Alya Nadira adalah gadis cantik imut, ceria, humoris,jujur,dan sering membuat orang di sekitarnya tertawa,namun dibalik senyum dan keceriaannya,terpendam luka dalam dan beban berat yang ia tanggung sendiri.
kemudian datanglah 3 cowo dalam kehidupan Alya Nadira, si tukang bolos tengil tapi jujur,si jutek cuek tapi diam diam perhatian dan si ketua geng motor yang di takuti di jalanan namun sangat tergila gila pada Alya.
siapakah 3 cowo tersebut,dan siapakah diantara mereka yang bisa melihat penderitaan Alya,pada siapa kah Alya menambatkan hatinya, jangan lupa mampir baca....☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cinta liya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HISTERISNYA ALYA
Setelah mendengar ucapan sang dokter yang mengatakan,kemungkinan keberhasilan operasi sangat kecil,karna penyakit komplikasi Eni mamahnya,tak ada kata yang keluar dari mulut Alya, tubuh Alya serasa tak bertulang,semua tenaga nya seakan lenyap hanyut terbawa air matanya yang kini mengalir deras.
Albar terus menerus menanyakan apa yang di katakan dokter pada Alya,tapi hanya air mata Alya yang menjawab setiap kata Albar yang sama sekali tak Albar mengerti,yang Albar lihat di mata kakaknya ada rasa takut, sedih, putus asa,bingung.Albar terus memandang kakaknya menanti sang kata keluar dari bibir Alya penuh cemas.
"Kemungkinan mamah selamat sangat Kecil bar ..." Ucap Alya setelah sekitar 20 menit ia terdiam.
"Kenapa mama nggak pernah cerita kalau dia sakit kanker otak." Jelas Alya mengejutkan Albar.
"Mama memikul sendiri sakit dan bebannya,bagaimana bisa kita nggak tau sakit mama ..." Lanjut Alya.
"Pantas saja mamah sering sakit di kepalanya,kenapa kakak nggak sadar mama sakit parah." Lanjut Alya lagi menyesal.
Sekarang Albar mengerti apa yang dirasakan kakanya,Albar terdiam sejenak lalu melangkah ke kamar kecil,saat di kamar kecil itulah baru tangis Albar pecah,dia tak henti hentinya menyalahkan diri karna tak bisa menolong sang mama.
KEVIN SAMPAI DI RUMAH SAKIT.
"Alya ..." Kevin memanggil Alya yang tengah duduk melamun dengan air matanya tak henti henti berderai.
Alya menoleh ke arah Kevin, dengan wajah takut dan putus asa yang dapat dirasakan oleh hati Kevin.Dengan cepat Kevin melangkah menuju Alya,mendekap Alya dalam pelukannya.
"HWA .... Hik hik hik ..." Tangis Alya pun pecah dalam dekapan Kevin.
"Gue harus gimana Vin ...? Gue takut...Gimana kalau terjadi sesuatu sama mama." Ungkap Alya memeluk erat Kevin dengan Kecemasan.
"Kenapa ...? Ada apa sama mama kamu ...?"Tanya Kevin lembut.
"Kemungkinan mama selamat sangat kecil Vin, gue nggak berguna banget jadi anak." Ungkap Alya merasa sesak dan sakit di dadanya.
"Tenang Al ... Jangan gitu,kamu udah berusaha semampu kamu. Mama kamu pasti baik baik aja,yang terpenting sekarang kita banyakin berdoa saja sama tuhan.Cuman itu yang bisa kita lakuin saat ini." Ucap lembut Kevin mengusap kepala dan punggung Alya menenangkan, Alya hanya bisa menangis mendengar kata kata lembut Kevin.
Sedangkan Albar yang sudah kembali dari kamar kecil ,kini mondar mandir dengan khawatir menunggu hasil operasi yang belum keluar.
DOKTER KELUAR DARI RUANG OPERASI.
"HAH ." Alya Kevin dan Albar bergegas mendekat setelah melihat dokter keluar dari ruangan operasi.
"Gimana dok, keadaan mama kami.? " Ucap Alya penuh harap dengan cemas dan takut, begitu juga dengan Albar dan Kevin.
Dokter menggeleng ." Maaf."
DEG!
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi mamah kalian tidak selamat." Lanjut ungkap Dokter disambut tangisan Alya dan Albar yang seketika memecah keheningan rumah sakit.
"MAMA .... !! HIK HIK HIK ..."
"tak tok tak tok tak tok ...."
Suara langkah kaki cepat menghampiri Alya dan Albar.
"Albar.! Alya ...! Suara familiar terdengar menghentikan tangisan Albar dan Alya yang kini menoleh pada asal suara yang memanggil mereka.
"Ayah bawa uang buat perawatan mama kalian ...! Pekik Mahendra membawa tas berisi uang dengan langkah terburu buru penuh semangat ingin menyelamatkan istrinya.
Albar menggertakkan rahangnya,mengepalkan jemari tangannya melangkah hendak menghampiri sang Ayah,tapi dengan cepat cengkraman tangan Alya menyambar tangan Albar menghentikan langkahnya.
