejar cinta Allah, ga harus di pesantren bapak mu Gus " gitu sih