Dengan terkejut Albar menatap kakanya.
"DIAM." Ucap Alya dengan tatapan tajam yang tak dapat di artikan Albar, baru kali ini Albar melihat kakaknya terlihat menakutkan saat menatapnya.
Alya menyeka kasar air matanya mendekati sang Ayah tanpa senyum tanpa ekspresi apapun pokoknya datar lah,namun tatapannya tajam setajam ujung jarum.
"Papah ... Ini uang buat biaya pengobatan mama.?" Tanya Alya menatap sang Ayah dengan kelopak matanya yang sudah membengkak karna Berjam jam menangis.
"Iya sayang,papah udah dapat uang banyak buat lunas sin hutang sama biaya rumah sakit mamah." Ucap Mahendra pada putrinya penuh semangat.
"KALAU BEGITU BUAT MAMA BANGUN...!!! "
"BUAT MAMA HIDUP LAGI ... !!! " Pekik Alya dengan tatapan membunuh.
"Apa maksud kamu Al ...?" Tanya Mahendra yang kini menatap sang putri penuh hancur.
"SEMUA INI GARA GARA PAPAH ...!! ALYA BENCI PAPAH ...!! "
"PAPAH SELALU NYAKITIN MAMAH ... TERNYATA MAMAH JUGA SAKIT KANKER OTAK PAH ... !!"
"MAMAH NGGAK TERTOLONG...!!"
"BAWA UANG PAPAH ...!! ALYA NGGAK MAU PUNYA PAPAH ...!!
Pekik Alya mengguncang tubuh Mahendra dan mendorongnya,melempar tas berisi uang yang Mahendra bawa ,Mahendra jatuh terdiam dan terkejut mendengar ungkapan kata dari putrinya, Albar tertegun melihat kakaknya begitu marah, baru kali ini Albar melihat kakaknya bersikap kasar pada ayahnya.
"Mamah meninggal.?" Tanya Mahendra bangkit dengan bulir bening yang kini menetes di pipinya penuh penyesalan.
"IYA ...!! PAPAH PUAS SEKARANG ...!" Pekik Alya lagi.
"Papah bisa sembuhkan mamah, bangunin mamah , bangunin !! SEKARANG ...!" Pekik lanjut Alya semakin histeris menarik narik lengan Ayahnya menyuruhnya masuk melihat jenazah ibunya.
”BRAK ....!!"
"Alya ...! Al ... Al ....?" Teriak panik Ketiga laki laki yang kini bersama Alya,Alya jatuh tersungkur pingsan,Albar semakin panik melihat ke adaan kakaknya, dengan cepat Kevin menggendong Alya dan membawanya ke ruangan dokter,Mahendra pun membuntut di belakang.
Dokter memeriksa ke adaan Alya.dokter mengatakan bahwa Alya kelelahan ,syok berat dan terlalu cemas.Alya pun di infus dan mendapat perawatan.
Setelah mengetahui ke adaan Kakaknya sudah lebih baik, Albar mengikuti langkah sang Ayah yang kini tertuju pada ruangan sang ibu berada.
Albar bersembunyi di balik tirai penghalang, Mahendra menatap wajah sang istri yang kini sudah putih pucat layaknya sang nyawa yang telah terlepas dari sang jasad.
Air mata penyesalan yang terlambat mengalir dengan deras, nada tangisnya begitu terpukul,tersedu sedu begitu hancur, wanita yang telah berkorban begitu banyak untuk menghabiskan seluruh pengabdian dan masa depan untuk hidup bersamanya kini telah tiada.
Mahendra kembali mengingat bagaimana Eni telah mengorbankan seluruh hidupnya,bahkan meninggalkan keluarganya sendiri untuk bersamanya,tapi bukan kebahagiaan yang Mahendra berikan padanya melainkan rasa lelah sakit dan penderitaan seumur hidup Eni selama bersama mahendra yang di dapat.
Kini wanita yang di cintai ya ,yang ia sia siakan selama masa hidupnya ,telah tiada,rasa sesak dan penyesalan tak berarti lagi,Mahendra terkulai lemas dengan tangan yang menggenggam erat jemari sang istri.
Mahendra mengecup kening dan pipi istrinya."MAAFIN PAPAH MAH ...hik hik hik..." Ucapnya yang sama sekali tak membuat hatinya lega karna yang di mintai maaf sudah tak bernyawa.
"Papah suami yang kejam dan ayah yang buruk, papah pantas di benci sama Alya dan Albar hik hik ..." Lanjut Mahendra.
"Papah tadi kabur cari uang mah, buat bayar utang,dan tolongin mamah,tapi papah terlambat,dan malah buat kesalahan lebih besar." Ungkap Mahendra.
"MAAF MAAF MAAF MAH... HIK HIK HIK ..." Ucap Mahendra berulang kali pinta maaf di depan jasad istrinya.
"Albar hanya menangis dengan menahan bibir dan suaranya,berkali kali menyeka kasar air matanya,dia tak dapat marah,setelah melihat Alya mengamuk,Albar hanya berharap ayahnya akan menjadi sosok yang lebih baik setelah ini.